berbagi inspirasi : 2017

Sunday 17 December 2017

Magnet Mama

Magnet Mama

“Omaaa...omaaa", tangis anak bungsu saya siang itu terdengar berbeda. Biasanya ia memanggil Ibu atau Ayah ketika menangis. Namun kali ini, oma yang dipanggilnya.

Oma adalah sebutan yang dibahasakan ibu saya untuk cucu-cucunya. Saya mencoba menerka nerka mengapa siang itu si bungsu menangis memanggil omanya.

Saya baru sadar, selama di jogja 3 hari ini si bungsu cukup intens main dengan oma, lain dari hari biasa yang kadang baru bertemu 2 hari sekali. Itupun hanya 2-3 jam ketika saya atau oma saling mengunjungi.

Lantas ketika kami pulang dari jogja, oma tidak ikut karena ingin singgah di rumah kakak saya di boyolali selama sepekan. Karena cucu lelaki semata wayangnya sudah kangen berat padanya.

Mungkin si bungsu menangis karena kangen juga.  Masih terkesan akan kebersamaan dengan omanya berapa hari ini. Mama memang selalu punya cara untuk masuk ke dunia anak anak dengan kegembiraannya.

Mama, begitu saya memanggilnya, memang orang yang asyik. Ia adalah sosok ibu yang selalu bisa menjadi sahabat bagi siapapun yang mengenalnya.

Mama bahkan selalu bersahabat bagi sahabat anak-anaknya.
Mama kenal baik dengan semua sahabat anak-anaknya. Bahkan sahabat sahabat kakak sulung memang mama dengan sebutan Bunda. Karena memang sangat keibuan bagi mereka. Ibu yang gaul dan bersahabat. Jauh dari sosok kaku, cerewet, atau galak.

Cara mama mendengarkan membuat orang betah curhat padanya. Begitu juga ketika diminta memberi nasihat, mama bisa menyampaikan dengan bahasa yang enak didengar. Tidak menggurui atau menghakimi.

Makanya banyak orang yang gampang curhat ke mama. Apalagi pembawaan yang luwes dan riang membuat orang lebih mudah 'nempel’ padanya. Kadang saya merasa, mama ini lebih 'nyiko' daripada saya yang sarjana psikologi.

Saat masih tinggal dengan mama waktu saya SMP, cukup sering saya memergoki mama mendengarkan kerabat yang sedang curhat padanya sampai menangis. Hingga kini, kadang mama meminta pendapat saya atas curhatan orang orang di sekitarnya. Tuh kan,terbukti mama lebih cocok jadi sarjana psikologi.

Kemampuan mama menjadi sosok ibu yang bersahabat sangat berbeda dengan apa yang pernah didapatnya saat menjadi anak.
Mama tumbuh dengan kedua orangtua yang mendidik secara konvensional. Bapaknya keras dan sangat sedikit bicara. Sosok yang sangat ditakuti oleh anak istri. Sama sekali jauh dari bersahabat dengan anak.

Ibunya, nenek saya, memang sosok yang berkebalikan dengan sang suami. Nenek adalah sosok yang supel, ceriwis, periang. Namun masih mendidik dengan pola asuh lama.
Lebih banyak mengkritik, mendikte, mengancam.
Bahkan ikut memperlakukan mama dengan kekerasan di masa kecilnya. Sangat berbeda dengan didikan yang saya dapat dari mama.

Mama adalah ibu sejati. Ia mampu melampaui pola asuh yang diterimanya menjadi pola asuh lebih baik bagi anak anaknya. Dengan kemampuan belajar yang tak kenal henti, mama berusaha berdamai dengan didikan masa kecilnya yang traumatik.

Mama kecil dididik dengan pukulan dan teriakan. Dua hal yang tak pernah kami warisi darinya hingga saat ini.

Mama kecil dididik dengan pemaksaan dan ancaman. Dua kata yang tak diterapkan mama saat mendidik kami.

Justru mama sangat membebaskan kami untuk memilih. Dari yang kecil seperti buku cerita sampai yang besar seperti menentukan jurusan kuliah. Mama tak pernah mendikte apalagi marah ketika kami memilih yang beda dari harapannya.

Dari mama saya belajar, tak perlu memaksa anak untuk memastikan masa depan mereka lebih baik dari orangtua. Cukup pastikan anak mandiri agar mereka mampu survive tanpa harus bergantung pada orangtua. Karena pemaksaan tak pernah menjamin kebaikan, tapi pasti mengurangi cinta dan mendatangkan penyesalan.

Mama kecil selalu mendengar omelan atas kesalahan dan kenakalan remeh kanak kanak. Sesuatu yang tak kami dapati darinya.

 Saya ingat pernah tak sengaja membuat kaca meja retak karena saya pukul dengan vas bunga. Mama gemeletuk giginya menahan teriakan marah, ia hanya menatap saya lekat sambil berkata, kan sudah mama bilang nanti pecah!

Mama tak pernah menghujani kami dengan tuntutan apalagi penghakiman berujung hukuman ketika kesalahan kami memang bukan kenakalan berbahaya.

Saya ingat di kelas 2 SMA nilai rapor saya anjlok. Biasa dapat peringkat 1 sejak SD, kali ini saya tak dapat peringkat. Saya sedih, kecewa, marah pada diri sendiri. Sekaligus takut mama marah dan kecewa juga.

Ternyata mama tidak murka sama sekali. Ia hanya berujar datar, kamu yang merasakan sekarang. Belajar itu untuk dirimu sendiri, katanya.

Mama kecil sering mendengar keluhan dan cacian terhadap orang dekatnya, sesuatu yang tak pernah diajarkan mama pada kami anak anaknya.

Meskipun mama dan bapak punya masalah serius hingga akhirnya bercerai, mama tak pernah mengajari  kami membenci bapak.

Bahkan ketika mereka beberapa kali bertemu saat mengunjungi kami, tak ada permusuhan apalagi api pertengkaran. Mereka tertawa seperti dua teman lama.

 Saya sangat bersyukur tak pernah diajarkan membenci ayah kandung saya, meski mungkin ia pernah menyakiti perempuan yang melahirkan saya.

Saya sungguh belajar banyak dari mama. Kelamnya masa kecil tak membuat mama latah menjadikan masa kecil anak-anaknya kelabu.

 Pahit perjuangan hidupnya tak pernah membuat mama melampiaskan amarah pada kami. Ia justru mengajarkan manisnya bersyukur atas semua yang terterjadi.

Mama selalu menjadi magnet kegembiraan dan kehangatan bagi anak cucu dan siapa saja yang mengenalnya. Sehingga rindu akan menghinggapi hati siapapun yang pernah membersamainya.

Mama, dengan segala kekuranganmu, engkau ibu terbaik yang kami miliki. Semoga kami dapat berbakti padamu sepanjang masa. Maafkan jika bakti kami belum sempurna. Semoga Allah mengizinkan kita berkumpul menjadi keluarga di surga, aamiin.
Terimakasih mama tercinta :)

Tantangan hari 10 Melatih Kemandirian


Kemarin hari terakhir liburan kami di Jogja. Sekaligus hari terakhir tantangan kemandirian Nafsa.

Kemarin Nafsa minta BAB saat kami sedang sarapan di hotel. Karena ayahnya yang sudah selesai sarapan, jadi Nafsa minta tolong temani ke toilet boleh ayahnya.
Saya lupa sekali untuk berpesan pada suami tentang latihan istinja mandiri Nafsa.

Saya baru bertanya sore harinya pada si tengah. Ia menjawab jujur bahwa istinja dibantu ayah. Saya mengatakan bahwa lain kali terutama jika di rumah Nafsa tetap harus mencoba melakukan istinja nya sendiri. Ia mengangguk. Saya berharap bisa terus mendampingi Nafsa berlatih kemandirian. Berlanjut pada perilaku lainnya dan dilakukan ajeg dimanapun berada.

#Melatih Kemandirian
#kuliah bunsay
#level2
#Tantangan 10hari

Thursday 14 December 2017

Tantangan hari 9 Melatih Kemandirian

Tantangan hari 9 Melatih Kemandirian

Di hari kesembilan ini Nafsa sudah melakukan istinja sendiri tanpa meminta bantuan saya.
Saat itu saya memang sedang mengurusi adiknya.

Tiba tiba Nafsa mengatakan ingin BAB. Saya lalu mengingatkan bahwa Nafsa pasti bisa hari ini istinja sendiri.

Saya pun memberi Nafsa kesempatan untuk sepenuhnya berada di toilet mengurus keperluannya sendiri. Setelah 8 hari sebelumnya selalu saya tentir.

Maka meskipun saat itu saya bisa saja berhenti sejenak dari si bungsu dan kembali mendampingi si tengah, saya memutuskn untuk tidak melakukannya. Saya memilih menjajal hasil latihan Nafsa.

Alhamdulillah lega rasanya ketika keluar dari kamar mandi Nafsa berbinar binar. Katanya ia sudah istinja sendiri.

Saya pun mengapresiasinya lalu mengkonfirmasi ulang apa yang dia maksud dengan istinja mandirinya. Ternyata persepsi kami sama, ia sudah mampu membasuh dan menyiram hingga bersih bagian duburnya. Semoga kemandirian ini menetap dan menular pada perilaku lainnya. Aamiin.

#level2
#kuliahbunsay
#Melatih Kemandirian

Monday 11 December 2017

FF Kejutan Ulang Tahun Pernikahan-by Yunda Fitrian


Catatan kecil kelas belajar nulis iip perdana

Ff: flash fiction, maksimal 200 kata. Ending berupa twist/ tidak tertebak kejutan bagi pembaca. Sumber mba nani nurhasanah.

Contoh ff karya yunda:

Kejutan Ulang Tahun Pernikahan

Andi bergegas pulang dari kantor. Ini hari ulang tahun pernikahannya. Ia sudah bertekad memberi kejutan dengan mengajak istri tercintanya ke sebuah restoran mewah dekat kantor sang istri.

Sudah sejak tahun pertama menikah, Indah ingin makan di tempat itu. Apa daya belum kesampaian karena isi dompet mereka harus diprioritaskan untuk kebutuhan lain.

Hari ini Andi senang sekali karena bonus dari kantor sudah turun. Meski sebenarnya ada kebutuhan lain, tapi Andi ingin membayar kekhilafannya melupakan hari ulang tahun pernikahan selama 4 kali dengan memberikan kejutan ini.

Ya, Andi memang pelupa. Semua kelupaan Andi sering mengundang kejengkelan Indah. Kecuali kelupaan tentang hari ulang tahun pernikahan. Sebab lupa hari ultah itu tidak sekadar membuat Indah jengkel, tetapi Indah akan sangat sensitif dan ujung ujungnya menangis. Andi paling tidak tahan melihat istrinya menangis.

Sampailah Andi dan Indah ke restoran steak kenamaan itu. Mata Indah berbinar dan senyumnya terus mengembang. Andi sungguh bahagia melihat rona suka cita di wajah istri tercinta. Siapapun yang melihat mereka pasti mengira dua sejoli ini sedang jatuh cinta.

Makan malam hari itu rasanya tak ingin mereka sudahi. Tapi waktu sudah semakin larut. Andi dan Indah teringat buah cinta mereka yang berada di rumah bersama sang pengasuh. Rindu pada Riana sang buah hati mengalahkan keinginan mereka untuk memperpanjang romantisme ulang tahun pernikahan.

Andi meraba saku celananya untuk mengambil dompet. Beberapa detik kemudian wajah bahagia yang sedari tadi terpancar berganti pucat pasi. Andi baru sadar, dompetnya tak ada di saku celana. Ia tak mampu mengingat, dimana terakhir ia meletakkannya..

Tantangan hari 8 Melatih Kemandirian

Tantangan hari 8 Melatih Kemandirian

Kali ini Nafsa BAB saat saya sedang sibuk menyuapi adiknya.

Ia masuk ke toilet diiringi suara motivasi saya tentang tahapan istinja mandiri yang belum dikuasainya.

Saya ingatkan dia untuk menyiram air lebih dulu baru membasuh dubur. Setelah itu cuci tangan sebersih bersihnya.

Saya membiarkan Nafsa sendirian di toilet. Sebab si bungsu sedang lahap lahapnya makan.

Beberapa saat kemudian Nafsa keluar toilet. Saya segera bertanya, "Nafsa sudah istinja?"

Matanya berbinar, bibirnya tersenyum lebar, "sudah bu!" Jawabnya.

Saya kembali bertanya untuk memastikan, "bisa siram dan basuhnya?"

"Kan gantian kayak kata ibu. Aku siram duluan"

"Oh gitu, wah hebat kakak. Tangannya sudah dicuci bersih?".

