Resume Diswap Komunikasi Positif #2 Menuju Ramadhan Berdaya
Belajar Jeda: 5 Cara Jitu Kendalikan Amarah
Oleh Yunda Fitrian
((Bagian 1))
Kemarahan NW (30 tahun) terhadap GW, putranya, menggelegak. Ia murka mendapati anaknya yang berusia lima tahun itu lagi-lagi mengompol. Dalam kondisi marah, NW memukul GW dan mengikat tangannya dengan tali rafia.
Masih kesal karena anaknya tak henti menangis, ia menyemprotkan obat pembasmi nyamuk ke wajah GW. Terakhir NW menutup wajah sang anak dengan plastik kresek lalu meninggalkannya untuk membeli lauk ke luar kosan.
Ketika kembali, ia mendapati anaknya sudah tak bernyawa. Seolah baru menyadari akibat perbuatannya, NW menelepon ibunya dengan panik lalu memesan ojek online untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Pihak rumah sakit tak dapat menolong, GW dinyatakan sudah meninggal sebelum sampai ke RS.
((Bagian 2))
Saat emosi mengambil kendali, kita kehilangan akal sehat. Bagian terburuknya adalah melakukan sesuatu yang akan kita sesali seumur hidup karena menuruti ledakan emosi sesaat.
Kemarahan yang memuncak adalah tunggangan terbaik syaitan. Manusia yang sedang marah akan sangat mudah melakukan perbuatan syaitan karena hati nuraninya sedang gelap.
Emosi marah itu sendiri sejatinya tidak buruk. Marah ada untuk melindungi diri kita.
Seorang ayah harus marah ketika anaknya diganggu oleh lelaki jahat, misalnya. Seorang Muslim w ajib marah saat nama Allah direndahkan.
Maka marah hanya butuh dikelola, bukan dihilangkan. Bukan pula ditumpuk dalam diam hingga menggunungkan dendam. Saat jiwa sedang labil dan ada kesempatan, kemarahan itu berubah jadi amukan yang menyeramkan.
Emosi tidak sama dengan ekspresi emosi. Marah tidak sama dengan ungkapan marah. Emosi marah bisa diungkapkan dengan beragam cara yang tepat dan sehat.
Mengungkapkan emosi ibarat membuang sampah. Jika dibuang sembarangan akan mengundang penyakit bagi banyak orang. Jika disembunyikan lama-kelamaan akan mengganggu kesehatan diri sendiri.
((Bagian 3))
Islam yang sempurna mengajarkan umatnya mengendalikan kemarahan. Ayat Alquran, hadits, hingga rekam jejak hidup Rasulullah SAW banyak menyinggung tentang keutamaan mengendalikan marah.
Jika kita simak hadits tersebut, dapat disimpulkan kunci mengelola kemarahan adalah BELAJAR JEDA.
ߧᅠMengapa belajar jeda?
Sebab titik kritis puncak kemarahan sebetulnya hanya berlangsung beberapa menit saja. Jika kita gagal mengendalikannya, setan menunggangi lalu kita ikuti bisikannya, segala jenis kejahatan mampu kita lakukan seketika.
Setelah emosi tertumpah hingga habis, barulah manusia sadar akan perbuatannya. Ada yang saat itu juga kembali mengikuti nuraninya, ada pula yang kemudian melanjutkan keterlanjurannya berbuat kejahatan karena takut hukuman manusia.
Secara ilmiah, penjelasannya tergambar dari penelitian tentang otak manusia. Manusia memiliki 3 bagian otak, yaitu neokorteks sebagai pusat berpikir, limbik sebagai pusat emosi, dan reptil sebagai pusat survival. Lebih lanjut pernah saya bahas lengkapnya di sini http://jejakyundafitrian.blogspot.co.id/2015/04/putus-mata-rantai-generasi-senggol.html
Ketika emosi memuncak, yang bekerja di otak adalah limbik dan reptil. Neokorteks kekurangan energi untuk bekerja. Ia butuh JEDA waktu untuk membaca situasi dan memilih respon yang sesuai dengan nilai yang ia yakini. Jika hal itu dapat dilakukan, ia akan mampu bekerja kembali mengendalikan limbik dan reptil.
((Bagian 4))
STEP BY STEP
BELAJAR JEDA
ߧᅠBagaimana cara BERJEDA?
