Friday, 14 July 2017

Cinta Bersabarlah

mungkin rasa hati bisa disembunyikan, tapi kerling mata dan garis lengkung di bibir tak bisa dipaksa untuk berhenti mengagumi pesona.
kerinduan bolehlah ditahan, namun rona merah di pipi dan kegembiraan dalam nada suara, tak mampu dibendung untuk menyatakan asmara.
itulah cinta, sebelum menikah.
ada yang bersambut, ada yang terpatah.
ada yang berakhir indah, ada pula yang hanya menyisakan airmata, meninggalkan luka.
ada yang terjaga dalam rahasia, ada yang tersibak sengaja.
apapun kelanjutan kisahnya, sungguh akan jadi berbeda manakala memasuki gerbang rumah tangga.
saat janji suci terikrarkan, saat tak ada lagi jarak memisahkan,
tak ada dosa dalam tatapan,
justru pahala dalam kemesraan,
ketika ujian dan segala tantangan membadai dalam biduk dua insan,
dan harus dihadapi dengan keteguhan janji atas nama Tuhan...

itulah dimana cinta,
membuktikan KESEJATIANNYA...

maka cinta yang sejati,
tak hilang karena sejuta perbedaan, maupun kekecewaan
ia bertambah kuat
justru karena melewati malam2 kesedihan
dan hari-hari penuh rintangan

karena hanya dengan kepahitan,
akan terasa hakikat  manis  sesungguhnya

hanya dengan kehadiran airmata,
kita bisa menghargai derai tawa sebagai mutiara

selamat datang, cinta
singgahlah disini sementara,
sampai hari terakhir memanggil salah satu dari kita,
menuju keabadian surga

***
niatnya mau bikin tulisan, eh malah jadi puisi ;p
tak apalah. kita lanjutkan.
intinya saya mau bilang,saat sudah berumah tangga, definisi dan sinyal cinta akan jauuuuuh berubah drastis dari saat kita merasakannya dulu sebelum menikah.
misalnya, inilah cinta menurut saya sekarang:
cinta adalah...saat suami saya mencari tambang jam setengah enam pagi supaya istrinya bisa menjemur pakaian (karena tali yang mengikat bambu jemuran udah sekarat)
saat ia sigap memasak tengah malam, mempersembahkan pizza anak kosan hasil karyanya agar malam kami jadi romantis
saat ia menjemput saya sepulang kerja, di tengah hujan deras dan petir yang menyambar
saat ia mau membersihkan BAB dan BAK si kecil Faza karena saya sedang sakit, atau mengantuk ;p

dan saat-saat lainnya. dimana cinta berubah dari kata benda, menjadi kata kerja (pinjem istilahnya mas salim a fillah ;)).
seperti yang dicontohkan teladan kita, Rasululullah shallallahu'alayhi wasallam. ketika beliau menjahit sendiri sandal dan bajunya, karena tak mau merepotkan sang istri. ketika beliau minta izin untuk menegakkan salat malam, walau sedang sepembaringan dengan 'aisyah ra.
itulah cinta.

jadi...kalau masih berupa rasa-rasa abstrak dalam jiwa,
tak perlulah kita umbar
jadi status-status galau yang menginspirasi banyak orang untuk menggalau (?)
bukannya untuk berbuat kebaikan
kalau masih berupa percik-percik dalam hati,
jangan pertaruhkan seluruh rasa karena bisa jadi nanti bukan dia yang berhak atasnya
jangan cari-cari seribu cara untuk mendekat dan mengikatnya,
karena jangan-jangan, nanti hanya sesal yang kita dapat.
sesal karena ternyata dilukai,
atau sesal karena melukai,
atau sesal karena kelak orang yang kita nikahi,
punya kenangan istimewa dengan orang lain sebelum kita

maka,
rasa cinta..bersabarlah...menantinya..
walau tak terlihat tapi..kuyakin cinta itu  indah
(hehe setuju sama mas Noe n LETTO ;))

terakhir, mari kita semangati teman2 kita yang istiqomah menahan rasa dan menjaga hatinya::
HIDUP JOMBLO SHALIH/AH :D

semoga sabar dalam penantiannya,
menjaga kesucian cinta,
menahan diri dari kemurkaan Allah,
demi bertemu kesejatian cinta...

SMANGKA!!!

No comments:

Post a Comment