berbagi inspirasi : February 2020

Friday 21 February 2020

Memenangkan Hati Anak dengan Bermain

*Playtime is special. Playing
together with your child is not only
fun, but a critical time to support
your baby or toddler’s healthy
development.*


Ajakan bermain dari anak adalah kesempatan istimewa bagi orangtua. Ada begitu banyak keuntungan yang tak dapat ditukar dengan apapun, ketika kita bermain dengan anak.

πŸŽ‰ Bermain adalah sarana menabung kelekatan, kedekatan emosi, dan kenangan indah bersama anak.

Saya sangat percaya, prioritas kita sebagai orang tua adalah meninggalkan kenangan manis dalam ingatan anak. Dalam kenangan manis itulah, kita membungkus bekal berupa nilai-nilai kehidupan, keimanan, dan kebaikan yang akan terpatri dalam hati anak.

Selain itu, kelekatan yang baik antara anak dan orang tua akan sangat bermanfaat bagi kesehatan mental anak. Anak yang tumbuh dengan kelekatan baik, akan lebih tangguh, mudah bersosialisasi, dan bisa menjalani hubungan yang sehat dengan orang lain.


πŸŽ‰ Bermain adalah sarana anak belajar menguasai berbagai keterampilan, seperti keterampilan sosial, bahasa, hingga berpikir.


Dalam kegiatan bermain, anak belajar bergantian, menyampaikan perasaan dan pikiran, hingga belajar memecahkan masalah. Bagi anak, bermain adalah pekerjaan serius yang menyenangkan dan menantang.

Orang tua yang asyik adalah teman bermain pertama dan terfavorit bagi anak. Jangan lewatkan kesempatan berharga untuk bermain dengan anak, kapanpun kita bisa.

SAAT IBU LELAH BERMAIN

Bagaimana jika kita sedang lelah, sakit, atau sangat sibuk sehingga tidak bisa bermain dengan anak?

Tentu semua kondisi itu manusiawi. Terpenting, bagaimana menyampaikannya pada anak dengan cara yang baik.

Jangan sampai anak merasa kapok dan terluka karena ditolak satu-satunya orang yang paling diharapkannya.

Berikut ini beberapa cara yang bisa diterapkan saat kita sedang kurang fit untuk bermain dengan anak:

🎈 Sampaikan batasan pada anak sebelum benar-benar ingin menyudahi permainan, misal sekali lagi ya, ini terakhir. Habis ini kita istirahat dulu.

🎈Beri penanda yang bisa dimengerti anak, misalnya kalau jarum panjang sudah ke angka 5, sudah dulu ya mainnya.

🎈Jelaskan kondisi dengan kata-kata sederhana. Misalnya, Ibu sekarang mau siapin makan siang dulu ya, jadi nggak bisa main bareng lagi.

🎈 Tawarkan kegiatan pengganti, misalnya sekarang kamu bisa main mobil-mobilan atau boneka dulu ya. Jika anak sudah cukup besar bisa ditawarkan untuk membantu kegiatan orangtua sesuai kemampuan anak.

🎈Jika anak marah atau menangis karena masih mau main, terima saja perasaannya. Buat ia merasa nyaman karena dimengerti. Sampaikan dengan kata-kata yang jelas bahwa kita menerima perasaannya. Misalnya, kamu sedih ya karena masih mau main sama Ibu? Nanti kita bisa main lagi kalau Ibu sudah selesai beres-beres.

Sejatinya, anak tidak butuh ditemani main sepanjang waktu. Ia perlu waktu bereksplorasi sendiri dalam bermain. Peran penting orang tua adalah mengawasi dan memastikan anak bermain dengan aman.

TERLIBAT DALAM PERMAINAN ANAK

Ketika tiba saatnya orang tua ikut bermain, hal yang perlu diperhatikan adalah TERLIBAT dan HADIR LAHIR BATIN atau bahasa kerennya mindfulness.

Jadi bukan hanya menemani anak main tapi mata masih sibuk ngecek HP. Atau badannya bersama anak tapi pikirannya melanglang buana.

Ciri orang tua yang terlibat dan hadir lahir batin dalam permainan bersama anak adalah:

😘 Mengikuti alur permainan yang berasal dari inisiatif anak

😘 Peka terhadap respon anak, apakah anak terlihat menikmati permainan atau enggan meneruskan?

😘 Mengamati perilaku anak saat bermain

😘 Berusaha berkomunikasi dengan bahasa anak dan mengkonfirmasi pikiran, perasaan anak lewat kata-kata sederhana

😘Fokus bermain tanpa disambi dengan kegiatan lain atau memegang smartphone


Kalau mau jujur, kitalah yang membutuhkan waktu bermain bersama anak. Sebab hanya itulah cara terbaik masuk ke dunia anak. Dengan bermain, kita bisa menyatakan cinta, mempersembahkan kenangan indah, dan menumbuhkan nilai-nilai kebaikan sebagai bekal hidupnya.

Yuk main lagiπŸ‘ΆπŸ»πŸ‘§πŸ»πŸ‘©πŸ»


Yunda Fitrian