Ia mengangguk sambil menyodorkan dua telapak tangannya untuk saya cium. Biasa saya lakukan untuk mengecek apakah anak anak sudah pakai sabun.

Saya mencium bau sabun tapi samar. Saya mengapresiasi usaha Nafsa sambil menyuruh cuci tangan sekali lagi supaya lebih harum dan bersih. Ia pun menurut tanpa keluhan.

Lega rasanya. Semoga keterampilan baru inibuka bisa menetap menjadi kebiasaannya. Aamiin.

#kuliah Bunsay
#Melatih Kemandirian
#Tantangan hari 8
#level2






Tantangan hari 7 Melatih Kemandirian

Tantangan hari 7 Melatih Kemandirian

Alhamdulillah hari ini Nafsa bisa belajar istinja lagi.

Awalnya dia minta tolong ayahnya karena saya sedang sholat, rakaat terakhir.

Si kakak kemudian mengingatkan bahwa Nafsa sedang belajar istinja mandiri, tidak boleh minta dibantu ayah.

Selesai sholat saya segera menghampiri Nafsa.  Kembali mententirnya bagian menyiram sambil membasuh.

Memang masih jadi tantangan untuk Nafsa. Setidaknya, semua tahapan lain mulai dari membuka celana hingga memakai kembali sudah ia lakukan sendiri.

Saya mengingatkan kembali untuk mencoba alternatif menyiram dulu baru membasuh.  Sepertinya dia sudah mengerti hanya belum mantap untuk mencoba karena belum terbiasa. Tetap semangat Nafsa :)

#kuliah Bunsay IIP
#Melatih Kemandirian
#Tantangan Hari 7
#level2

Saturday 9 December 2017

MIMPI BOLEH KOMPROMI, ASAL JANGAN MATI-arsip FB Yunda Fitrian

MIMPI BOLEH KOMPROMI, ASAL JANGAN MATI
Menjelang nikah, saya minta wejangan dari ibu seorang sahabat tentang pernikahan.
Ibu paruh baya itu menasihati saya dengan lembut.
Katanya, kelak jika jadi istri banyak banyaklah melapangkan hati.
Menerima kepemimpinan suami dan semua perilakunya dengan sabar.
Jangan membangkang atau egois mementingkan diri sendiri. Itulah kunci rumahtangga bisa bertahan hingga lanjut usia.
Waktu itu saya hanya mengangguk ringan, seolah sudah sangat paham dan siap melaksanakan.
Lalu masa masa itu pun tiba.
Masa dimana mengikuti kepemimpinan suami tak semudah menganggukkan kepala.
Ketika kehendak suami bersimpangan dengan ambisi pribadi.
Tiba masa dimana keputusan yang diambil suami untuk memprioritaskan keutuhan rumahtangga harus menunda, mengubah, bahkan menghapus cita cita istri.
Waktu itu baru beberapa bulan kami menikah, satu persatu impian saya harus kandas.
Berganti dengan skala prioritas baru bernama keutuhan rumahtangga.
Saya tak menyangka, apa yang sudah kami sepakati saat taaruf ternyata harus diubah menjadi opsi baru. Opsi yang sama sekali tidak saya bayangkan.
Saat taaruf saya minta pada calon suami untuk tetap tinggal di Depok. Karena saya masih ingin mengajar di sekolah terminal.
Saya juga minta suami tetap mengizinkan saya mobile ke Tangerang, karena masih ingin rutin ke sekolah almamater untuk mengisi mentoring.
Calon suami saya menyanggupi. Ia tahu, saya telah jatuh cinta pada anak anak di sekolah terminal, juga pada jiwa jiwa muda di sman doeta dan zoetanx (nama smp saya versi alay). Maka saya meminta agar kelak pernikahan tidak memisahkan saya dari mereka.
Namun yang selanjutnya terjadi tidak sesuai rencana.
Baru 2 pekan menikah, saya positif hamil. Lantas sempat flek dan dianjurkan istirahat.
Lalu tiba tiba, suami dapat tawaran menjadi kepala cabang bimbel di daerah tangerang selatan.
Pertimbangan demi pertimbangan berujung pada keputusan suami mengajak saya pindah ke Tangerang. Kembali ke kota kami tercinta.
Dan berarti melepaskan satu cinta lain yang saya genggam selama ini. Yang begitu membuat saya berbinar tiap pagi.
Tapi lalu saya tak banyak argumentasi. Pikir saya, kini ada prioritas baru bernama anak, amanah Allah dalam rahim saya. Dengan pindah domisili, saya masih bisa beraktivitas di ladang lain, sekolah almamater.
Tak dipungkiri saya masih bergumul dengan kerelaan hati. Melepas anak anak yang saya sayangi. Dan saya yakini dengan kurangnya SDM di sana, saya masih sangat dibutuhkan.
Di kala sunyi, seringkali bayangan wajah anak anak dan episode kegembiraan kami di sekolah terminal-yang aslinya bau pesing dan kumuh itu-menari nari di kepala saya.
Mengiris hati dan mengalirkan sungai di pipi.
Saya mencoba berdamai dengan diri sendiri. Memang inilah pernikahan. Ada mimpi yang harus terkubur oleh skala prioritas bernama keutuhan rumahtangga.
Ternyata tak hanya sampai di situ. Mimpi lainnya pun menyusul harus kandas. Mimpi kuliah ilmu syari di sebuah kampus di Jakarta Selatan.
Tadinya saat taaruf suami pun sudah oke dengan rencana satu ini. Tapi kondisi saya yang hamil muda, perdana, dan sempat flek membuat impian ini harus tertunda.
Lagi lagi ada gurat kecewa, tapi saya telan saja.
Bukankah ini pernikahan? Dimana mimpi istri (dan juga suami) harus mau berkompromi demi sebuah prioritas bernama keutuhan rumahtangga.
Tahun demi tahun berlalu.
Berseliweran foto foto teman seangkatan kuliah lagi. Ada yang di dalam dan di luar negeri.
Iri?
Ah, tidak!
Tidak salah lagi..hehehe.
Bukankah harus iri dengan orang orang yang punya kesempatan menuntut ilmu menjelajah negeri? Supaya kelak bisa lebih menebar manfaat dengan ilmunya yang makin tinggi.
Sebenarnya saya sudah bercita cita mau kuliah di Aussie sejak SMP. Sejak membaca tentang Great Barrier Reef. Haha gak nyambung sih sama psikologi. Tapi itu tetap saya patri dalam hati. Apalagi saat s1, saya baru tahu ternyata kampus saya punya program double degree dengan kampus di Aussie. Nah, nyambung kaan. (Apanya dah yang nyambung?!).
Saya pun merayu suami. Berbekal kemampuan bahasa Inggris yang tinggal poles dikit bisa lolos syarat beasiswa. Juga senangnya belajar mandiri baik dari web, buku, workshop, atau kesempatan lainnya.
Saya bilang, kapan kita kuliah di luar negeri? Sesuai mimpi. Karena saya tahu ia pun punya mimpi yang sama.
Lalu apa kata suami? Bertahun tahun jawabannya cuma ini:
“Aku belum bisa ninggalin bisnis di sini”
Dan saya pun mundur lagi. Menyimpan info2 menggiurkan beasiswa di sana sini jauuh di dalam tanah. Bukan dalam hati lagi. Sebab saya tahu bisa jadi 10 tahun lagi pun jawabannya masih sama. Sebab saya sudah mengerti, bisnis ini sudah sangat mendarah daging dalam hidup suami.
Ya sudah, saya kubur saja mimpi kuliah ke luarnegeri rapat rapat supaya tak menghantui.
Saya coba cari inspirasi supaya gak ngambek apalagi mangkel dalam hati.
Saya tatap tiga bidadari. Saya cermati kanan kiri.
Apa iya saya harus ke luar negeri? Masih ada yang harus saya kerjakan di sini. Banyak.
Apa iya saat ini hanya dengan kuliah ke luar negeri saya berhasil menggapai mimpi?
Apa saya sanggup setangguh mereka yang melanglang buana di negeri orang?
Lalu saya jadi malu sendiri.
Kalau Allah belum memberikan jalan menggapai suatu impian, mungkin saya memang hanya perlu memantaskan dan memasrahkan diri.
Bukan mendengki. Atau merutuki hari. Menyesali diri. Atau menyalahkan suami.
Yang perlu dilakukan hanya memantaskan diri melalui ikhtiar dan memasrahkan hati melalui tawakal.
Ikhtiar pun bentuknya macam macam.
Tidak melulu dengan mengejar ambisi. Tapi juga dengan mencari hikmah dan terus berbagi inspirasi.
Tidak berhenti di satu titik lantas mogok dari ikhtiar mencari kebaikan jika titik itu ternyata tak mampu tercapai.
Maka sayapun memohon kepada Allah agar diberikan yang terbaik.
Jalan untuk menjadi manusia bermanfaat dengan cara yang Allah ridhoi.
Cara yang paling tepat untuk seorang Yunda Fitrian dengan segala atribut dan keunikannya.
Tentu tidak harus sama dengan orang lain.
Maka ikhtiar demi ikhtiar saya jalani.
Mimpi demi mimpi saya rajut kembali.
Dengan kompromi, mereka tidak perlu mati.
Sebab setiap perempuan punya potensi yang berjodoh dengan mimpi.
Sekalipun kini prioritas hidupnya adalah sebagai ibu dan istri.
Dengan doa dan sujud mengiringi, saya minta restu orangtua dan suami, anak anak tak terkecuali.
Ada, pasti ada jalan untuk saya mewujudkan mimpi.
Segala puji bagi Allah. Dengan izinNya saya dipertemukan dengan berbagai kesempatan.
Saya diberikan kesehatan dan kekuatan untuk belajar lebih banyak lagi di universitas kehidupan.
Saya damaikan hati dari konflik batin bertema kekecewaan.
Saya bersihkan diri dari kotoran dengki akan jalan kesuksesan orang lain.
Saya akan meraih mimpi dengan keunikan saya sendiri.
Dengan apa yang Allah hadirkan dalam kehidupan sehari hari.
Maka di sinilah saya hari ini.
Menjadi ibu dari 3 bidadari.
Istri dari seorang suami yang baik hati.
Anak dari orangtua yang bijak bestari.
Berjalan tenang merangkai mimpi.
Lewat menuliskan kata dan menggaungkannya menjadi inspirasi.
Lewat meluangkan waktu bermain dengan anak tetangga dan anak sendiri.
Melalui kesediaan untuk terus belajar di sana sini.
Menjadi tempat bercerita bagi sesama perempuan yang ingin mencari solusi.
Berbagi apa yang Allah sempat titipkan sehari hari.
Mencoba bermanfaat dengan hal hal sederhana yang ada di depan mata sendiri.
Dengan semua itu, saya merasa hidup kembali.
Tentu saya belum selesai merajut mimpi, tapi setidaknya saya merasa damai dalam diri.
Siap melanjutkan hari dengan lebih baik lagi.
Untuk sampai di sini saya tidak melakukannya seorang diri.
Melainkan dengan dukungan seorang lelaki yang telah berjanji di hadapan langit dan bumi.
Akan menjadi pemimpin yang bersinergi.
Yang bukan hanya sibuk di luar lalu lupa anak istri.
Bukan hebat di muka publik tapi tak dicintai dalam rumah sendiri.
Dalam pernikahan, kepemimpinan suami berarti menjaga prioritas bernama keutuhan rumahtangga. Dengan tetap memberikan istri ruang untuk mengasah potensi.
Jika kepemimpinan itu lantas mengerdilkan potensi istri, akankah lahir dari rahimnya anak anak yang berani bermimpi?
Sebab tiap anak dalam diam mengamati ibu dan ayahnya sehari hari. Mereka tumbuh sebagaimana orangtua mencontohkan diri.
Jangan sampai seorang ibu atau istri dibiarkan stres sendiri. Potensinya layu, mukanya kuyu.
Dia yang dulu dipilih jadi istri karena kecerdasannya, kini dibiarkan merana karena sibuk dengan urusan rumahtangga. Tidak punya waktu buat diri sendiri apalagi mimpi mimpi.
Ah tapi kebanyakan lelaki hanya paham bahasa langsung alias kalimat denotasi yak..jadi saya langsung saja kasih contoh kongkret deh.
Sederhananya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan suami jika ingin istri tetap sehat jiwa raga semangat menggapai mimpi:
-Mau bantu istri menyederhanakan tugas domestik. Sebab sungguh ini menyita energi. Caranya beragam bisa dengan memberikan istri asisten rumahtangga, menggunakan teknologi seperti mesin cuci, dll yang mempersingkat waktu dalam pekerjaan domestik. Tak lupa suami bersedia berbagi pekerjaan rumahtangga seperti cuci piring, cebokin anak angkat jemuran.
Luar biasa hebat suami seperti ini. Tidak akan berkurang kemuliaan seorang suami ketika turun tangan membantu pekerjaan istri. Justru makin mulia, bahkan bonus makin disayang istri. Siapaa yang setujuu?
-Beri istri kesempatan menyendiri untuk merefresh hati. Bahasa kekiniannya me time. Jangan sampai urusan anak beres, istri baru mau santai, eh giliran anak mertua yang mengganggu..hehe.
Me time bukan cuma waktu santai sendiri dalam rumah, bisa juga dengan mengizinkan istri keluar rumah sendiri atau diantar, buat sekadar ketemu teman, ikut pengajian, arisan, atau jalan ke tempat favoritnya. Gimana buibu, setujuu?
-Beliin istri buku bergizi dan bayarin ikut seminar yang bagus! Bahasa singkatnya, investasi leher ke atas. Bukan cuma memanjakan dengan perhiasan fisik, tapi isi jiwa istri dengan nutrisi inspirasi.
Istri yang sehat jiwa akan menularkan kebahagiaan pada anak dan suami kok..jadi semua akan kembali ke keluarga sendiri. Bukan untuk kesenangan pribadi.
-ungkapkan penghargaan dan cinta setiap hari. Apa susahnya bilang terimakasih sayang sudah jaga anak hari ini, terimakasih sudah masak..Tak ketinggalan ajak istri diskusi yang berbobot. Apa impiannya, apa yang bisa dilakukan agar hidup terasa bermakna.
Susah, gengsi, canggung? Keluar dari zona nyaman memang tidak mudah. Tapi itulah yang membuat kualitas hidup meningkat.
Terus buat para istri yang suaminya jauh dari mau melakukan hal hal begini, gimana?
Ya tentu butuh waktu dan perjuangan tersendiri memang.
Mungkin dengan kondisi begitu, justru istri menjadi tangguh dan teruji.
Tetap berikhtiar dan tawakal. Sebab segala sesuatu ada ukurannya di sisi Allah. Sebagai hamba, tugas kita adalah berbaik sangka padaNya senantiasa.
Memberikan yang terbaik pada tiap kesempatan yang Dia tawarkan. Mencari hikmah dari semua keadaan.
Semoga ridho Allah mampu kita raih, dalam apapun peran yang dijalani dalam hidup ini.
Selamat melanjutkan mimpi, wahai para istri 
Semangat mendukung istri, wahai para suami

