berbagi inspirasi : October 2015

Monday 5 October 2015

Jangan Nikahi Saya..!

Jangan Nikahi Saya..!
Saya harus jujur untuk berkata bahwa ada orang orang yang tidak layak dinikahi. Bukan, bukan karena mereka tidak cukup pantas untuk mendapatkan cinta sejati. Tetapi karena pernikahan yang mereka jalani hanya akan menebar nestapa. Mudharat bagi manusia, terutama pasangannya. Apalagi anak anaknya. Bukan, bukan bermaksud mendahului takdir Allah dengan melabel akhir kisah cinta seseorang. Tetapi saya hanya merasa perlu mengingatkan. Bahwa cinta atau apapun alasan kita menikah, harus dengan pertimbangan matang, berpikir jauh ke depan dan selogis mungkin. Belajar dari peristiwa yang dialami banyak orang. Mereka bisa jadi kelak layak dinikahi, jika sudah selesai dengan masalah2 pribadi yang bisa merugikan, membahayakn, menyakiti orang lain.
Saya merasa perlu mengungkapkan kegelisahan yang begitu pekat menyelimuti setelah beberapa malam lalu menyaksikan tayangan Harta Tahta Wanita di Trans tv. Saya biasanya memang tertarik untuk mengikuti tayangan tsb jika kebetulan melihatnya (tak pernah hafal kapan waktu tayangnya).
Tayangan tsb mengulas tentang kronologis kasus kriminal yang terjadi di Indonesia. Malam itu kasus yang diangkat tentang seorang ayah yang memperkosa dan membunuh anak kandungnya sendiri. Peristiwa memilukan ini terjadi di Kalimantan, kalau tidak salah di Samarinda dan baru terungkap Maret 2015 lalu.
Dikisahkan Sandy (bukan nama sebenarnya), seorang pekerja bangunan serabutan, telah memperkosa anak gadisnya (sebut saja namanya Sintia) yang berusia 15 tahun. Peristiwa ini baru terungkap setelah Sintia diantar temannya melapor ke kepolisian setempat.
Konon Sandy selalu mengancam akan membunuh Sintia dan ibunya jika Sintia tidak mau melayani atau melaporkan perbuatan bejat tersebut. Setelah setahun Sintia tidak tahan lagi. Prestasi belajarnya terus memburuk, mentalnya kian hancur. Sintia memiliki seorang teman bernama Devi yang sangat peduli padanya. Devi memiliki seorang kakak perempuan yang sudah dewasa. Lewat penggalian dari kakak inilah, Sintia akhirnya menceritakan apa yang telah dialaminya selama setahun.
Sampai suatu hari, Devi menerima sms dari Sintia yang berbunyi 'aku mau mati. Udah ga kuat lagi'. Devi tanpa pikir panjang membalas dengan mengatakan 'ngapain kamu mati? Kabur aja!' Akhirnya Sintia pun memberanikan diri untuk kabur setelah sekian lama takut karena diancam. Ia kabur ke rumah Devi.
Ayahnya sempat menyambangi rumah Devi, tetapi Devi dan kakaknya menyembunyikan Sintia. Kepada mereka berdua, Sintia menunjukkan sms dari ayahnya menyuruh ia pulang. Anehnya, sms tersebut seperti menganggap Sintia sebagai kekasih daripada anaknya.
Sintia akhirnya melapor pada polisi ditemani Devi dan kakaknya. Polisi menciduk Sandy di depan ibu dan adik Sintia.
Karena stres dan ketakutan, Sintia sempat dirawat di rumah sakit. Dia menceracau bahwa ayahnya harus mati, bukan hanya karena sudah memperkosa, tetapi juga sudah membunuh adik2nya. Perkataan tersebut mengejutkan pihak kepolisian dan menjadi bahan interogasi Sandy. Setelah diusut, akhirnya Sandy mengaku bahwa ia sudah 4 kali membunuh anaknya yang masih bayi karena tidak tahan mendengar mereka menangis.
