[13/7 10.02] Yunda Fitrian: BAGIAN 1
*Mengenal Kepribadian Diri untuk Keharmonisan Pernikahan*
Nurindah Fitria, M.Psi., Psikolog
Mengapa harus mengenal kepribadian diri sebelum menikah?
Bukankah setiap pasangan tidak akan memiliki kepribadian yang sama. Jadi, apa tujuannya? Apakah untuk menemukan yang kepribadiannya yang sama persis dengan kita atau malah menghindari orang-orang yang sangat bertolak belakang dengan kita untuk dijadikan pasangan? Sepenuhnya bukan.
Mengenal kepribadian diri sebelum pernikahan terjadi bermanfaat untuk membantu keharmonisan pernikahan.
Seringkali permasalahan dalam pernikahan bersumber dari kurangnya pemahaman antar pasangan atau komunikasi yang tidak sesuai. Permasalahan ini jika ditilik akan berujung pada kepribadian yang dimiliki oleh setiap orang.
Setelah mengetahui kepribadian diri, kita pun dapat mengenali seperti apa kepribadian dari (calon) pasangan kita.
Dengan demikian, kita dapat belajar untuk mewaspadai apa saja potensi konflik yang dapat terjadi dalam pernikahan. Sehingga dapat dicari solusinya agar pernikahan menjadi tetap harmonis.
[13/7 10.03] Yunda Fitrian: BAGIAN 2
*Mengapa Butuh Tahu Kepribadian?*
Kepribadian terdiri dari berbagai macam sifat yang membentuk pribadi seseorang dan menjadi sumber dari semua yang muncul dari diri kita.
Perilaku, sikap, pola komunikasi, reaksi emosional, sampai cara membangun relasi, semua ditentukan oleh kepribadian kita. Misalnya, sebagai seorang dengan sifat pemalu akan muncul dalam perilaku kita yang sulit untuk mengungkapkan ide di tengah khalayak ramai, lebih memilih untuk lebih banyak mengamati ketika sedang berada dalam pembicaraan kelompok, kurang mampu mengekspresikan emosi, dan cenderung sulit untuk duluan menyapa orang baru.
Ingat, bukan sebaliknya ya. Jadi, bukan karena kita menampilkan perilaku tertentu yang membuat kita memiliki kepribadian tertentu. Malahan kepribadian kitalah yang menentukan bagaimana kita mengekspresikan diri di lingkungan kita. Sederhananya kepribadian merupakan cikal bakal bagaimana seseorang itu menampilkan dirinya kepada orang lain. Dengan demikian, orang lain akan mengenal kita seperti apa dan akan membalas bagaimana memperlakukan kita.
Begitu pula dalam pernikahan. Pernikahan dibangun melalui serangkaian interaksi yang melibatkan semua aspek psikologis dalam diri kita, baik cara berpikir/bersikap, emosi, maupun perilaku. Interaksi yang terjalin akan menjadi baik jika setiap individu mampu memahami pola-pola seperti apa yang harusnya diterapkan untuk mengokohkan interaksi itu. Pola-pola interaksi yang muncul tentunya berasal dari kepribadian, bukan yang lain.
[13/7 10.04] Yunda Fitrian: BAGIAN 3
*Apa Saja Tipe Kepribadian?*
Orang-orang seringkali salah mengira kalau sifat pemalu, supel, dsb. sebagai sebuah kepribadian. Memang tidak sepenuhnya salah karena kepribadian memang terdiri dari sekumpulan sifat-sifat yang menetap dalam diri kita.
Kepribadian awal sekali dibentuk saat kita masih kecil dan berkembang seiring bertambahnya usia. Kemudian cenderung menetap ketika sudah memasuki usia dewasa.
Kepribadian dapat saja berubah saat kita telah dewasa karena sebuah peristiwa besar yang dialami. Namun hal ini jarang sekali terjadi kecuali peristiwa itu mengubah keseluruhan hidup seseorang, misalnya penyakit atau pengalaman traumatis.
Cukup banyak ahli yang menyusun sejumlah kepribadian untuk menjelaskan seseorang dan mengelompokkannya ke dalam tipe tertentu. Perlu dipahami tidak ada ahli yang mampu menjelaskan kepribadian secara sempurna. Ibarat berlian yang memiliki banyak faset, maka demikianlah kepribadian. Jadi, setiap ahli akan menjelaskan kepribadian dari faset yang berbeda-beda tetapi tetap mampu menjelaskan sebagian besar dari diri seseorang.
Kali ini kita akan menggunakan teori yang diutarakan oleh C. G. Jung. Ia adalah seorang tokoh psikologi yang memperkenalkan tentang tipe kepribadian Introvert dan Ekstrovert.
Cukup banyak ilmuan psikologi yang mengembangkan teori dari Jung ini dan membuat penurunannya, salah satunya adalah MBTI (Myers-Briggs Type Indicator). MBTI dikembangkan oleh Ketharine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers.
[13/7 10.06] Yunda Fitrian: BAGIAN 4
*Mengenal Kepribadian Melalui MBTI*
Mungkin ada yang sudah pernah mendengar istilah MBTI ini. Bagi yang belum, MBTI adalah sebuah inventori kepribadian yang cukup mudah dipahami untuk menjelaskan kepribadian seseorang. Jika kita mencarinya di mesin pencari Google maka akan banyak artikel yang membahasnya.
MBTI membagi kepribadian individu berdasarkan tipologi-tipologi (tipe kepribadian) yang dikombinasikan dari empat dikotomi yang secara implisit terdapat dalam Teori Jung.