Tantangan hari 6 Melatih Kemandirian

Tantangan hari 6 Melatih Kemandirian

Akhirnya pagi ini Nafsa bisa latihan istinja betulan alias BAB beneran.
Saya masih mententirnya bagian basuh sambil siram dubur.

 Awalnya ia menolak melakukan sendiri, mengajukan opsi saya yang menyiram.
Namun saya tipe emak yang tega kalau sedang melatih anak mandiri. Apalagi untuk sesuatu yang sudah sesuai tahap perkembangannya.


Jadi saya bilang pada Nafsa bahwa ia bisa melakukannya sendiri, setidaknya coba dulu.
Nafsa mencoba dan masih kesulitan. Baiklah, saya kembali memegang tangan kanannya sambil menggerakkan tangan itu menciduk air dan menyiram.

Selebihnya untuk cuci tangan dan pakai celana sudah lancar dilakukan sendiri.
Baiklah, tahap menyiram sambil membasuh ini masih jadi tantangan yang harus ditaklukkan. Semangat :)

Friday 8 December 2017

Tantangan 5 hari Melatih Kemandirian

Tantangan hari 5 Melatih Kemandirian

Hari ini Nafsa belum BAB lagi. Tetapi menjelang ia mandi, saya dapat ide. Hmm bagaimana kalau saat mandi saja saya ajari dia istinja? Jadi tidak perlu menunggu ia BAB betulan. Rasanya geli geli kocak memikirkan ada emak emak yang sangat menunggu nunggu anak BAB, hehe.

Maka saat Nafsa selesai sabunan, saya pun mengajaknya berlatih istinja. Nafsa manut daan segera saya apresiasi.

Saya mengingatkan latihan sebelumnya bahwa kita tinggal belajar membasuh sambil menyiram dubur. Nafsa mengambil seciduk air di gayung dengan tangan kanan. Kemudian membasuh duburnya dengan tangan kiri.

Ia sudah bisa, hanya masih sulit menyiramkan air karena terbiasa melakukan dengan tangan kiri.

Saya memberinya semangat sambil berkata bahwa ia sudah bisa menyiram dengan baik. Saya menyarankan agar Nafsa mengambil air lebih sedikit agar gayung tidak terlalu berat sehingga mudah menyiram.

Selain itu saya juga memberi tips lain yaitu jika menyiram dan membasuh sekaligus masih terasa sulit, ia dapat menyiram lebih dulu baru membasuh. Jadi keduanya dilakukan bergantian.
Begitulah kisah hari ini. Semoga Nafsa makin mandiri dalam istinja.

#kuliah Bunsay
#Melatih Kemandirian
#level2

Thursday 7 December 2017

Tantangan hari 4 Melatih Kemandirian

Tantangan hari 4 Melatih Kemandirian

Sore itu Nafsa kembali berkata ingin BAB. Baiklah saya memang sudah menunggu supaya bisa melatih istinja mandirinya kembali.

Segera saya briefing ulang. Saya katakan kemarin Nafsa sudah bisa istinja sendiri, tinggal memegang gayung sambil membasuh dubur bersamaan.

Nafsa merespon dengan jawaban, “ceboknya pake tangan kiri kan bu? Kalau makan pakai tangan kanan!”
Alhamdulillah dia sudah ingat posisi tangan yang saya latihkan. Saya pun memujinya.

 Saya ingatkan untuk memegang gayung dg tangan kanan.
Saya memegangi tangan kanannya dan menggerakkan tangan kanan Nafsa untuk menciduk air serta menyiram dubur.

 “Nah begini Naf. Besok Nafsa ambil sendiri airnya sedikit biar ga berat, siram. Terus ambil lagi siram lagi kayak gini ya. Ibu gak pegangin lagi" kata saya sambil menyiramkan air ke dubur.

Tangan kiri Nafsa sudah bisa membasuh duburnya. Lalu saya ingatkan kembali untuk cuci tangan dengan sabun.

Latihan hari ini selesai. Semoga besok bisa berjalan lancar.

#kuliahBunsayIIP
#tantangan10hari
#Level2
#Melatihkemandirian

Tuesday 5 December 2017

Tantangan hari 3 Melatih Kemandirian Anak

Tantangan hari 3 Melatih Kemandirian Anak

Hari ini kali ketiga Nafsa saya latih istinja sendiri. Ketika ia berkata ingin BAB, saya kembali mengingatkan untuk berlatih istinja mandiri.

Karena kemarin PRnya adalah menyiram dubur sekaligus membasuh sendiri, maka hari ini pun tugas tersebut yang saya dampingi dan latihkan.

Saya memberi instruksi sambil mengamati dari pintu kamar mandi. Awalnya saya pikir ia akan kesulitan menyiram sambil membasuh karena ukuran gayung yang terlalu besar untuk genggaman tangannya.

Karena itu saya sediakan gayung kecil untuk Nafsa. Lantas saya amati kembali.
Saya lihat ia bisa melakukan keduanya bersamaan, menyiram sambil membasuh dubur.

Tapi ketika saya amati lebih jelas, ternyata karena kidal, Nafsa membasuh dubur dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang gayung untuk menyiram.
Saya lalu mengingatkan bahwa istinja dilakukan dengan tangan kiri.

Memang selama ini saya sudah sering melatihnya makan dengan tangan kanan. Saya jelaskan bahwa itu contoh dari Rasulullah dan yang mengikuti beliau akan bertemu dengannya di surga. Namun saya belum jelaskan bahwa istinja dilakukan dengan tangan kiri.

Setelah saya minta ganti tangan, Nafsa terlihat kesulitan tapi tetap berusaha.
Belum selesai proses istinja, si bungsu merengek minta keluar kamar. Saya pun meninggalkan Nafsa dengan berpesan untuk mencui tangan yang bersih.

Tak lama kemudian, Nafsa menyusul saya keluar kamar. saya bertanya apakah ia sudahmencuci tangan. Dengan mantap dan lantang ia menjawab sudah. Lalu saya mengulang pertanyaan untuk meyakinkan. Dengan ekspresi sedikit geregetan ia berkata, “udah Bu, Ibu kan tadi gak lihat!”’

Baiklah..PR saya berikutnya, memastikan Nafsa konsisten menggunakan tangan kiri untuk membasuh dan tangan kanan untuk menyiram duburnya.
Semoga makin lancar :)

Sunday 3 December 2017

Tantangan hari 2 Melatih Kemandirian Anak

Tantangan 10 Hari Latihan Kemandirian

Hari Ahad ini adalah hari kedua latihan kami.

Hari ini Nafsa BAB ketika sedang menyusui si bungsu. Tepat sekali dengan awal tujuan mengapa saya memilih skill istinja untuk dilatihkan: beberapa kali saya tidak bisa standby untuk istinja Nafsa karena sedang menyusui.

Akhirnya saya minta bantuan si sulung menjadi asisten. Sebelumnya ia sudah dibriefing tentang latihan kemandirian si tengah.

Saya baru ingat, belum menurunkan tempat sabun agar bisa dijangkau Nafsa. Jadi saya minta si sulung mengambilkan sabun dan mengawasi adiknya istinja.

Dari kasur saya mendengarkan episode latihan itu. Saya dengar si kakak memberikan instruksi pada Nafsa.

Si kakak melaporkan bahwa Nafsa masih belum bisa membasuh sambil menyiram duburnya. Selebihnya Alhamdulillah lancar. Saya berterima kasih pada keduanya karena mau saling menolong.

Sore Hari Nafsa BAB Lagi. Giliran saya kembali melatih langsung. Saya segera membuat tempat sabun dadakan agar  Nafsa bisa mengambil sabun sendiri.
Ketika ia hendak istinja, saya perlihatkan tempat sabun yang baru untuknya.

 Ia lantas membasuh tangan dengan sabun lalu dengan panduan saya mulai membersihkan duburnya. Seperti sebelumnya, meminta saya menyiramkan air sambil ia istinja.

Sambil menyiram, saya beri Nafsa petunjuk untuk melakukan sendiri esok hari. Saya katakan, tangan membersihkan, tangan kanan menyiram dengan gayung.

Proses istinja selesai, saya ajari ia mencuci tangan dengan benar. Saya amati dan pandu untuk membersihkan tangan dengan sabun sampai ke sela jari lalu memastikan bekas sabun sudah hilang.

Begitulah. Tugas saya hari berikutnya berarti memastikan Nafsa bisa menyiram sendiri saat istinja.
Bersambung :)

#KuliahBunsayIIP
#Melatih Kemandirian
#Level2
#Tantangan 10 hari

Tantangan hari 1 Melatih Kemandirian Anak

Tantangan Kemandirian 10 Hari

Jumat lalu kelas Bunda Sayang kembali bertemu. Kali ini kami berkumpul di Sanggar Kemuning Mbak Ventri di bilangan Kampung Sawah.

Alhamdulillah pertemuan berlangsung hangat meski di akhir acara kami sempat pindah dari kebun ke selasar karena hujan angin ringan.

Setelah mereview materi 1 dan menutupnya dengan aliran rasa masing-masing, Mbak Nani memimpin diskusi tentang materi 2 yaitu Melatih Kemandirian Anak. Kami diminta mengucapkan 1 kata yang terpikir ketika mendengar kata mandiri. Kami juga berdiskusi mengapa harus melatih kemandirian anak.

Kesimpulannya, kami sepakat bahwa melatih kemandirian anak sangat penting. Sebagai orangtua kami tidak akan hidup selamanya untuk melayani anak. Sebagai individu, anak perlu kemandirian sebagai keterampilan untuk survive dalam hidup.

Kami lalu diminta untuk menuliskan pengalaman proses melatih kemandirian anak yang sudah tercapai sejauh ini.

Tulisan dirinci menjadi tugas, usia, dan bagaimana cara melatih kemandirian tugas tersebut.
Tulisan kami dikumpulkan di papan tulis lantas kami diberikan waktu untuk membaca seluruh pengalaman tersebut. Kami diharapkan dapat mencari inspirasi untuk tantangan 10 hari berikutnya.

