Si Tengah sedang gandrung menyatakan ingin ke Jepang main salju. Gak tau kenapa, mungkin lihat Doraemon :D Berulangkali dia juga minta cerita Si Baedah pergi ke Jepang dengan permintaan tambahan: gak boleh mimpi, harus beneran.
Awalnya saya menakar dengan kacamata orangtua. Saya katakan, Si Baedah itu ayahnya kan tukang sol, ibunya jualan lontong, gak punya uang sebanyak itu buat pergi ke Jepang. Tapi si Tengah tetap merajuk. Sampai saya sadar, harusnya saya bersyukur memanfaatkan momen ini untuk memasukkan konten dakwah. Bahwa segala sesuatu bisa terjadi ketika Allah menghendaki, meskipun di mata manusia itu mustahil. Hm, dalem yaa pesan yang bisa saya sampaikan.
Maka saya pun bercerita. Begini ceritanya.
Suatu hari di sekolah, Baedah melihat Fitri, teman sekelasnya, tampak sedih. Fitri menyendiri tak ikut bermain seperti biasanya.
Baedah menyapa Fitri dan menanyakan tentang wajah sedih temannya itu. Fitri pun bercerita. Ia sedih karena sepupunya yang akan ia ajak ke Jepang, tidak jadi ikut. Ceritanya, ayah Fitri akan ada pekerjaan ke Jepang. Fitri, ibu, dan sepupunya akan diajak. Sepupu Fitri diajak untuk menemani Fitri berjalan-jalan di Jepang.
Tiba-tiba Fitri mendapat ide untuk mengajak Baedah. Fitri selalu senang bermain dengan Baedah. Menurut Fitri, Baedah anak yang ceria dan suka menolong. Mendapat tawaran Fitri, jantung Baedah berdegup kencang. Ia ingin sekali ikut ke Jepang! Tapi tentu saja ia harus mendapatkan izin kedua orangtuanya.
Singkat cerita, karena keluarga Fitri dan Baedah sudah saling kenal baik, Baedah pun diizinkan. Saya bercerita panjang lebar tentang kegiatan mereka di Jepang. Si Tengah berbinar-binar tersenyum lebar. Membayangkan Baedah bermain salju dan berwisata di kota Tokyo.
Saya pun membangkitkan nilai keimanan dari cerita tersebut. Bahwa bagi Allah, semua mudah. Apa yang Dia kehendaki meski mustahil di mata manusia, dapat terjadi tanpa diduga.
#level10
#bundasayang
Barakallah Mbak Yunda :)
ReplyDelete