Tipe kepribadian yang muncul merupakan interaksi dari serangkaian preferensi yang dimiliki seseorang. Preferensi yang menjadi dasar dari minat, reaksi, nilai, motivasi, dan keterampilan yang dimiliki seseorang.
Perlu diingat karena ini merupakan preferensi maka bisa saja keduanya ada di diri kita, tetap pada akhirnya kita cenderung mengarah pada satu tipe.
[13/7 10.11] Yunda Fitrian: BAGIAN 5
*Mengenal Kepribadian Melalui MBTI (2)*
Preferensi 1: Arah Pemusatan Perhatian (Source of Energy)
Preferensi ini membahas mengenai fokus utama dari kehidupan kita, apakah tehadap dunia di luar sana atau terhadap diri sendiri.
Preferensinya terbagi dua, yaitu Extraversion (E) dan Introversion (I). Jika kita adalah seorang E maka energi utama kita dalah lingkungan atau dunia di luar kita.
Perilaku yang muncul biasanya seperti mampu mengungkapkan dengan mudah keadaan emosi kita dan membutuhkan banyak hubungan interpersonal.
Sebaliknya ketika kita seorang I maka energi utama kita berasal dari dalam diri sendiri, berupa pikiran atau refleksi (perenungan). Perilaku yang ditampilkan seperti menyendiri, diam, sulit akrab, dan bahkan terkesan “menarik diri” bagi orang E.
Preferensi 2: Cara Memperoleh Informasi (Way of Gathering Information)
Yaitu bagaimana kita mengelola informasi yang masuk, apakah kita menerima data yang masuk secara apa adanya atau langsung memaknai dan menginterpretasi informasi yang diberikan.
Terbagi menjadi Sensing (S) dan Intuiting (N). S adalah seorang yang mengumpulkan informasi melalui panca indranya. Artinya jika kita tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai sesuatu hal maka kita tidak akan mempercayai keberadaan sesuatu itu.
S menjadi orang yang lebih suka menangani hal-hal praktis dan menyukai sesuatu yang terukur. Sebaliknya, N mengumpulkan informasinya melalui firasat atau dugaan-dugaan.
Orang N akan menyukai kemungkinan-kemungkinan yang bersifat imajinatif, melihat sesuatu dalam bentuk pola-pola dan ada hubungannya. Orang yang suka berimajinasi biasanya adalah orang N.
[13/7 10.13] Yunda Fitrian: ((Lanjutan))
Preferensi 3: Cara Membuat Keputusan (Decison Making)
Preferensi ini menekankan pada apa yang menjadi pertimbangan ketika mengambil keputusan, apakah menggunakan logika dan konsistensi ataukah mempertimbangkan situasi serta kondisi terlebih dahulu sebelum keputusan dilakukan.
Terbagi menjadi Thinking (T) dan Feeling (F). Orang T akan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan logis dan objektif, mementingkan kebenaran dan keadilan, serta kuat dalam perencanaan dan analisis.
Sebaliknya orang F akan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan nilai-nilai pribadi yang subjektif, lebih mementingkan hubungan dan keharmonisan, sehingga terkesan berpikir tidak jelas dan emosional bagi orang T.
Preferensi 4: Orientasi Terhadap Dunia Luar (How You Relate to The External World)
Preferensi terakhir memperlihatkan tentang apa yang dilakukan ketika kita berurusan dengan dunia luar, apakah kita melakukan perencaaan yang pasti atau membuka diri pada informasi dan kesempatan yang baru. Terbagi menjadi Judging (J) dan Perceiving (P).
Orang J memiliki perencaan yang pasti dan teratur, menyukai batasan yang jelas, sehingga terkadang terlihat kaku terhadap batasan-batasan yang ada.
Sebaliknya, orang P adalah orang yang luwes, mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan, dan lebih terkesan sebagai orang yang spontan serta tanpa perencanaan.
[13/7 10.15] Yunda Fitrian: BAGIAN 6
*Temukan Tipe Kepribadian Kamu dan Si Dia!*
Nah, berdasarkan keempat kelompok preferensi itu, kita memilih mana yang menjadi kecenderungan kita untuk masing-masing preferensi. Kombinasi dari empat preferensi yang telah kita pilih dari tiap dikotomi akan membentuk satu tipe kepribadian tertentu. Penjelasan singkat mengenai setiap kepribadian ada di gambar bawah.
Jika kamu sudah siap untuk mengetahui seperti apa tipe kepribadian yang kamu miliki, maka kamu bisa mencobanya melalui situs www.16personalities.com. Jawablah setiap pertanyaan secara spontan dan tanpa banyak berpikir.
Jangan lupa, sebelum mengerjakan ubah modenya menjadi Bahasa Indonesia, kecuali kalau kamu yakin bisa memahami dengan baik pernyataan yang diberikan dalam Bahasa Inggris.
Sekali lagi, tak ada yang salah dengan pilihan kita. Tidak ada pilihan yang lebih jelek dibanding pilihan lain. Kita mempelajari ini dengan tujuan untuk memahami diri dan mencoba mengenali seperti apa pasangan kita.
Pada akhirnya, dengan mengenali dan memahami kepribadian ini maka tidak ada lagi alasan bahwa pasangan tidak memahami kita atau tidak seperti yang kita harapkan. Karena jelas setiap orang memiliki kepribadian berbeda, yang bisa jadi kontradiktif satu sama lainnya.
Sumber Bacaan:
https://www.myersbriggs.org/my-mbti-personality-type/mbti-basics/home.htm?bhcp=1
No comments:
Post a Comment