Kali ini tantangan 10 harinya adalah melatih kemandirian anak. Cara mengerjakannya, kami harus memilih 1 anak dan 1 skill kemandirian yang akan dilatihkan. Tantangan dilakukan 1 bulan ini, tiap skill dapat dilatih selama 1 pekan. Jadi total ada 4 skill yang dilatih selama 1 bulan.
Untuk tantangan 10 hari berarti kami akan melaporkan 2 skill.

Malam harinya, saya berdiskusi dengan si sulung dan si tengah. Saya tanya menurut mereka mandiri itu apa dan pentingnya apa untuk mereka.
Awalnya si tengah tak paham, tapi setelah si sulung menjawab, ia dapat menjawab benar dengan bahasanya sendiri.

Kata si sulung, mandiri itu mampu mengerjakan semua sendiri, penting karena ibu tidak mungkin bantu semuanya terus menerus. Si tengah berkata mandiri itu gak dibantu ibu, penting karena kita udah gede.

Saya pun mengapresiasi jawaban mereka sambil mengkonfirmasi bahwa mandiri artinya mengerjakan sendiri apa yang sudah bisa dilakukan. Penting karena usia mereka sudah besar, tidak bisa bergantung terus pada ibu. Saya tambahkan pula pertanyaan mereka lebih senang bisa sendiri atau dibantu terus? Alhamdulillah mereka menjawab lebih suka bisa sendiri.

Saya beritahu targetnya bahwa pekan ini untuk kakak saya akan melatih kemandirian membereskan mainan. Sementara si tengah kemandirian untuk istinja (cebok usai BAB) sendiri.

Dalam tantangan kali ini saya memilih melaporkan perkembangan si tengah.
Hari Sabtu lalu adalah hari pertama latihan kami. Ketika si tengah mulai mau BAB, biasanya ia minta bukakan celana.

 Nah, kali itu saya kembali jelaskan hari ini kita mulai latihan, jadi Nafsa buka celana sendiri.
Ia pun menurut dan mulai buka celana sendiri.

Ketika mau instinja, saya lupa sabun masih dalam posisi tinggi tidak terjangkau oleh Nafsa. Saya pun mengambilkannya. Lalu mulai proses istinja sambil mententir Nafsa.

“Gini ya Kak besok kalau mulai mau cebok sendiri. Ini sabunnya dibasuh dulu ke tangan. Terus tangn kiri usap bagian pantat tempat bekas BAB. Sambil diguyur pakai tangan kanan. Kalau terasa sudah bersih, cuci dua tangan pakai sabun. Bilas deh"
Saya ucapkan semua sambil melakukan proses istinja. Saya lihat ia menyimak dengan baik.

Selesai istinja saya minta ia memakai celana sendiri. Biasanya ia suka minta dipakaikan. Alhamdulillah Nafsa berhasil mengenakan celananya sendiri.

Latihan hari pertama selesai. Tugas saya berikutnya adalah meletakkan sabun pada tempat yang terjangkau oleh Nafsa.
Bersambung :)

#KuliahBunsayIIP
#Melatih Kemandirian
#Level2
#Tantangan 10 hari

Thursday 30 November 2017

Aliran Rasa Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif

Aliran rasa tantangan 10 hari komunikasi produktif:

Apa yang dirasakan
Perubahan yang terjadi
Faktor pendukung

Sebagai alumni fakultas psikologi, saya memang sudah mempelajari tentang komunikasi efektif sejak bangku kuliah, sekitar 10 tahun yang lalu.

Alhamdulillah sedikit banyak ilmu tersebut sudah saya terapkan dalam kehidupan sehari hari.

Namun bukan berarti melakukan komunikasi efektif sudah mahir saya lakukan. Apalagi ketika berhadapan dengan anak.

Terlebih lagi dalam tantangan ini komunikasi efektif sudah naik tingkat menjadi komunikasi produktif, artinya sudah menghasilkan sesuatu yang baik atau bermanfaat.

Kenyataan di lapangan selalu tak semulus idealisme di alam pikiran. Karena itulah syarat adanya perjuangan: kesenjangan antara harapan dan kenyataan.

Seringkali saya dibuat bingung bagaimana menyikapi dengan tepat stimulus dari anak anak, ketika mereka berbicara atau berperilaku di luar perkiraan saya.
Seperti ketika mereka berargumentasi, baper, bahkan tantrum.

Setelah mendapatkan materi komunikasi produktif, saya kembali diingatkan bahwa hasil dari komunikasi yang kita lakukan adalah tanggung jawab kita sendiri.

Selama tantangan 10 hari saya merasa kepekaan kembali dilatih untuk menemukan pintu komunikasi produktif kepada si sulung (yang saya pilih dalam tantangan ini). Juga pada si tengah, si bungsu, suami, dan siapapun yang sedang saya ajak berkomunikasi.

Selain itu, dengan adanya tantangan ini saya sering merefleksikan komunikasi yang sudah terjadi.

Misalnya, sehabis berdebat atau marah dengan anak.
Saya jadi segera ingat harusnya tidak begini, oh sebaiknya setelah ini saya harus begini, dst.

Saya jadi bisa lebih memperbaiki komunikasi selanjutnya dari hasil refleksi tersebut.
Faktor pendukung dalam menerapkan komunikasi produktif di rumah antara lain kesamaan visi kami sebagai suami istri.

Kami sama sama ingin menciptakan suasana rumah yang ramah jantung fan otak. Artinya, cara  berkomunikasi penghuninya dengan kata kata positif,nada yang pas di telinga, serta bersifat membangun.

Teladan dari suami dalam mengelola emosi juga sangat menguatkan saya agar terus berkomunikasi produktif.

Kehadiran grup dan stimulus kelas Bunda Sayang juga menjadi dukungan tersendiri.

Semoga komunikasi produktif bisa menjadi cara hidup yang konsisten kami lakukan. Aamiin.

Sunday 26 November 2017

Resume Kulwap Kelas Emak Belajar Nulis oleh Yunda Fitrian

[28/10 20.09] Yunda Fitrian: Perjalanan Karya Emak Beranak Tiga

Stepahnie Meyer tidak pernah menyangka cerita yang ditulisnya akan mendunia dan diangkat ke layar lebar! Ia tak pernah membayangkan perjuangan menulisnya akan terbayar sebesar ini.

Ide novel Twilight sendiri berasal dari mimpi Meyer di suatu malam. Ia melihat seorang gadis tengah berbincang mesra dengan pria setengah serigala.

 Mimpi itu seolah menghantui Meyer untuk mengeksplorasinya menjadi cerita.

Setahun berikutnya menjadi perjuangan luar biasa bagi Meyer. Ia bertekad menyelesaikan cerita berdasarkan mimpi tersebut menjadi sebuah novel romantis.

 Statusnya sebagai ibu rumahtangga yang baru punya anak tak menghalanginya untuk berkarya.

 Malam malam saat istirahat dilaluinya dengan mengetik cerita. Seringkali sambil menggendong bayinya yang menangis.

Kisah hidup Stephanie Meyer menginspirasi saya yang saat itu sama sama baru beranak satu.

Sejak kecil saya sudah bercita cita menjadi penulis. Saya ingin banyak orang tercerahkan dengan membaca tulisan saya.

Sebagaimana perempuan yang telah menyandang status menikah, maka impian pribadi kini menjadi perlu kompromi.

 Ambisi dan cita tak mungkin lagi melangkah sendiri. Bagi seorang istri, ia punya sosok bernama suami yang harus dimintai ridho dan izinnya.

 Belum lagi jika sudah berstatus ibu. Perempuan memiliki anak yang harus didahulukan kebutuhannya.

Alhamdulillah, hingga tahun ke-8 pernikahan ini, dengan status emak beranak 3, impian menjadi penulis telah tercapai. Meskipun masih jauh perjuangan untuk menjadi penulis berskala nasional atau go internasional.

 Setidaknya, tulisan saya telah berbentuk buku dan dibaca ribuan orang.

Pada kesempatan kali ini, izinkan saya berbagi kisah perjuangan menulis saya. Semoga bermanfaat bagi teman teman semua.

Tentu saja kisah ini bukan kisah sempurna, sekadar berbagi pengalaman nyata bahwa seorang emak beranak 3 mampu berkarya tanpa tenggelam dalam tugas domestik rumahtangga.
Bahwa potensi kita sebagai perempuan tidak seharusnya padam hanya karena kondisi sudah rumahtangga.

 Karena semestinya, pernikahan justru melejitkan potensi dua orang yang terikat di dalamnya.

Selain berhasil menelurkan 2 buku solo indie, saya juga telah menelurkan 3 antologi.

Berikut review tentang karya karya saya yang semuanya menetas setelah menikah:
#antologi. Saya mengikuti lomba menulis dan berhasil menjadi finalis. Tiga buku itu adalah 99 Pesan Kerinduan untuk Presiden, Sepanjang Masa, dan Bangga Menjadi Ibu.

Pernah suatu kali saya menjuarai lomba menulis novelet yang diselenggarakan sebuah blog.

 Sayangnya, sampai saat ini, sudah lebih dari 5 tahun tidak ada kabar dari panitia lomba. Terakhir saya tanya admin hanya beralasan sibuk.


Berdasarkan pengalaman tersebut, dalam mengikuti lomba menulis di internet saya menjadi sangat selektif.

 Sebaiknya hanya ikuti event dari penerbit atau komunitas yang sudah terkenal dan sudah memiliki rekam jejak penerbitan yang jelas.


Hal penting lainnya yang perlu digarisbawahi, ketika ikut event lomba menulis, siapkan mental pejuang. Saya sendiri lebih sering kalah dan tidak dimuat tulisannya daripada berhasil menang lomba.

Perasaan sedih dan kecewa ada, tapi saya terima saja perasaan tersebut tanpa harus  berhenti berkarya. Saya hanya mensugesti diri bahwa makin sering gagal artinya makin banyak pengalaman berjuang.

Dengan demikian, langkah menuju menang akan semakin dekat, dibandingkan kita hanya berdiam diri.

#Buku solo. Perjuangan menyelesaikan buku solo tak pernah lepas dari sosok inspiring Teh Indari Mastuti. Sejuta doa kebaikan dan peluk untuk Teteh satu ini.

Suatu malam, saat.sedang galau dengan impian, Allah menggiring saya pada sebuah grup yang disarankan di fb. Ibu Ibu Doyan Nulis.

Dari grup inilah saya memutuskan ikut Sekolah Perempuan, program mentoring menulis 3 bulan yang hasilnya menyelesaikan naskah buku. Pas banget buat saya!

Saat itu kondisi saya baru saja menjadi emak beranak 2 yang bekerja freelance.

 Usia si tengah waktu itu 7 bulan. Masih menyusui dan sedang heboh hebohnya coba Mpasi.

Suami sangat mendukung saya karena kami memang punya impian yang sama: ingin berduet menulis buku.

 Namun karena jam terbang suami lebih bamyak di bisnis, sayalah yang fokus pada menulis.

Meskipun proses pembuatan buku pertama kami mulai dari nol, saya sudah punya kepingan kepingan tulisan yang sering saya posting di blog maupun di folder komputer. Ide utama dan draf kasar sudah ada.

Waktu itu saya dibimbing oleh Bu Guru Ida Fauzia yang bermukim di Malaysia. Jauhnya jarak tak mampu merintangi ikatan hati kami #eeaa. Bu Guru selalu sigap merespon naskah dan komunikasi saya. Alhamdulillah buku saya selesai tepat waktu.

Saya sempat sedih ketika naskah saya tidak lolos dalam rapat redaksi sebuah penerbit, setelah sebelumnya masuk nominasi.

 Itulah rencana Allah. Dengan tidak lolosnya naskah tersebut, saya justru diberi jalan untuk menerbitkannya lewat penerbit indie.

Bulan April sekolah perempuan berakhir. Oktober buku kami launching di kampus UI. Hasilnya di luar ekspektasi kami.

 Buku terjual habis lebih dari 1000 eksemplar dan membawa kami mengisi acara bedah buku berdua ke berbagai daerah.

 Alhamdulillah hasil penjualan buku ini pun bisa membuat kami menabung ongkos umroh untuk orangtua.

Untuk pertama kalinya, saya diserbu anak anak muda yang antre minta tandatangan di atas buku saya! MasyaaAllah, sesuatu yang dulu pernah saya visualisasikan kini menjadi kenyataan. Alhamdulillah.

Testimoni demi testimoni positif berdatangan dari para pembaca.

 Saya senang sekali banyak inspirasi yang terbagi dari buku ini: Cintapedia-curhat seru tentang cinta sejati dan jodoh terbaik.

Saya kembali mengumpulkan kepingan tulisan baru untuk buku berikutnya. Tiga tahun lamanya calon buku kedua belum juga tersentuh untuk diramu.

