Wednesday, 11 October 2017

Resume Kulwap Sibling Rivalry (Grup Muslimah Untirta)

[14/9 21.11] Yunda Fitrian: TAMU TAK DIUNDANG

Apa yang kita rasakan jika rumah yang semula nyaman kedatangan tamu tak diundang? Orang asing ini datang lantas tiba-tiba saja merebut simpati semua penghuni rumah.

Tak sampai di situ, sang tamu ternyata ditetapkan oleh pemilik rumah menjadi anggota keluarga baru yang memiliki hak-hak istimewa. Tidak boleh diganggu, bebas berbuat apa saja. Anggota keluarga lain harus mengalah bahkan kini diminta sigap melayani kebutuhan sang tamu.

Perasaan apa yang kira-kira muncul saat peristiwa itu terjadi?

Tentu jengkel, heran, kecewa, dan marah terhadap sosok tamu dan pemilik rumah bukan?

Ilustrasi di atas adalah gambaran dari keadaan seorang anak manakala memiliki adik baru. Sosok bayi lucu menggemaskan yang tiba-tiba merebut semua perhatian. Anggota keluarga baru yang bebas kesalahan, selalu dituruti keinginannya, dan menjadi yang paling diutamakan.

Sekarang bandingkan dengan kejadian berikut:

Di rumah yang aman dan nyaman, pemilik rumah bercerita bahwa mereka akan kedatangan tamu. Sang tamu kelak akan menjadi anggota baru dalam keluarga di rumah itu.

Pemilik rumah sebelumnya telah sering bercerita bahwa tamu ini adalah orang yang sangat menyenangkan namun perlu bantuan. Kondisi fisiknya lemah dan tak berdaya, sehingga pemilik rumah dan semua anggota keluarga perlu memberinya perhatian.

Sekalipun calon penghuni baru ini akan banyak memerlukan perhatian dan bantuan, pemilik rumah berjanji ia tidak akan mengabaikan anggota keluarga lainnya.

Terasakah perbedaannya?

Nah, ilustrasi kedua tadi adalah gambaran dari proses menyambut anggota keluarga (adik) baru yang dapat meminimalisir sibling rivalry.

Bagaimana kalau si kakak masih terlalu kecil, apakah bisa diberi pengertian seperti di atas? Jawabannya SANGAT BISA. Ada banyak cara untuk memahamkan anak bahwa ia memiliki JAMINAN KASIH SAYANG meskipun memiliki adik baru.

Jangan anggap remeh kecemburuan kakak pada adik, atau sebaliknya. Sebab Alquran pun telah memaparkan kriminalitas pertama di muka bumi ini dilatarbelakangi oleh perseteruan kakak beradik: Habil dan Qabil.

Kita juga menjumpai perseteruan senada dalam keluarga Nabi Ya’kub As. Ketika Yusuf dibuang ke sumur oleh 11 orang kakaknya karena kedengkian mereka. Dalam pandangan mereka, sang ayah pilih kasih karena telihat sangat menyayangi yusuf dibandingkan anak-anak yang lain.

Dalam ilmu psikologi, kecemburuan antara saudara kandung ini diistilahkan dengan sibling rivalry. Seandainya kita berusaha menempatkan diri pada posisi seorang anak yang baru memiliki adik, niscaya kita paham mengapa bisa terjadi sibling rivalry.

Kisah tragis seputar sibling rivalry masih berlanjut hingga hari ini. Saya terhenyak ketika mesin pencarian menampilkan hasil 136 ribu berita dengan kata kunci ‘kasus pembunuhan saudara kandung’.



Pengertian Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara sekandung, atau yang diposisikan sebagai saudara sekandung dalam satu keluarga.

๐Ÿ‘ถ๐ŸปPenyebab Sibling rivalry

Sibling rivalry muncul karena berbagai faktor seperti:

๐Ÿ’ Anak merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan anggota keluarga baru.
Tahap perkembangan anak yang menjadi kakak masih dalam fase egosentris (0-7 tahun) sehingga sangat sulit memahami sudut pandang lain tentang kehadiran anggota keluarga baru. Anak yang berada di atas usia 7 tahun pun jika tidak dipahamkan dengan baik, berpotensi memunculkan sibling rivalry yang tinggi.