Setelah pemeriksaan mendalam oleh kepolisian dan psikolog terungkaplah latar belakang Sandy. Ia yatim piatu sejak kecil. Ia hidup bersama 7 orang kakak yang selalu kasar kepadanya. Termasuk selalu mengasarinya saat ia menangis. Sandy mengaku jika mendengar bayi menangis ia tidak sanggup dan menghubungkan peristiwa itu dgn pengalaman pahit masa kecilnya.
Bagaimana dg ibu Sintia? Ternyata selama ini ia tahu bahwa Sandy telah membunuh bayi mereka, tapi ibunya tidak mampu berbuat apa-apa. Menurutnya Sandy memang kasar dan keras sejak awal menikah. Dalam tayangan tsb memang tidak terungkap latarbelakang mereka menikah. Tapi saya yakin, ada yang salah ketika seorang perempuan memutuskan menikah dg lelaki spt Sandy. Entah tidak mengetahui karakter kasarnya sebelum menikah, entah karena memang tidak matang sebelum mengambil keputusan. Yang jelas, menikahi orang seperti Sandy sama saja dengan menyerahkan hidup pada binatang buas, bahkan lebih liar dari binatang buas..
Jadi, apa benang merahnya?
Jangan pernah menikah tanpa tahu potensi masalah pada kepribadian pasangan. Termasuk pada diri sendiri. Jangan pernah terburu menikah sebelum yakin mampu mencari solusi untuk menghidari kemudaratan. Jangan pernah menikah asal menikah karena hanya akan berujung duka dan airmata.
Ada beberapa jenis orang yang menurut saya masuk kategori lampu merah untuk dinikahi. Sekali lagi, bukan menutup kesempatan ia untuk mendapatkan cinta sejati. Tetapi berpikir logis untuk mencegah akhir kisah yang tragis.
 orang yang melampiaskan marahnya dg kekuatan fisik menyakiti orang lain. Kalau ini sudah jadi karakter dan akar masalah belum tuntas, jangan berpikir cinta atau pernikahan akan mengubahnya.
 pecandu narkoba dan atau miras. Ia layak dinikahi setelah bisa mencintai diri sendiri dengan berhenti pakai narkoba dan miras.
 pecandu seks pranikah dan pornografi. Menikah tidak akan jadi solusi kecuali perilaku overseks nya sudah hilang dan sadar akan bahaya zina.
 orang dg gangguan kepribadian yang berpotensi menyakiti fisik dan mental orang lain. Gangguan ini harus dipastikan secara ilmiah/ valid, ybs serta keluarga sadar serta sudah ada penanganannya dan siap dg resiko terburuk, jika memutuskan utk tetap menikah..
 orang yg biasa bohong dan selingkuh. Akar masalah tidak ditemukan, perilaku tidak bs diubah dan sangat berpotensi merugikan fisik dan mental.
 orang beda agama. Apalah yg diharapkan dr satu kapal yang punya dua haluan? Bisa jadi secara karakter baik, tapi apa yakin bisa selamat di akhirat?
Silakan menikah jika masalah2 orang di atas tadi benar2 telah selesai, dan yakin bahwa tidak akan terulang lagi. Keyakinan bahwa orang bisa berubah, cinta bisa mengubah seseorang, semua orang layak dicintai...adalah benar. Tapi tidak tepat dan tidak cukup kuat untuk kebanyakan kehidupan pernikahan. Hanya mereka yang super, hanya mukjizat Allah yang bisa melindungi pasangan tsb.
Maka bermusyawarah dan istikharah lah, spt sabda sang Nabi. Lakukan cek dan ricek kepribadian dari orang2 terdekat yg tahu kesehariannya. Berpikir jernih dan matang. Jangan pernah terdesak oleh rasa kasihan, sayang, atau sekadar tuntutan lingkungan. Menikah bisa menjadi surga atau neraka, tergantung siapa yang kita pilih untuk bersama. Wallahualam bishshawab.