Memang ketika ada kemauan di situ ada jalan. Ramadhan lalu Allah kembali menggiring saya pada Teh Indari. Kali ini kelas mentoring menulis buku 7 hari! Saya deg degan baca iklannya.


 Alhamdulillah suami langsung acc dan program pun berjalan H-7 lebaran! Saat itu saya sudah jadi emak beranak 3, usia si bungsu tepat 1 tahun.

Dengan keahliannya teteh membimbing saya hingga akhirnya naskah pun selesai. Bahkan saya dapat bonus testimoni naskahnya dari teteh.

 Alhamdulillah. Buku ini sudah dinanti banyak orang sebelum resmi terbit. InsyaAllah November ini buku Yakin Dia Jodohmu? siap rilis ke pasar.

Sebagai penutup, saya akan merangkum beberapa poin penting dalam perjuangan menulis bagi para emak:

๐Ÿ‰#1. Kuatkan tekad. Seribu ragu akan melemahkan langkah. Jika tidak punya tekad yang kuat, lebih baik cari kegiatan lain yang lebih ringan untuk dilakukan.

๐Ÿ‰#2. Dapatkan ridho, komitmen, dan dukungan suami. Pastikan beliau berada di sisi yang mendukung kita sepenuhnya. Jika tidak, langkah akan jauh lebih berat dan melelahkan.

๐Ÿ‰#3. Punya mentor dan komunitas. Berjuang sendirian itu menghabiskan energi dan waktu yang jauh lebih buanyaak daripada berjuang bersama-sama.

๐Ÿ‰#4. Rela kurang tidur dan puasa sosmed. Disiplin dalam menggunakan waktu adalah kunci agar target target terpenuhi.

๐Ÿ‰#5. Tetap jaga kesehatan jiwa raga dengan seimbangkan aktivitas.

Sebagai ibu, keluarga tetap nomor satu. Prioritas pada anak jangan sampai terganggu. Karena semua bisa ditunda kecuali kebutuhan anak kita.

๐Ÿ‰#6. Pastikan punya waktu untuk mengecharge ruhani. Jangan abaikan kebutuhan batin untuk hening, berpasrah kepada Allah, beristirahat dari lelah dunia dengan larut dalam ibadah kepadaNya. InsyaAllah semua perjuangan menjadi berbuah pahala dan menjadi catatan amal kita.aamiin.

Demikiansharing yang bisa saya sampaikan.

 Semoga bermanfaat, mohon maaf jika ada kekurangan. Silakan bagi yang ingin berdiskusi :)
[28/10 20.20] Yuni Iidn: Pertanyaan

1. Cella
Pingin tau proses awalnya mbak.  Saya duluuuuuuu banget pernah diajarin tentang tatacara tulisan (jaman smp or sma kali ya.  ๐Ÿ˜‚) .... Naaah..  Di jaman now ini...  Terutama sejauh pengalaman.  Apa dulu yang harus dilakukan? 
Judul duluan? 
Materi duluan ?

Jawaban
Ide duluan mba.

Kalau sudah ada ide, mulai ditulis saja langsung.

Walaupun mungkin belum enak dibaca banget.

Selesai, baru dikasih judul yg eye catching๐Ÿ˜ kekinian.

Bagus lagi kalau bisa diendapkan dulu tulisannya. Jadi nanti kalo ada tambahan ide yg lebih kece,bisa direvisi
[28/10 20.20] ‪7‬: Subhanallah, salut sekali sama perjuangan bunda.

Maaf, apkh sebelum mnikah dlu pernah mnulis atau ini bnar2 menulis dari nol?

Apkh jnis tulisan yg pertama kali ditulis, dan apkh jenis tulisan tsb langsung mnjadi passion bunda?

Apkh pernah mengalami block writer, jenuh, ato malas? Berapa lma waktu yg dbtuhkn utk mngembalikn mood agar kmbali konsisten dlm mnulis?

Trims. ๐Ÿ™๐Ÿ™
[28/10 20.23] ‪+‬: Makasih mbak kesempatannya
saya mau tanya
Gimana sih cara yang baik ngejelasin ke orang terdekat/ suami kalau tulisan kita itu bukan sepenuhnya dari hati kita
Suami saya suka baper mbak..jadi kadang saya nulis bingung dalam nulis apalagi saya senangnya bikin puisi๐Ÿ˜ƒ
[28/10 20.23] Yuni Iidn: 2. Elin
Subhanallah, salut sekali sama perjuangan bunda.

Maaf, apkh sebelum mnikah dlu pernah mnulis atau ini bnar2 menulis dari nol?

Apkh jnis tulisan yg pertama kali ditulis, dan apkh jenis tulisan tsb langsung mnjadi passion bunda?

Apkh pernah mengalami block writer, jenuh, ato malas? Berapa lma waktu yg dbtuhkn utk mngembalikn mood agar kmbali konsisten dlm mnulis?

Trims. ๐Ÿ™๐Ÿ™

3. Sari
Makasih mbak kesempatannya
saya mau tanya
Gimana sih cara yang baik ngejelasin ke orang terdekat/ suami kalau tulisan kita itu bukan sepenuhnya dari hati kita
Suami saya suka baper mbak..jadi kadang saya nulis bingung dalam nulis apalagi saya senangnya bikin puisi๐Ÿ˜ƒ
[28/10 20.30] ‪8‬: Okaay...  Ide sih udah ada...  Baiklaah kalo begitu...  Saya coba langsung aja ya.. 

Terimakasih ilmunya ya mbak Yunda...  ๐Ÿ˜Š๐Ÿ™
[28/10 20.33] Yunda Fitrian: Saya menulis sejak SD mba, nulis diary๐Ÿ˜

Beranjak Smp mulai nulis d mading dan buletin sekolah, sampai kuliah.

Passion menulis sesuai latarbelakang saya di psikologi.

Setelah menikah, saya fokus di pernikahan dan parenting.

Writers block sampai sekarang masih.
Kalau jenuh saya main dulu sama anak, atau kegiatan apapun yg refreshing buat saya. Tekad saya ga mau tenggelam dalam writers block.
[28/10 20.35] Yunda Fitrian: Wah kalau ini kuncinya ngobrol mba ☺๐Ÿ˜‡

Makin sering ngobrol suami akan makin tau apa yg mba maksud.

Dan krn lelaki itu bedacara tangakap dg perempuan, jelaskan dg bahasa yg langsung.

Tapi mba pasti yg paling tau tipe suami mba๐Ÿ˜…

Mungkin sesekali buat tulisan spesial buat suami
[28/10 20.37] ‪2‬: Subhanallah materiny bagus banget๐Ÿ˜๐Ÿ˜
Pertanyaan.
Gimna caranya menjual buku terbitan indie sampai bsa laku 1000 eks.
Sebaiknya kita nulis fokus sama novel atau cerpen saja,atau boleh nulis apapun.
[28/10 20.37] ‪4‬: Apa yang paling mendasar buat outline? Tolong kasih contoh bunda terimakasih
[28/10 20.38] ‪9‬: Terima kasih atas kesempatan nya mbk Yuni mbak yunda...
Maaf kalo bertele-tele ๐Ÿ˜…


Bagaimana cara memilah dan memilih ide yg datangnya random di kepala. Soalnya rasa-rasanya semua ide bisa ditulis, tapi seringkali acak.
Jadinya nulis masih sedikit, gak bisa melanjutkan bab selanjutnya.


Apa bisa nulis juga sekalian jalanin bisnis? Dan dua2nya masih sebagai pemula. Soalnya cita2 sblm nikah, kalo punya suami pingin bisa eksekusi nulis dan bisnis.
[28/10 20.38] Yuni Iidn: 4. Tuti
Subhanallah materiny bagus banget๐Ÿ˜๐Ÿ˜
Pertanyaan.
Gimna caranya menjual buku terbitan indie sampai bsa laku 1000 eks.
Sebaiknya kita nulis fokus sama novel atau cerpen saja,atau boleh nulis apapun.

5. Ira
Apa yang paling mendasar buat outline? Tolong kasih contoh bunda terimakasih

6. Ifa
Terima kasih atas kesempatan nya mbk Yuni mbak yunda...
Maaf kalo bertele-tele ๐Ÿ˜…


Bagaimana cara memilah dan memilih ide yg datangnya random di kepala. Soalnya rasa-rasanya semua ide bisa ditulis, tapi seringkali acak.
Jadinya nulis masih sedikit, gak bisa melanjutkan bab selanjutnya.


Apa bisa nulis juga sekalian jalanin bisnis? Dan dua2nya masih sebagai pemula. Soalnya cita2 sblm nikah, kalo punya suami pingin bisa eksekusi nulis dan bisnis.
[28/10 20.40] Yunda Fitrian: Ilmu marketing mba..

Harus sudah punya pasar kalau mau terbit indie.

Karena modalnya lumayan.

Waktu itu saya dan suami sudah punya pasar karena kami banyak link di segmen remaja.
[28/10 20.41] Yunda Fitrian: Oia utk fokus sepertinya pembagiannya fiksi atau nonfiksi mba
[28/10 20.42] Yunda Fitrian: Contoh outline:

Intinya ide utama dan penjelas dr keseluruhan buku kita
[28/10 20.43] Yunda Fitrian: ๐Ÿ‘†๐Ÿปoutline awal buku kedua saya
[28/10 20.45] Yunda Fitrian: Ide random dirapikan dg outline, mba ifa.

Itu kerasa banget waktu saya nulis buku kedua dan dikejar2 teteh๐Ÿ˜…

Outline saya sampe bolak balik krn menurut teteh kalo belum detail bakal random terus..ini pake bahasa saya ya  teteh mah ga bilang gitu..lebih galak..galak2sayang๐Ÿ˜
[28/10 20.45] Yunda Fitrian: Nulis bisa jadi bisnis mba..dan bisnis biasanya laris dg kita rajin nulis
[28/10 20.52] Yuni Iidn: 7. Izzah
-Outline it apa yaa๐Ÿ˜๐Ÿ˜
-Gimana biar tulisan qtha di muat di redaksi???

8. Ira
Apa genre bunda yunda yg pertama di tulis? Fiksi non fiksi, dan lebih sulit mana ☺
[28/10 20.53] Yunda Fitrian: Outline: kerangka karangan.
Dimuat d redaksi kayaknya bisa ikut kelas jebol media dr IIDN yak mba yuni๐Ÿ˜
[28/10 20.54] Yunda Fitrian: Mba ira, awal nulis waktu Smp fiksi.

Setelah kuliah sampai sekarang yg banyak digemari orang tulisan nonfiksi.

Menurut saya, pilih yg kita paling kuasai saja bahannya mba
[28/10 21.0: Subhanallah malam ini ilmunya buanyam banget makasih yang sebesar2nya buat bunda yunda yang udah buka2an dan menjelaskan pertanyaan kita dgn sejelas2nya.peluk cium dri jauh untk bunda
[28/10 21.01] ‪+‬: Biasany para penulis itu menulis ngambil dari buku2 lain atau ide dari pribadi masing2???
[28/10 21.09‬: Berapa lama tulisan mba yunda bisa selesai, mulai dari ide, sampai terbit.

Untuk materi yg ditulis, informasi dan referensi bisa di dapat dari apa saja dan dimana biasanya?
[28/10 21.03] Yuni Iidn: 9. Izzah
Biasany para penulis itu menulis ngambil dari buku2 lain atau ide dari pribadi masing2???

10. Ifa
Berapa lama tulisan mba yunda bisa selesai, mulai dari ide, sampai terbit.

Untuk materi yg ditulis, informasi dan referensi bisa di dapat dari apa saja dan dimana biasanya?
[28/10 21.09] : Butuh kesabaran dan ketekunan ekstra ya mbak... Hwa bagi2 rahasia konsistensinya mbak...

Soalnya kalo sudah dimotivasi atau terinspirasi sosok kayak mbak gini rasanya pingin banget bisa sukses dan keren...

Tapi kalo udah sendiri, terlupa dan terlena hal2 lain... Hiksss
[28/10 21.14] Yunda Fitrian: Idem mba..saya juga gitu.

Tapi jadi sadar waktu dgr kata2 motivasi dr seorang temen dan teh indari:

Kadang kita berhenti saat sukses sudah dekat.

Orang sukses adalah yg berusaha sedikit lebih keras dr orang lain.

Banyak orang hanya siap utk sukses tapi tidak siap utk perjuangan mencapainya.

Sempat bbrp kali juga terinspirasi dr kisah sukses para penulis yg dishare d fb cikgu julie nava
[28/10 21.21] ‬: Barusan bilang bahwa bukunya sukses dengan penerbit indie.  Maksudnya gimana ya? 