๐Ÿ’Kemungkinan, anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai permainan dengan saudara mereka.

๐Ÿ’ Tidak memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga terutama waktu khusus dengan sang kakak.

๐Ÿ’  Orang tua mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.

๐Ÿ’  Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi diantara mereka.

 Saat kakak selalu harus mengalah dan disalahkan, saat itulah orang tua sedang menanam benih sibling rivalry.

 Benih kecemburuan tumbuh subur manakala tidak ada keadilan.



๐Ÿ‘ถ๐ŸปSisi Positif Sibling rivalry

Sisi positif sibling rivalry tidak akan muncul jika orang tua sebagai pemilik otoritas di keluarga tidak memahamkan dengan baik tentang kehadiran anggota keluarga baru.

Memahamkan anak tentang kehadiran anggota keluarga baru dapat dilakukan dengan cara yang sesuai tahap perkembangan anak.

Misalnya untuk anak usia 1-7 tahun dengan cerita dan imajinasi positif tentang anggota keluarga baru.

 Usia di atas 7 tahun dapat diberi pemahaman dengan bahasa yang lebih logis dan konkret bahwa mereka akan tetap disayang dan menjadi perhatian orang tua meski ada anggota keluarga baru.

 Ketika adik bayi lahir, beri selamat dan hadiah bagi kakak agar ia merasa dihargai.

Sisi positif sibling rivalry antara lain:

๐Ÿ† Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting seperti toleransi, mengelola emosi, empati.

๐Ÿ† Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif ketika kemauan diri sendiri harus tertunda.



๐Ÿ‘ถ๐ŸปMengatasi Sibling rivalry

Jika muncul indikasi sibling rivalry seperti perilaku kakak yang caper, lebih sering menangis atau marah, lebih sulit diatur, sering menjadikan adik sebagai objek eksplorasi ke arah negatif (baca: adik dijahilin), sebaiknya orang tua bercermin apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Apakah ada pemahaman yang belum tersampaikan, atau ada sebab-sebab lain yang sudah disampaikan di atas.

Setelah bercermin, orang tua dapat mencoba berbagai tips berikut:

๐Ÿฐ  Tidak membandingkan anak. Bahkan kita sendiri kesal jika selalu dibandingkan dengan orang lain bukan?

๐Ÿฐ Fokus pada kebaikan dan keberhasilan anak serta mengapresiasi sekecil apapun usahanya.

๐Ÿฐ  Menciptakan momen-momen kerjasama sehingga anak merasa dihargai, dibutuhkan, dan mendapat pengakuan.

๐Ÿฐ  Memberikan perhatian dan waktu khusus pada sang kakak.

๐Ÿฐ Selalu bersikap adil manakala terjadi konflik antar kakak beradik. Dengarkan kronologis versi masing-masing anak, lalu minta keduanya mengungkapkan perasaan. Ajak mencari solusi bersama.

๐Ÿฐ  Meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan bagi semua orang.

๐Ÿฐ  Orang tua tidak perlu langsung turun tangan ketika ada konflik, kecuali saat sudah muncul tanda-tanda akan terjadi kekerasan fisik, verbal, maupun psikologis.

๐Ÿฐ  Contoh langsung dari orang tua dalam perilaku sehari-hari adalah cara terbaik untuk mengatasi sibling rivalry.

Referensi

www.lusa.web.id/sibling-rivalry/

Widiati, Yeti. Sebening Air Perigi Ananda. Paradigma Publishing.

Penanya: yanti
Angkatan: 2013
Pertanyaan: saya alhamdulillah guru tk, kasus seperti rival sibling ini sangat berimbas di sekola. Seperti anak sangat cari perhatian dengan org2 sekolah, contoh jail ama teman, cengeng, suka pundung intinya mereka cari perhatian yang mengganggu lingkungan sosial..
Tindakan apa yang sesuai untuk anak dan orang tuanya?
[14/9 21.24] Yunda Fitrian: Sambil menunggu pertanyaan, saya sharing juga ya d rumah saya.


Setelah positif hamil ke 2 dan 3 sudah jauh2 hari saya dan suami sosialisasi ke kakak2 ttg serunya punya adik.