ߍᅠ1. LAKUKAN KEBALIKAN
Prinsip belajar jeda bisa kita temukan dalam berbagai hadits berikut:
“Jika seseorang dalam keadaan marah, lantas ia ucapkan, ‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)’, maka redamlah marahnya.” (HR. As-Sahmi)
“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud)
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup). Namun jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud)
Ilmu psikologi pun menemukan hal yang tak jauh berbeda. Mengendalikan emosi bisa dilakukan dengan melakukan KEBALIKAN dari yang kita rasakan.
Contoh, saat marah yang kita rasakan adalah dada terasa PANAS. Maka lakukan sesuatu yang membuat kita merasakan sensasi DINGIN, misalnya dengan berwudhu.
Napas sesak ketika marah karena SEMBARANGAN menarik dan menghembuskannya. Maka ciptakan KETERATURAN. Mulailah fokus menarik dan menghembuskan napas perlahan sampai terasa diri lebih tenang.
ߍ並ᅠ2. MENGHINDAR
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengindari objek kemarahan. Jika objek kemarahan kita adalah anak yang tantrum, sebelum kita ikut tantrum pergi sejenak menenangkan diri.
Sembunyilah sampai kita mampu menguasai diri. Lebih baik anak dibiarkan mengamuk sendiri daripada kita di sampingnya tapi hanya ikut ngamuk bersama.
ߍ並並3. ᅠLUAPKAN ENERGI
Jika cara ini belum dapat dilakukan, coba alirkan kemarahan dengan meluapkan energi marah dalam diri. Caranya lakukan suatu perbuatan yang melibatkan sensasi FISIK terhadap diri sendiri, bukan terhadap anak. Misalnya dengan memukul bantal, meninju air, atau berteriak dengan mulut dibekap kain tebal.
Pak Dodik Mariyanto, seorang praktisi parenting melakukan gigit lidah saat marah agar tak mampu melontarkan kata-kata buruk pada anaknya. Saya sendiri pernah menghancurkan gayung di kamar mandi karena sangat marah pada anak-anak. Setelah merasa lelah dan tenang, saya keluar kembali bertemu anak-anak tanpa ada lagi energi untuk marah.
Lakukan apapun yang tidak membahayakan diri, tidak dilihat anak, dan tidak menyalahi ajaran agama. Jangan sampai energi marah yang demikian besar kita lampiaskan pada anak-anak sampai membahayakan jiwa mereka.
ߍ並並並4.ᅠSUGESTI
Ketika lidah tak mampu lagi terbendung untuk berucap, ucapkanlah sugesti untuk meredakan kemarahan. Sebagaimana pernah diajarkan Rasulullah SAW dalam sebuah riwayat:
“Jika seseorang dalam keadaan marah, lantas ia ucapkan, ‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)’, maka redamlah marahnya.” (HR. As-Sahmi)
Jika dada masih terasa sesak dan ingin terus melontarkan kalimat kemarahan, ucapkanlah kalimat sugesti positif berupa doa pada anak kita, meskipun dengan nada tinggi. Itu lebih baik daripada mengeluarkan sumpah serapah.
Mungkin ada yang pernah mendengar kisah Ibunda dari Imam Masjidil Haram Syaikh Ahmad Sudais yang waktu kecil pernah dimarahi ibunya? Sudais kecil pernah disumpahi sang ibu yang memarahinya dengan berkata, ‘pergi kamu jadi imam di masjidil haram sana!”.
ߍ並並並並5. DIAM
“Jika salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad)
Jangan pernah membahas apa yang membuat kita marah sebelum benar-benar tenang. Maka setelah rasa marah dialihkan dengan cara-cara di atas, ada baiknya kita DIAM dulu sampai siap mengungkapkan pesan kemarahan kita dengan bicara baik-baik.
Tatap dalam-dalam mata anak, niscaya kita mampu diam membeku melihat binar tanpa dosa yang penuh harap akan kasih sayang orangtua.
Diam, bukan berarti menumpuk kemarahan begitu saja. Sebab menumpuknya hanya akan mengundang masalah baru yang akan menjadi bom waktu.
Waktu DIAM tersebut kita gunakan untuk berpikir cara paling efektif menyampaikan pesan kemarahan.
Apakah harus disampaikan hari ini juga? Bagaimana kata-kata yang tepat untuk menyampaikannya?
Selain itu kita dapat memikirkan apa masalah yang kita hadapi sebenarnya.
Apakah masalah itu berasal dari diri kita sendiri atau dari luar? Apakah yang kita lakukan ketika menyikapinya membuat masalah selesai atau malah bertambah rumit?