Dan apakah kita terlibat dalam proses pemasarannya? 

Lalu bagaimana hasilnya?  Ada penentuan target atau gimana?  Agak nyerempet bisnisnya gpp yaa...  ๐Ÿ˜„ . Biar sekalian ilmunya
[28/10 21.25] Yunda Fitrian: Penerbit indie ada bbrp versi mba.

Ada yg murni menerbitkan/ mencetak saja. Ada yg bantu jual di web atau sosmednya.

Aku yg pertama mba. Jadi memang harus mau repot marketing, layout buku sendiri, edit sendiri.

Tapi untungnya juga buat sendiri๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜…

Kalau dg penerbit mayor atau indie tipe 2 masih ada bagi2.
[28/10 21.26] Yunda Fitrian: Oia utk target atau hitungannya yg lebih ngeri misua saya krn beliau orang bisnis. Jadi saya konsul ke beliau utk nentuin harga dll
[28/10 21.33] Yunda Fitrian: baca buku Yakin Dia Jodohmu?
Kalau kamu:

#pengen tau cara membedakan butuh atau ingin nikah?

#Cara membuka topeng calon pasangan

#kehidupan nyata setelah masa bulan madu

#6 jebakan cinta yang membuat pernikahan membawa luka

Bahasanya ringan dan mengalir, buktikan sendiri๐Ÿ˜๐Ÿค—๐Ÿ˜‡

Harga 59rb plus ongkir, jika pesan sebelum 10 nov2017.

Open reseller, info lengkap wapri yaa๐Ÿ˜
[28/10 21.36] Yunda Fitrian: Terimakasih atas perhatian dan waktunya mba mba semua..saling mendoakan dan menguatkan yaa..saya pamit ya mba, ini anak3 udah nagih videocall sama ayahnya yg lagi nginep workshop๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿค—๐Ÿค—
[28/10 21.37] Yuni Iidn: Sebelum ditutup saya ingin menyampaikan satu hal.

Mbak Yunda ini termasuk peserta teladan di kelas 7 hari nulis, private bersama teh Indari ๐Ÿ˜
[28/10 21.37] Yuni Iidn: Makasiiih mbak Yunda ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜
[28/10 21.3: ๐Ÿ‘๐Ÿ‘ trims mbak
Semoga ilmunya bermanfaat dan berkah, Aamiin
๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘
[28/10 21.‬: Terimakasih ilmunya yaa mbak Yunda...  ๐Ÿ˜˜
[28/10 21.39]5‬: Trimakasih mb yunda. Semoga nular suksesnya.
[28/10 21.39] Yuni Iidn: Saya bantu jawab ya mbak Cella

Ini pernah dibahas oleh mbak Artha kemarin waktu sharing yaa.

Intinya pedekate sma mereka ☺
[28/10 21.40] Yuni Iidn: Ada yang gratis dan ada yang bentuknya donasi gitu kalau gak salah
[28/10 21.41] Yuni Iidn: Karena mba Yunda muridnya teh Indari jadi pasti dapat fasilitas lah dari teteh ☺

8‬: Ouw...  Baiklah...  Silaturahim memang penting yaa...  ๐Ÿ˜„๐Ÿ‘ ... Baiklah..  Makasi bantuannya mbak Yuni ๐Ÿ˜Š

Wednesday 22 November 2017

Resume Kulwap Manajemen Stres-Keputrian Tangerang

[21/10 20.05] Yunda Fitrian: BERDAMAI DENGAN STRES-Yunda Fitrian

“Sebelumnya dia aktif Mbak, di kampus. Memang setelah kegiatan A yang dia dapat teguran dari teman itu dia mulai mundur. Sekarang sudah 6 bulan lebih dia gak mau keluar kamar”, curhatan seorang  sahabat masih terngiang di kepala saya.


Sedih rasanya mendengar seorang perempuan di usia yang seharusnya produktif, dengan potensi kebaikan begitu banyak, kini mengalami depresi.

Ukhti shalihah, kita adalah jamaah manusia.

Fitrah manusia adalah lemah, butuh sandaran yang kuat.

Ibarat sebuah neraca yang punya sisi kanan dan kiri, kita harus memiliki KESEIMBANGAN untuk bisa berdiri tegak. ⚖๐Ÿ‹๐Ÿป

Sangat manusiawi manakala kita merasa tertekan, baper, galau, dan hopeless dalam episode hidup yang dijalani.

Menjadi tidak wajar manakala episode itu MENETAP dalam kehidupan kita.

 Ibarat memakai kacamata hitam, hari senantiasa mendung dalam pandangan kita.

 Inilah yang perlu kita ubah agar kewarasan tetap terjaga๐Ÿ˜Š

So, mari kita mulai kulwap ini dengan membaca basmalah, tahmid, dan sholawat ๐Ÿ•Œ๐Ÿ•‹

Selanjutnya, sesuai request, kita akan bahas manajemen stres pada perempuan.

Sebelum diskusi panjang lebar tentang stress, yuk samakan persepsi APA itu stress sebenarnya? Karena kalau persepsinya beda, kita jadi STRES ikut kulwap ini๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ

Oh iya, karena latarbelakang saya sarjana psikologi, saya berusaha mengutip dari sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, insyaallah.

*Definisi Stres☹๐Ÿคข๐Ÿ˜“

Stres merupakan kondisi di mana seseorang MERASA TIDAK MAMPU memenuhi tuntutan pada situasi tertentu secara EFEKTIF ditunjukkan dalam bentuk FISIK maupun PSIKIS (Lazarus & Folkman, dalam Sarafino & Smith, 2012).

Sementara stressor merupakan hal yang memicu seseorang berada dalam kondisi stres.
Nah dari definisi ini kita tekankan kata MERASA.

 Artinya, stress adalah sesuatu yang sangat subjektif๐Ÿ˜Ž

Bergantung pada PERSEPSI (pandangan) masing-masing pribadi.

Sesuatu yang membuat Anna stress, belum tentu membuat Elsa stress juga.

 Makanya sering denger kan komentar (nyebelin) dari orang, “Ah gitu doang ditangisin!” “yaelah…gitu ajaa seteres!”

Ya, karena selain dia tidak berada di posisi kita, apa yang dihayati pun berbeda. Ada orang yang amanahnya bejibun, tapi santai2 aja. Di tempat lain, ukhti Fulanah dikasih 1 amanah aja mukanya galaaau terus. Kayak mikul segunung galon.

Kalau kita menemukan fenomena seperti itu, ya maklum sajalah. Tidak perlu ikut menghakimi. Karena stress memang subjektif sekali.

Stress juga akan tampak dalam kondisi fisik dan psikis seseorang.

 Ada yang sering mules saat ketemu pelajaran matematika (saya banget), pusing kepala saat jadi ketua panitia, atau jadi jerawatan karena sering baper sama postingan si dia…#eeaaa.

Lewat kulwap ini yuk kita kenali supaya kita yang pegang KENDALI. Gak mau kan dikendaliin sama stress?

*Stressor pada perempuan ๐Ÿ“ฑ๐Ÿ’ฐ๐Ÿ“ฟ๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ง‍๐Ÿ‘ฆ

Allah menciptakan setiap manusia istimewa. Apalagi kaum Hawa. Buktinya, Adam bahagia setelah diciptakannya Hawa.

Mengapa keberadaan Hawa membawa kebahagiaan bagi Adam? Karena Hawa diciptakan BERBEDA.

 Naluri manusiawi kita memang akan TERTARIK manakala ada yang BERBEDA. Masih ingat pelajaran Fisika tentang magnet kaaan? Ehh jangan ada yang langsung mules yaa denger kata fisika ๐Ÿ˜œ

Otak kaum Adam dan kaum Hawa diciptakan dengan struktur yang berbeda untuk saling melengkapi.

 Perbedaan itu membuat stressor pada lelaki dan perempuan pun berbeda.

Cowok mungkin bisa santai saat emak bapaknya marah-marah, sementara cewek langsung baper nangis siang malem.

Cowok diem seribu bahasa ketika marah, sementara cewek maunya ngomel sepuasnya.
Dan banyak lagi perbedaan khas perempuan dan laki-laki. Meskipun, pada tiap individu kekhasan otak itu tetap tampil dengan keunikannya masing-masing.

 Jadi bisa saja ada cowok yang sukanya curhat dan cewek yang milih diem saat marah.

Secara umum, stressor pada perempuan dan laki-laki sama, hanya cara menanggapinya berbeda.

 Stressor yang khusus perempuan biasanya berhubungan dengan kondisi menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui.

 Di grup ini kayaknya baru ngalamin yang kondisi pertama aja kan yaa.. jadi kita gak perlu bahas yang selainnya, entar jadi saya yang curhat ๐Ÿ˜† #dilemaemakberanak3๐Ÿ‘ถ๐Ÿป๐Ÿ‘ง๐Ÿป๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป

Intinya, stressor pada perempuan melibatkan hormon khusus perempuan seperti progesteron, estrogen, LH dan FSH. Saya gak jelasin di sini yak, sok tanya mbah gugel aja biar lengkap ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿš€

Apapun bisa menjadi stressor manakala kita tidak mampu pegang KENDALI atas diri kita.

Tugas sekolah dan amanah banyak, stress. Dibully temen, stress. Dimarahin ortu, stress.

Gak punya kuota, STRES BANGET!!! Hehehe…kids jaman now banget kaan ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿ’ป

Supaya hemat kuota, ehh hemat waktu, kita langsung bahas manajemen stresnya yaw, cekidot.

*Manajemen Stres๐Ÿ‹๐Ÿป

Pada saat menghadapi stress, kita hanya punya DUA pilihan.

Satu, UBAH SITUASI.๐Ÿน

Dua, UBAH CARA PANDANG.๐Ÿ‘

Mana yang lebih mudah dilakukan, itulah yang akan memampukan kita keluar dari episode stress.

Cara pertama artinya kita yang harus mengubah KEADAAN agar SESUAI dengan keinginan kita.

 Amanah dakwah banyak, tugas banyak. Supaya gak stress, kita minta kurangin amanah dakwah, masalah selesai.

 Coba, beneran selesai gak masalahnya?

Kalau beneran selesai, berarti kamu sudah berhasil menggunakan cara satu untuk mengatasi masalahmu.

Tetapi jika ternyata amanah sudah berkurang, stress tetap datang, coba cara dua. UBAH CARA PANDANG.

Ketika waktu terasa begitu cepat karena dari bangun tidur hingga tidur lagi aktivitas sangat padat sehingga kamu merasa penat,
Daripada tidur dengan kepala penuh keluhan,  coba lakukan pilihan kedua: UBAH CARA PANDANG.

Tutuplah hari dengan BERSYUKUR. Karena dengan kondisi sekarang, artinya kamu SEHAT dan BERMANFAAT. Dua kata ini luar biasa nikmatnya.

 Sebab semua kondisi tidak berdaya dan putus asa berawal dari ketiadaan salah satu atau kedua kata.

Ilmu psikologi memberikan istilah REFRAMING pada cara ini. Dalam Islam, kita mengenalnya dengan istilah HUSNUZHAN, berprasangka baik, positive thinking.

Apa yang kita niatkan, itu yang kita dapatkan. Apa yang kita sangka kepada Allah, itu yang akan diberikanNya pada kita.

Dalam bahasa psikologi, reframing diartikan sebagai upaya membingkai ulang suatu kejadian dengan mengubah sudut pandang, tanpa mengubah kejadiannya itu sendiri.

 Framing digunakan sebagai alat untuk membingkai kembali masa lalu yang dianggap sebagai penyebab dari keadaan mental saat ini.

 Reframing berarti menggunakan teknik mengubah cara pandang untuk mempengaruhi, membantu menolong meyakinkan seseorang melihat beberapa gambaran atau ide dari pandangan yang berbeda.

Kalau kita baca Alquran dan hadits, baaanyaaak sekali pesan reframing yang Allah sampaikan pada manusia. Lewat kisah, perumpamaan, sampai kalimat-kalimat indah yang to the point.

Salah satu yang sering kita baca ada di surat Al Insyirah. Ketika Allah berfirman, bersama kesulitan ada kemudahan. Maka sungguh, benar, bersama kesulitan ada kemudahan.

Kalau kita resapi ayat ini, dalam sekali lho maknanya.

Tiap kesulitan yang kita alami, sudah Allah iringkan dengan kemudahan, supaya kita gak stress.

Masalahnya, kita mau gak berusaha menemukan sudut pandang itu? Supaya yang sulit terlihat mudah. That’s our challenge, girls ๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿซ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿ’ป๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿ”ฌ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿณ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿš€๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐ŸŽจ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍✈๐Ÿ‘ฎ๐Ÿป‍♀

Kita bisa coba ya latihan reframing sekarang?