Juga memperbanyak peluk cium ke kakak2 setelah adik lahir, kasih kado dan selamat
[14/9 21.28] Yunda Fitrian: Subhanallah, seru ya mba jadi guru tk๐Ÿ‘ถ๐Ÿป๐Ÿ‘ง๐Ÿป

Utk anak: ajak bicara lebih sering, beri perhatian lebih banyak. Dengarkan cerita2nya, keluhannya.

Kalau sudah menjurus ke cerita ttg adik, mulai tanamkan bahwa adik bayi itu nanti bisa jadi teman main yg seru sekali, dia juga lucu lho.

Ke ortu: beri pemahaman ttg 'beratnya' berada d posisi anak, sarankan utk meluangkan waktu hanya berdua dg si kakak, lebih banyak dipuji, dipeluk dan disugesti positif
[14/9 21.31] Yunda Fitrian: Oia, ketika ada anak caper d kelas, alihkan capernya dg memberi kesempatan utk tampil/ membantu guru.

Jika capernya tdk terlalu mengganggu, ABAIKAN. Krn dg kita selalu respon, tujuan capernya tercapai dan jadi ketagihan mengulangi perbuatan capernya


 Penanya : Rasminah
Angkatan : 2006
Pertanyaan : saya ibu dr 3 orang anak, anak pertama saya berusia 8 th, ke 2
3 th 9 bln, ke 3, 2 th 3 bln.
Anak pertama saya ini sulit sekali mengalah kpd adik2 nya. Apalagi masalah makanan, kadang sulit sekali berbagi dgn adik2 nya. Namun kalo dgn temannya dia suka berbagi.
Dia juga kadang sulit dinasehati.
Apa penyebab hal ini terjadi dan bagaimana saya menghadapi sifat anak saya ini?
Terimakasih ๐Ÿ˜ƒ
[14/9 21.41] Yunda Fitrian: Subhanallah mba rasmi, tos dulu yaa kita sesama emak beranak 3 ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

Fase egosentris anak 0-7 jika belum terpuaskan bisa merambat ke usia setelahnya.

Jika sebelum 7 tahun anak sering 'dipaksa' berbagi, maka egosentrisnya bisa jadi belum terpuaskan.

Apakah si sulung mengalami perlakuan spti itu sebelum 7 th?

Kalau dg temannya mau berbagi, berarti memang kemungkinan ada rivalitas dg adik2nya.

Egosentrisnya belum terpuaskan, sama dg perilaku sulit dinasehati.

Sekarang, waktunya ayah bunda lebih banyak: Memeluk, memuji, fokus pada kebaikan si sulung.

Luangkan waktu dan beri hadiah khusus, ucapkan selamat atas kebaikan2nya.

Jika dilihat positifnya, anak mba rasmi punya potensi leadership yg tinggi๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป

Penanya: dea
angkatan : 2010
pertanyaan : kalau ada yg pernah trauma merasa di banding-banding kan sejak kecil apakah akan berdampak pd pola pengasuhan anak kelak kah teh? kalau berdampak langkah tepat apa teh yg harus diambil? cleansing semenjak masih gadis apakah efektif teh? Alhamdulillah ga pernah ngalamin sibling rivalry teh, krn anak tunggal. tp sepertinya kasus sprti diatas cukup banyak๐Ÿ˜ฌ
[14/9 22.02] Yunda Fitrian: Ini bisa bikin kulwap sendiri dea, materinya judulnya innerchild healing๐Ÿ˜ฌ

Boleh kapan2 kalo mau dibahas tuntas.

Yg kita alami, rasakan, sejak usia dini akan menjadi skema dalam pikiran: acuan dalam merespon yg otomatis keluar dlm situasi yg mirip.

Misal, waktu kecil sbg kakak harus ngalah ke adik. Setelah punya anak 2, ketika anak rebutan, otomatis respon yg keluar adl menyuruh kaka mengalah, karena itu yg ada d skema kita.

Solusinya, buat skema baru dg  BELAJAR dan BERLATIH.