Jika pertanyaan-pertanyaan ini sudah terjawab, insyaAllah kita siap mengelola marah dengan lebih bijak. Menempatkannya sesuai fitrahnya sehingga marah tak akan meninggalkan luka jiwa. Inilah anak tangga kedua dari komunikasi positif di keluarga. Selamat Mencobaߒﻰﻢߏﻢߏᅧ
*Berita ibu membunuh anak dikutip dari
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/21/08372461/penyesalan-nw-ibu-yang-tega-bunuh-anaknya-karena-sering-ngompol
*Hadits dikutip dari https://rumaysho.com/16156-5-kiat-meredam-marah.html
((Sesi Diskusi))
Assalamualaykum kak.. Cempu nih.. Tanya sekarang aja ya.. Tkt nnt enggak sempet online.
1. Kalau baca materinya, memang tampak mudah untuk dipraktikan ya kak.. Tapi sering kali aku tuh kelepasan duluan. Sudah marah baru inget kalau harusnya enggak bersikap seperti itu. Sampai pernah aku tuh marah banget sama si kakak. Sejak saat itu si kakak memang nurut sih, tapi kelihatannya dia nurut karena takutߙᆴ Nyesel banget.. Gimana caranya ya kalau sudah terlanjur begitu?
Jawab
Idem Cempu, aku pun pernah begitu.
Yg pertama tentu minta maaf ke anak. Sampaikan dg jelas bahwa bunda minta maaf krn pernah teriak/ membentak (sebutkan perilaku marah yg dilakukan).
Jelaskan perilaku itu tidak baik dan bunda janj berusaha utk lebih baik lagi.
Minta tolong anak mengingatkan.
Tentu kita tdk serta merta bisa 100% berubah instan, krn kita bukan mie instanߍハ
Tapi perlahan dimulai dari intensitas emosi saat marah. Nada dikurangi tingginya, mata sebentar saja melotot nyaߤᅧ
Lalu kurangi frekuensi marah dg semakin memperbanyak toleransi thd perilaku anak.
Krn kalau dicermati perilaku yg memicu marah kebanyakan masih sesuai dg fitrah dan tahap perkembangan anak. Orang tualah yg lelah krn urusannya terlalu banyakߘᅧ[ 2⃣
[7/5 15.43] Oktarina: Aku pernah melakukan konsep jeda ini saat marah dengan anak yaitu dengan aku masuk kamar mandi ߘハ[7/5 15.44] Oktarina: Niat hati mau meredam marah tapiii side effectnya si sulung jadi paranoid kalau aku mau ke kamar mandi
[7/5 15.45] Oktarina: Butuh waktu berbulan bulan untuk meyakinkan kalau aku ke kamar mandi ini mau buang hajat
[7/5 15.46] Oktarina: Alhasil setiap ga ada orang hanya kami bertiga kalau aku mandi pintu ga pernah dikunci dan terbuka sedikit untuk meyakinkan si sulung kalau aku ada
[7/5 15.46] Oktarina: Bagaimana ya teh baiknya ߙᅧ[7/5 15.50] Oktarina: Terus aku punya masalah dengan diriku sendiri yaitu susah sekali mengatur emosi ke anak anak kalau aku sedang ngambek dengan suami . Ketika ada masalah dengan suami, emosi negatif kadang ikut terbawa ke anak anak ߘﭰﭰᅧ
Jawab
Anak takut saat ibu 'menghilang' ke kamar mandi InsyaAllah masih wajarߘハ
Akan hilang seiring usia.
Kesel sama suami marah ke anak juga emak2 banget yaߘハ
Setelah sadar itu ga adil utk anak, kuncinya belajar jeda lagi. Lalu pastikan menyampaikan ganjalan ke suami di saat dan dg bahasa yg tepatߘᅧ[7/5 20.17] Yunda Fitrian: 3⃣
Alhamdulillah..jazakillah khoir teh atas materinya..
Gmn nih mengatasi anak yg GTM?
Ini bner2 bkin aq stress berat teh,, bkin badan aq gatel2,, aq klo stress berat ky gtu teh..persis ky skripsi dlu. Gatelnya parah banget,, trus waktu iitu ke dokter, kt dokter itu krn stress..
Zubair klo lg dtgnya GTMnya ampun2 teh, soalnya suka lama smpe 2-3 minggu..
Aq udh bkin/beli makanan yg dy suka, klo dy lg GTM, 1 hr itu bisa ada ayam goreng, tempe tepung, ikan, mi kuah baso, risol sayur telor, telor puyuh, bubur ayam ..