Siapa yang mau coba reframing dari kondisi ini:
Elsa sedih teman-temannya seolah mengucilkannya. Apa daya, Elsa bukan kalangan sosialita. Ia sering tak punya paket data. Sering ketinggalan berita yang ngehits di dunia maya. Tidak nyambung diajak bicara. Elsa merasa tidak diterima…

Ayo silakan yang mau coba reframing boleh..

Terakhir, saya akan berikan beberapa tips untuk menghadapi stress supaya tidak berkelanjutan.

๐Ÿ‰ Beri JEDA terhadap stimulus. Ada orang yang komen negatif di WA atau IG, coba beri jeda waktu sebelum balas. Jeda waktu ini memungkinkan kita untuk BERPIKIR sebelum bertindak.

๐Ÿ‰Tenangkan diri. Sebagai Muslim, Allah sudah memberikan kita cara terbaik untuk menenangkan diri: mengingat Allah.

 Setidaknya 17 kali dalam 24 jam kita diajak Allah untuk mengingat bahwa Dia Maha Pengasih, Penyayang, Penolong hambaNya.

Dan ratusan kali sehari kita dituntunNya untuk ingat bahwa Allah Mahabesar, sehingga kecil-lah semua masalah jika kita yakin akan kebesaran dan kasih sayangNya.

๐Ÿ‰Cari pertolongan. Manusiawi untuk berbagi lewat curhatan. Hanya, pastikan kita curhat di tempat yang TEPAT. Sebab salah tempat saat curhat bisa membuat stress kamu tambah berat

๐Ÿ‰Lakukan kedua solusi tadi, bisa cara SATU, DUA atau kombinasi keduanya.

๐Ÿ‰Tetaplah bersama orang orang baik. Dengan berinteraksi dalam komunitas kebaikan, insyaallah keberkahan hadir lewat inspirasi yang menjadi solusi.


Finally, inilah akhir dari narasi saya. Semoga bermanfaat, silakan bertanya mumpung kita bersua meski hanya di dunia maya ๐Ÿ˜†๐Ÿ™๐Ÿป

wallahu a’lam bishshawab, yang benar datang dari Allah, kesalahan dari saya pribadi.

Referensi:
http://digilib.uinsby.ac.id/15155/5/Bab%202.pdf

https://www.theguardian.com/science/2015/nov/30/brain-sex-men-from-mars-women-venus-not-so-says-new-study

http://repository.unpad.ac.id/20611/1/Jurnal-Tesis-Susy.pdf

http://www.alodokter.com/mengenal-macam-macam-hormon-pada-wanita-dan-fungsinya

naskah buku yakin dia jodohmu?


[21/10 20.16] ‪+: Silahkan teman2, adik2 semua,,

Sudah bisa japri ke saya, utk pertanyaan2nya~

Ditunggu sangat, ❤
[21/10 20.19] Yunda Fitrian: Oh iya tambahan, tadi lupa ditulis.

Menekuni hobi yang membuat kita merasa tenan, nyaman, dan senang juga bisa meminimalisir dampak stres lho.
[21/10 20.23] Yunda Fitrian: Baiklah sambil yg lain bertanya, saya coba jawab yg sudah masuk ya
[21/10 20.27] Yunda Fitrian: 1. Semua manusia pasti pernah salah.sebaik baik orang yg berusaha memperbaiki kesalahannya.

Menyesali kesalahan itu bagus, tanda taubat nasuha. Jika belum bisa memaafkan diri sendiri, fokuslah pada minta maaf langsung ke Allah dan kalau memungkinkan ke orang yg pernah kita zalimi.

2. Gagal move on namanya๐Ÿ˜…
Berarti belum nemu sudut pandang lain, belum bisa reframing krn masih suka dg cara pandang lama.

Kalau gitu, nikmati saja selama merasa tidak rugi
[21/10 20.27] Yunda Fitrian: Wening_alumnus SMAN 8 Tangerang

1⃣ Bagaimana cara reframing terhadap kesalahan diri sendiri, agar bisa lebih mudah memaafkan diri sendiri?

2⃣ Apa yang sebaiknya dilakukan, bila reframing ternyata belum berhasil membentuk sudut pandang baru dan lebih nyaman dengan sudut pandang yg dahulu?
[21/10 20.28] Yunda Fitrian: ๐Ÿ‘†๐Ÿปitu pertanyaan dan jawabannya
[21/10 20.28] Yunda Fitrian: Yeni

Gimana supaya gak kebawa ikutan stres ketika dengar curhatan teman yg sdg stres?
[21/10 20.28] Yunda Fitrian: Norma dri Sman 13 kab.tangerang

Gimana cara nya disaat stres dalam pelajaran yg bener2 ssh di pahamin, skali ny paham, nnti lupa lagi. Sdg kn dalam diri ada rasa kesel apalagi klo mw uas :v dan emg gasuka sma pljrn ny, kn jd stres๐Ÿ˜…
[21/10 20.28] Yunda Fitrian: Yeni

Wajar gak sih kalo kita ngelak "enggak kok, gw gak stres. Gw baik2 aja"
ada dampak buruknya gak bwt diri kita?
[21/10 20.28] Yunda Fitrian: Feby_MAN 1 TNG
Bagaimana cara menyikapi seseorang yang selalu bersikap mau menang sendiri atau biasa disebut egois? Kadang kalau punya temen kaya gitu suka buat stres
[21/10 20.31] Yunda Fitrian: Nah ini...
Kadang orang yg dicurhatin lebih stres dr yg curhat.

Yg curhat udah move on, atau cuma numpang ngeluh...yg dengerin malah galau n baper๐Ÿ˜…

Jadi kuncinya, setelah dengarkan, serahkan pada Allah.

Dg mendengarkan saja kita sudah membantunya.

Jika ada yg bisa dilakukan lebih dari itu, alhamdulillah.

Kebanyakan orang curhat cuma butuh didengar dan didoakan๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜‡
[21/10 20.33] Yunda Fitrian: Ga suka pelajarannya pasti jadi bad mood dan kerja otak ga optimal utk belajar.

Coba reframing, apa keuntungan kita belajar mapel ini?

Kalo ga ketemu, syukuri saja kita masih bisa belajar dibanding teman2 seusia kita yg tdk mampu sekolah di saat mereka sangat ingin.

Jadi rasa tdk suka itu yg harus diminimalisir. Good mood makes our brain works better๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ’ช๐Ÿป

[21/10 20.36] ‪+‬: Saya Salsabila dari UMT. Saya mau tanya dengan ibu, bagaimana cara mengurangi stress (banyak pikiran) untuk jenjang mahasiswa seperti saya. Saya hampir setiap hari banyak pikiran, banyak kegiatan tapi saya selalu kepikiran terus   sampai stress bahkan sampai membuang2 waktu.. Terimakasih ibu ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š
[21/10 20.36] Yunda Fitrian: Persepsi stresnya disamain dulu mungkin yen.

Bisa jadi mengelak itu krn dipersepsinya, stres itu kayak orang2 skizofren atau psikopat๐Ÿ™€

Jadi malu kalo bilang stres..

Bisa juga itu cara orang fight dg stresnya, defense supya ga terlihat rapuh.

Dampaknya ya tergantung alasannya.

Kalo krn defense ya bisa jadi rapuh di dalam dan suatu saat meledak.
[21/10 20.38] Yunda Fitrian: Coba feby..balik lagi ke 2 cara di artikel tadi.

Ubah si dia, atau ubah cara pandang kita?
Mana yg lebih mudah?๐Ÿ˜Š

Dan kalau mau menyampaikan ttg ketidaknyamanan kita dg cara/kepribadian teman, lakukan di saat yang tepat, dg cara yg santun, personal (tdk di medsos, tdk di depan umum, menjatuhkan)
[21/10 20.38] Yeni Mybest: Hohooo..gituu yaaa

Intinya menyadari klo qt sedang stres, menerima kondisinya lalu mulai move on

Gitu kali yaa?
[21/10 20.39] Yunda Fitrian: Fani

1. Ada orang yg dia takut curhat karna khawatir melewati batas sehingga menjadi ghibah atau bahkan membuka aib keluarga misalnya, bagaimana tanggapan kaka dg hal ini, bukankah qt bisa mendapatkan sudut pandang baru ketika adanya masukan2 positif dr org lain? Atau sudut pandang itu bisa qt rubah sendiri tanpa dipicu oleh org lain?
[21/10 20.42] Yunda Fitrian: Betul fani, akhirnya ada yg sampai depresi lho krn pny anggapan begini.

Balik lagi ke artikel tadi.

Asalkan tempatnya tepat, justru itu ikhtiar utk mengatasi masalah.

Lain halnya jika masalah diumbar di medsos atau tempat umum tanpa mencari solusi.

Dalam Islam selama menceritakan aib itu tujuannya solusi,boleh kok. Syaratnya, hanya pada orang yg memiliki kewenangan/ kompetensi dlm masalah tsb.
[21/10 20.43] Yunda Fitrian: Oia di zaman Rasulullah pun para sahabat curhat sampai masalah pribadi kan
[21/10 20.43] Yunda Fitrian: ๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป
[21/10 20.43] Yunda Fitrian: Sinta_SMAN 2 Tangerang_ bagaimana cara menghadapi orang yg suka ngeremehin hobi kita, padahal hobi kita bisa membuat stres hilang .-.
[21/10 20.46] Yunda Fitrian: Reframing lagi, sinta.

Kalo ngubah orang itu biar mengapresiasi hobi kita,  bisa juga sih.
 Tunjukkan dg prestasi kita di bidang hobi tsb.

Tapi kadang cape kan kalo melakukan sesuatu hanya utk membuktikan diri ke orang lain๐Ÿ˜Š

Kalo bisa bermanfaat dan berprestasi alhamdulillah.
Jika belum bisa, yg penting Allah ridho ga dg hobi kita itu?
[21/10 20.49] Yunda Fitrian: Panggil teteh, kakak, atau mba aja biar berasa muda๐Ÿ˜†

Cara ngurangin stres krn tumpukan tugas cuma satu: KERJAKAN!๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ’ช๐Ÿป

Buat catatan apa saja yg harus dilakukan, deadline nya kapan.
Hari ini mau ngerjain apa, jam brp?

Kebanyakan kita menghabiskan waktu buat memikirkan masalah dan bukan melakukan solusi๐Ÿ˜…
[21/10 20.49] Yunda Fitrian: Airine_SMAN 8 Tangerang

Apa tanda-tanda stress yang berlebih? Apa kurang minat dengan hobi lagi juga termasuk?
[21/10 20.52] Yunda Fitrian: Betul sekali airine.

Stres yg berlebih bisa jadi depresi, ini harus ditangani oleh profesional (konselor, psikolog, psikiater).

Cirinya menarik diri (gak mau ketemu orang), gak minat lagi sama hobi, lebih banyak murung.
Kalau sampai berlangsung 2 bulan berturut turut, baiknya ajak langsung utk konseling.
[21/10 20.53] Yunda Fitrian: Aulia_SMAN 6

Ketika kekeluargaan yg telah lama di bangun oleh kakak2 ku di sekolahan ku... lalu pemimpin sekolah kami mendapatkan sebuah gagasan tentang pengajaran oleh yayasan baru lalu di beri kesempatan untuk mengemukakannya, hal itu membuat sebuah perubahan yg besar pada ekskulku di mulai dari perubahan pembina, murabbi2 nya, pengajarannya berubah yah menurut saya lebih seru namun banyak hal yg saya tidak suka seperti seringnya berkumpul tanpa hijab.

Semua perubahan itu membuat kakak2ku tersingkir dari sekolahanku dan dari perubahan itu buat saya males berkumpul di ekskulku namun sangat khawatir kalo adik2ku di biarkan.

Kak dari cerita itu gimana yah caraku bersikap?
[21/10 20.55] Yunda Fitrian: Menurut aulia, yg paling bisa aulia lakukan apa?

Pikirkan satu tindakan kecil yg bisa dilakukan mulai dari diri sendiri dan saat ini juga.

Baca keadaan sekitar. Baca kondisi guru,kakak2, dan teman2.

Menurut aulia, apa yg mereka butuhkan?

Apakah kebutuhan itu bisa aulia penuhi?

Apa lagi yg bisa aulia lakukan?
[21/10 20.56] Yunda Fitrian: Qurrotu_UIN jkt,

Bagaimana cara menghadapi teman yang suka meremehkan kita disaat kita pengen mendalami ilmu, kita suka dibilang sok sok an, trus dibilang sok syar'i?