Belajar: mencari bbg ilmu ttg pengasuhan/ parenting

Berlatih: menerapkan hasil pelajaran, meniru sosok role model, menerima dan memaafkan masa lalu


Ijin bertanya ibu moderator yang terhormat,
Nama : Desy Ratnasari
Angkatan : 2012
Alamat : Cisoka
Ibu saya mau bertanya, kalau cemburu itu terjadi pada anak yang bukan bersaudara, tapi seumuran itu mengatasi nya bagaimana ya Bu. Kadang kita kurang bersyukur, sehingga kecemburuan itu pasti ada. Dan bagai mana cara mengingatkan hal tersebut kpd orang yg lebih dewasa.

Pertanyaan selanjutnya, jika anak diajari bersaing/berkompetisi , sebenarnya baik atau engga sih Bu?

Penanya: Khairunnisa
Angkatan: 2012
Pertanyaan: saya memiliki sepupu perempuan usia 7thn. Ia punya dua kakak laki-laki yang sudah kelas 1 SMP. Nah ketiga anak ini ketika saya berkunjung ke rumahnya, selalu saja ada yang diributkan. Misal berebut makanan, mainan, iseng dll.. Yang lebih sering dijailin ini adik kecilnya.. nah sayangnya kondisi mereka lebih sering tinggal bersama neneknya ketimbang dengan orangtuanya di rumah.. jadi rumah orgtua mereka dan neneknya ini berdekatan, tetapi anaknya lebih sering dan lebih mau bersama neneknya.. nah pertanyaannya, saya sebagai saudara yang melihat kondisi seperti itu ingin sekali membantu permasalahan tersebut, tetapi bagaimana tindakan saya ya bunda?
[14/9 22.07] Yunda Fitrian: Iya mba desy, maksudnya mungkin semacam iri dg keadaan teman gt ya?

Cara mengatasinya tergantung usia mba.

Usia 0-7 tahun dg imajinasi cerita2 berkaitan dg syukur nikmat. Di atas 7 tahun sudah bisa diajak berpikir logis, fokus pada apa yg sudah dimiliki drpd milik orang lain.

Kompetisi baiknya untuk anak di atas 10 tahun mba. Di bawah itu, lebih ke arah bermain bersama, jangan sampai ada perasaan gagal krn kalah.
[14/9 22.08] Yunda Fitrian: Ohiya kalaupun kompetisi di atas 10 tahun, pastikan menang atau kalah anak tetap dihargai, disayangi. Yg penting usahanya.
[14/9 22.09] Yunda Fitrian: Sekarang yg lebih perlu bagi anak adalah keterampilan berKOLABORASI mba desy๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ˜Š
[14/9 22.12] Yunda Fitrian: Pas mba nisa ada, mba nisa bisa mempraktekkan 'keadilan' ๐Ÿ˜Š

Dengarkan versi masing2, ajak berempati.

Utk yg Smp, ajak bicara personal krn mereka mungkin gengsi klo di depan adiknya. Tapi dg usia smp, harapannya mereka lebih bisa diajak berpikir logis.

Tapi kalau kondisinya lebih banyak dg nenek atau ortu yg pola asuhnya beda, mungkin akan lebih sulit diubahnya.
[14/9 22.14] Yunda Fitrian: Ada bbrp cara dea.

Tapi beneran harus sesi sendiri deh jelasinnya๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ˜ฌ
[14/9 22.14] Yunda Fitrian: Tapi intinya terima, maafkan, cari hikmahnya.
Husnuzhan sama Allah
[14/9 22.16] Yunda Fitrian: Anak2 InsyaAllah masih lebih mudah diubah. Tapi kalo beda2 terus pola nya, anak jadi bingung sebenarnya perilaku yg diharapkan apa?

Nah mungkin itu yg membuat jadi butuh waktu lebih banyak utk berubah๐Ÿ˜Š
[14/9 22.23] Yunda Fitrian: Alhamdulillah, senang sekali bisa berdiskusi di grup ini.

Semoga kapan2 bisa silaturahim lagi ya๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ˜Š

Sebagai orangtua, atau calon orangtua, mari terus belajar utk memberikan yg terbaik bagi anak2 kita.

Sebab Allah telah memilihkan kita untuk menjaga fitrah mereka. Menjadi khalifah dan rahmat bagi semesta.

Wallahualam bish showab, yang benar dr Allah. Kesalahan dr saya pribadi.

Mohon maaf jika ada yg kurang berkenan.

Wassalamualaikum wrwb,

Salam semangat belajar,
Yunda Fitrian๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜

No comments:

Post a Comment