Tp g ada yg dy makan teh .
Sangking lamanya dy GTM, klo udh lewat 2 hr, aq maksa dy makan, aq jejelin ke mulut dy semua yg aq sediain itu.. smpe dy nangis2..
Dan aq sambil marah2, nangis2 kesel, teriak2.
Jawab
GTM memang bikin stres berat para mahmud yaa..Tapi kalau mau jujur terkadang yg bikin stres itu opini orang ttg anak kita yg keliatan kurus dan ga mau makan. Seolah kita ibu yg gagal.
Kalau mau empati, gmn perasaan anak saat makan yg seharusnya momen menyenangkan menjadi momen menegangkanߤハ
Makan itu kebutuhan naluriah jadi sebetulnya anak pasti makan ketika tubuhnya butuh.
Jadi ketika GTM yg pertama pastikan kita sbg ibu ttp menghadirkan momen menyenangkan saat makan, walaupun hati geram gemesߘハ
Selanjutnya ikhtiar terus dg mencoba bbg menu dan sharing ttg masalah gtm, bisa sama ahlinya atau sesama ibu. Juga pastikan gizi terpenuhi dg apapun yg sdg dia mau.
Gtm memang ada masanya, dan percayalah badai gtm pasti berlalu
ߘᅧ[7/5 20.20] mb elis spt: Mau nanya sekalian, kadang suka lost kontrol ߘᆴ Apalagi anak ke 2 sepertinya suka sekali memancing si esmos ߘﭰ○ Bagaimana ya biar ga mudah terpenting?
[7/5 20.23] +62 857-1665-0912: Utk masalah GTM anak yg memancing emosi IBuk2 ߤᅧ
Kadang kita org dewasa kalau sibuk skali dgn urusan kita sampai lupa makan dan gak kerasa lapar,,apakah anak juga bisa bgtu? Atau naluri nya pasti mencari makan meskipun dia asik bermain.
Jd kita gak perlu susah2 "merayu" sia anak utk makan, toh gak akan lupa makan.
[7/5 20.24] +62 857-1665-0912: Jeda utk anak GTM sebaiknya brp lama biar Ibuknya gak kelamaan GTM (gerakan tahan marah) ߤᅧ[7/5 20.25] Yunda Fitrian: Iya mba, sebetulnya step by step di atas bisa mba elis pilih yg paling memudahkan.
Apakah dg step 1: fokus bernapas teratur misalnya, atau dg step 2 dst.
Yg paling praktis biasanya dg step 5, diam sambil menatap mata anak.
Krn biasanya kita ga akan tega melanjutkan marah kalau lihat mata anak.
Lalu barengi juga tiap sujud dg doa agar sukses mengendalikan diriߘᅧ[7/5 20.28] Yunda Fitrian: Iya mba, bisa jadi anak keasyikan main shg lupa makan. Tapi alarm kebutuhan makan tetap akan datang.
Tidak salah juga kita sbg ortu mengingatkan dan menawarkan makanan saat tiba waktunya.
Poin pentingnya jgn sampai anak merasa makan menjadi waktu yg menyeramkan dan akhirnya malah makin malas makan.
"
[7/5 20.31] Yunda Fitrian: Secara akuratnya mungkin yg di ranah gizi lebih paham ini mba..Tapi memang baiknya sehari tetap ada makanan masuk meski sedikit. Bisa dibantu juga dg minuman yg bernutrisi mungkin ya.
Tapi InsyaAllah fase gtm biasanya tidak sampai 1 bulan terus menerus ya.
Silakan dikoreksi yg punya ilmu atau info ttg iniߘᅧ[7/5 20.32] Yunda Fitrian: 6⃣
assalamu'alaikum
yunda mau bertanya, bagaimana cara nya jika anak sedang berebut hingga pukulan? kl kita jeda, pasti makin parah pukul2annya.
satu diangkat, yg satu iriߘ¢minta saran y
[7/5 20.37] Yunda Fitrian: Waalaikumsalam wrb.
Bisa dg mengeluarkan suara tegas dg kalimat pendek (STOP, mundur semua!) atau berhitung tray.
Kalau d rumahku biasa pakai hitungan, krn sebelumnya sudah ada kesepakatan.
Misal kalau ada yg memukul akan dpt peringatan sampai 3 kali. Kalau sudah 3 masih diulang, anak dpt konsekuensi dikeluarkan di halaman rumah sekian menit sesuai usianya.
Bisa juga dg tindak tegas langsung berdiri d tengah ߘᅧ[7/5 20.39] +62 857-1737-7862: jazakillahi khairan yunda buat smua ilmunya...
aq slalu nyimak tapi belum bisa praktek yang betul...
banyak yg ingin ditanyain sebenernya karena masalah2 saling berkaitan...,
tapi mau nanya satu hal ini dulu, apakah mungkin batita bisa nurut dengan sekali kata jangan, kata jangan ini penting untuk mencegah bahaya atau kekacauan2 dalam rumah yang menambah kecapekan sang mama, karena biasanya sang mama gagal ga teriakin atau nyubit anak karena udah berkali2 bilang jangan..
apakah step2 berjeda bisa diterapkan kalau anak mau jatuhkan gelas beling atau membahayakan adik bayinya...
mohon pencerahannya....
[7/5 20.45] Yunda Fitrian: 7⃣
jazakillahi khairan yunda buat smua ilmunya...
aq slalu nyimak tapi belum bisa praktek yang betul...
banyak yg ingin ditanyain sebenernya karena masalah2 saling berkaitan...,
tapi mau nanya satu hal ini dulu, apakah mungkin batita bisa nurut dengan sekali kata jangan, kata jangan ini penting untuk mencegah bahaya atau kekacauan2 dalam rumah yang menambah kecapekan sang mama, karena biasanya sang mama gagal ga teriakin atau nyubit anak karena udah berkali2 bilang jangan..
apakah step2 berjeda bisa diterapkan kalau anak mau jatuhkan gelas beling atau membahayakan adik bayinya...
mohon pencerahannya....
Jawab
Kata jangan sangat bisa digunakan utk mencegah dg segera.
Tapi harus ada *alternatif* utk anak. Jgn main gelas beling, kalau gitu mama tukar langsung dg gelas plastik.
Perhatikan juga standar keselamatan anak: jauhkan benda2 berpotensi bahaya spt pecah belah, listrik, dsb dr jangkauan anak.
Sampai usia 7 th, anak belum matang pertumbuhan otaknya. Sekali melarang tidak akan langsung mengerti. Apalagi jika tidak dibarengi dg cara efektif lain spt mendongeng saat jelang tidur, mengenalkan bahaya dan tidak bahaya dg main peran bukan spontan saat marah.
Sebab saat melihat ortu marah, otak anak pun hanya bisa berpikir *melawan, kabur, atau mematung*.Mereka tidak paham perilaku apa yg diharapkan, hanya merasakan tdk nyaman dimarahi ortu.
Jadi mba det bisa terus berlatih jeda agar kelak anak mengerti perilaku yg diharapkan, bukan hanya takut pd kemarahan ortu tp tidak paham apa yg sebenarnya harus dilakukan.
Semangat terus belajar ya bunߘᅧ[7/5 20.46] Widi Nf: Ka, yun mslh mengganti mainan ko anakku ga mempan y?ߘハ[7/5 20.47] Widi Nf: Bahkan udh dibeliin dua2nya dgn barang yg sama ttp wae tuh bocah rebutanߘハ[7/5 20.48] Yunda Fitrian: Krn di mata anak2 mainan sodara selr lebih kecee...kayak orang dewasa: rumput tetangga selalu lebih hijauߤﭰᅧ[7/5 20.50] Yunda Fitrian: Solusinya buat SOP mungkin dicoba wid.
Jadi siapa yg duluan ambil dia berhak mainkan.
Yg mau mainkan harus izin dg kata Pinjam.
Kalau tidak boleh, cari mainan lain.
Yg merebut dpt konsekuensi misalnya jatah nonton kartun dipotong setengah jam.
Atau konsekuensi lain yg merugikan tapi sesuai usia dan mudah bagi ortu menegakkannya
[7/5 20.51] Yunda Fitrian: Ttg konsekuensi mesti buka lapak khusus soalnya banyak bahasannya.
Kalau teman2 berminat boleh dibuat diswapnya kapan2
Ndet: iya juga ya...memang blm pernah kenalkan bahaya dan tidak bahaya saat dia lagi ga berbuat yang bahaya...cuma spontan marah kalau dia lagi salah...makasih jawabannya yunda...smoga bisa terus belajar dr yundaߘᅧ
[7/5 20.57] Yunda Fitrian: Kebenaran dr Allah kesalahan dr saya pribadi.
Mohon maaf jika ada kesalahanߙﻰᅧ
Terimakasih teman2 yg sudah menyimak, saya izin pamit..
Wassalamualaikumwrbߙﻰﻰᅧ
No comments:
Post a Comment