Kadang bikin hati tersinggung dan bikin gk nyaman aja gitu.

Terimakasih kakak๐Ÿ˜Š
[21/10 20.57] Yunda Fitrian: Balik lagi.

Lebih mudah ngubah temen2 supaya jadi sosok yg menerima qurrotu,

Atau

Mengubah cara qurrotu melihat ejekan mereka?
[21/10 20.58] Yunda Fitrian: Berhubung sudah ada beberapa yg tanya ttg menghadapi teman yg kepribadiannya kurang menyenangkan, coba yuk buat reframing dr kondisi ini..
[21/10 20.59] Yunda Fitrian: Misal: diejek sok suci krn kebanyakan ngaji.

Reframing: alhamdulillah masih ada temen yg bisa jadi ladang pahala utk mempraktekkan ilmu di kajian2 yg aku ikuti (praktek sabar)
[21/10 21.01] Yunda Fitrian: Misal: hobi menggambar kita diremehkan oleh ortu atau saudara.

Reframing: oh mungkin menurut mereka ga ada gunanya. Kalo gitu aku jadi semangat utk nunjukkin bhw menggambar itu sangat menjanjikan buat masa depan, secara ini era digital

[21/10 21.04] ‪+: Mungkin seperti ini ya kalimat pertanyaan dee, agar todak keluar dr tema, dan mba Yunda bisa jawab dan tetap fokus dg tema

*Ada perubahan dalam sistem sekolah yang menyebabkan saya malas berkumpul dg ekskul namun mengkhawatirkan adik2 kelas jika terpengaruh dg sistem baru yg gak baik tsb. Bagaimana sebaiknya saya menyikapi permasalahan tsb agar tidak stress?*
[21/10 21.05] Yunda Fitrian: Memang tidak mudah melakukan reframing.

Apalagi kalau ketidaknyamanan itu kita hadapi setiap hari.

Kembali lagi, memang tidak mudah utk jadi orang baik yg dirindukan surga.

Ketika dada terasa sempit oleh sikap dan komentar orang lain, bukankah itu tandanya Allah sedang menunggu  kita curhat padaNya?
Agar semakin dekat dan khusyu dalam sholat.
[21/10 21.09] Yunda Fitrian: Sedikit sharing sambil nunggu yang mau tanya lagi..

Untuk membiasakan reframing, dalam Islam kita mengenal manajemen qolbu.

Semakin terkelola dg baik hati kita, semakin jernih ia melihat segalanya.

Daripada merasa diri sbg korban, tingkatkan derajat menjadi penyintas/survivor.

Kasihani saja orang2 yg mengejek, egois,.dst.

Karena mereka memang patut dikasihani.

Doakan kebaikan dan hidayah bagi mereka, kelak doa terbaik dr malaikat pun sampai pada kita.
[21/10 21.10] ‪+‬: Silahkan juga, temen2 yg mau memberi tanggapannya, boleh ijin dulu sampai saya persilahkan baru posting tanggapannya ya
[21/10 21.13] Yunda Fitrian: Yeni

Ada orang yg stres tiap ketemu org yg pernah bikin kecewa.

Baiknya apa ya, yg bisa kita bantu ke dia?
[21/10 21.15] Yunda Fitrian: Kasi tau tentang 2 cara tadi yen..

Mau ubah orang yg bikin dia kecewa,

Atau ubah cara pandang biar ga stres terus?

Dan sebagian orang ada yg tipenya pengeluh. Jadi stres terus๐Ÿ˜…
[21/10 21.17] Yunda Fitrian: Indah

Ada orang yg sering berhalusinasi hewan contoh kecoa ada 100 di rumahnya. negatif thinking sm org. Sering suuzhon kl penyakit yg dia punya krn diguna2 org lain. Itu ada indikasi stres bukan?
[21/10 21.17] Yunda Fitrian: Wah..ini mirip gejala gangguan jiwa skizofrenia, indah.

Kalau sudah sampai berhalusinasi, sulit membedakan nyata dg khayal, baiknya dibawa ke psikolog.
[21/10 21.18] Yunda Fitrian: Kita tidak bisa juga langsung mendiagnosa tanpa pemeriksaan ahli๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ™๐Ÿป
[21/10 21.18] Yunda Fitrian: Itu awalnya stres juga
[21/10 21.18] ‪+6‬: Artinya, banyak ngeluh bisa jadi pemicu qt stress ya kak?

Misal, ngeluh aduuh amanah ini itu, disana dan dsitu, belum selesai satu sudah bertambah lagi,,

Atau sperti tugas kerjaan dikantor atau sekolah yg semakin menumpuk, buat qt stress krna banyak memgeluhnya ketimbang gerak bekerja utk menyelesaikannya~
[21/10 21.19] Yunda Fitrian: Bisa jadi..

Ngeluh bukannya ga boleh sih.

Sesekali wajar ngeluh.

Tapii kalau setiap saat setiap waktu yaa capcaay deeh๐Ÿ˜…๐ŸŒฝ๐Ÿฅ•๐ŸŒถ๐Ÿฅ’
[21/10 21.23] ‪+‬: Kalo halusinasinya, lebih seperti membayangkan sampai mengeluarkan kata2
"Ah,, coba saya bgini, seharusnya itu gak akan terjadi,,"

Terus dia membayangkan runut, sperti membuat cerita sendiri dg hayal dia, yg tidak sesuai dengan kenyataan itu bagaimana kak?
[21/10 21.25] ‪+‬: Silahkan mba Yeni, tanggapannya..
[21/10 21.26] Yeni Mybest: Kita nya juga mesti sabar dan banyak doa yaa buat menenangkan ybs

Baiklah..
Dicoba kalo ketemu lagi kondisi begini
[21/10 21.26] Yeni Mybest: Capcaayyy enakk MyBest๐Ÿ˜‹
[21/10 21.27] Yunda Fitrian: Halusinasi itu mempersepsi yg tidak ada menjadi ada, secara indrawi (suara, visual, dst).

Kalau yg fani contohkan itu sepertinya khayalan biasa selama dia tau kejadian sebenarnya tidak begitu.
[21/10 21.36] ‪+: Dari 2 cara utk menghadapi stress ini, antara ubah situasi dg ubah cara pandang/reframing,

Sepertinya, lebih efektif yg kedua ya kak,,

Jika dilihat scara umum dr kebanyakn pertanyaan teman2 disini,

Betapa luar biasa dampak dr reframing ini,
Apa cara merubah sudut pandang ini berkaitan erat dan berbanding lurus dg kedekatan qt dg Allah swt.?
[21/10 21.38] Yunda Fitrian: Wallahualam krn kedekatan hamba dg Allah, hanya Allah yang tau๐Ÿ˜‡

Yg jelas, d negara barat sana yg bukan Muslim pun sdg kembali pada positive psychology: memberdayakan diri lewat pola pikir yg positif
[21/10 21.40] ‪+1‬: Kak Yunda, mau nanya lagi...

2⃣ Boleh gak sih kalau cara ngubah framing-nya gini:

'Ngarang' cerita yg cukup logis, lalu disugestikan ke diri sendiri bahwa sebenarnya itu yg terjadi... bukan seperti framing sebelumnya (yg dulu). Kasusnya, utk healing diri sendiri. Hehe
[21/10 21.41] Yeni Mybest: Ketidakmampuan kita mengungkapkan apa yg sedang kita rasakan apakah bs menyebabkan stres yg fatal?
[21/10 21.42] Yunda Fitrian: Jadinya ngarang cerita yg dimaksud di sini lebih ke reka ulang dari sudut pandang yg berbeda mungkin ya?

Boleh2 aja, selama bukan membohongi diri yaa๐Ÿ˜…

Bedanya kalo membohongi diri itu udah tau tapi ga mau ngaku
[21/10 21.43] ‪+‬: Iya, Kak. Reka ulang dari berbagai kemungkinan.
[21/10 21.44] Yunda Fitrian: Fatal tidaknya tergantung tingkat stresnya yen..

Tapi ketidakmampuan mengungkapkan itu bisa membuat orang tambah stres: iyap.

Jadi kita perlu banget ngungkapin stres kita. Bukan curhat aja kok caranya. Bisa dg olahraga, seni, bahkan berkarya.
[21/10 21.44] Yunda Fitrian: Bisaa
[21/10 21.45] Yeni Mybest: ๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ˜˜
[21/10 21.49] ‪+‬: Nah, kalo negara barat mengenalnya dg bahasa itu kan ya, positive psychology,

Sdgkan qt sebagai muslim, harus lebih meyakinkan diri bahwa segala masalah yg ada sejatinya sebagai tempaan diri, ujian lagi apakah qt sudah yakin belum bahwa disetiap kesulitan, Allah juga memberikan kemudahan..

 _berprasangka baiklah kepada Alloh_

Maka reframing akan midah qt buat, bgitu bukan kak?
[21/10 21.51] Yunda Fitrian: Betul betul betul๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜‡
[21/10 21.51] Yunda Fitrian: Airine SMAN8
Kak, maaf nanya lagi.. bagaimana kalau terus menerus merasa menjadi korban karena stress belum bisa memaafkan orang? Apa hal tsb. bisa dikategorikan sebagai orang yang sombong?
[21/10 21.54] Yunda Fitrian: Sombong itu: menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.
Apakah sampai pada definisi itu perasaannya?

Memaafkan memang sulit. Hanya bisa dilakukan oleh orang yang kuat (jiwa dan keyakinannya pada ampunan Allah).

Selama kita terus menerus merasa sbg korban, selamaitu pula kita membawa penyakit dalam hati.

Rugi sebenarnya. Coba latihan reframing, krn kesalahan orang lain pasti ada hikmahnya buat kita
[21/10 21.55] ‪+‬: Maa syaa Alloh,

Liar biasa sekali, diskusi online qt malam ini teman2,
[21/10 21.55] ‪+‬: Mungkin dari ka Yunda masih ada kalimat terakhir utk kami sbg penutup?
[21/10 21.58] Yunda Fitrian: Alhamdulillah, semoga bermanfaat.

Kembali lagi intinya,  Allah sesuai persangkaan hambaNya.

Dia Mahabaik, jika kita yakin akan kebaikanNya.

Mohon maaf atas segala khilaf.

Semoga silaturahim kita tetap terjalin๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜

Jazakillahkhairankatsir๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜๐Ÿ™๐Ÿป
[21/10 21.59] Yunda Fitrian: Ohiya mohon izin saya akan posting resume kulwap ini di blog saya, boleh sekalian intip baca2:

jejakyundafitrian.blogspot.com

Resume Kulwap Mengatasi Anak Tantrum

[10/11 20.42] Yunda Fitrian: Bagaimana Menghadapi Anak Tantrum? ๐Ÿ‘ถ๐Ÿป๐Ÿ‘ง๐Ÿป๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป๐Ÿ•ต๐Ÿป‍♀๐Ÿ•ต๐Ÿป
Oleh Yunda Fitrian

Akan ada masanya anak kecil imut nan manis di hadapan kita berubah menjadi makhluk garang.

Saat ia belajar berkata TIDAK dan menuntut kemauannya dipenuhi.

Dalam intensitas yang tinggi penolakan atau perjuangan mendapat keinginan itu dilakukan dengan kekerasan fisik seperti menendang,membanting barang, hingga menggigit atau mendorong orang lain.
Itulah perilaku yang sering kita istilahkan dengan temper tantrum.

Semua anak akan mengalami fase mampu menolak dan berjuang mempertahankan keinginan, sebab mereka tengah mengalami masa egosentris.

 Sebuah masa di mana orang hanya mampu melihat sudut pandangnya sendiri.

Ada anak yang hanya tantrum dalam rumah, dalam intensitas rendah, ada pula yang tantrumnya sampai di tempat umum dengan intensitas tinggi: mengamuk hingga keinginannya terpenuhi.

Nah, terlepas dari tempat dan intensitasnya, tantrum memang perlu kita hadapi dengan strategi khusus.

Tujuannya agar anak bisa memperbaiki perilakunya sehingga bisa memilih cara yang lebih baik dalam menolak atau memperjuangkan keinginan.

Terbayangkah jika kebiasaan tantrum menjadi karakter?
Coba bercermin dan lihat sekitar kita.

Ada lho orang dewasa bahkan lansia, yang memang kurang pendidikan sampai yang terdidik sekalipun, terbiasa tantrum untuk mendapatkan keinginan.

Berita baiknya, kita bisa mencegah tantrum menjadi karakter dengan menanganinya sedini mungkin.

Ini dia tips n triknya:

๐Ÿฃ1. cari tau sumber tantrumnya.

Ada yang alami dan buatan. Alami maksudnya memang hal yang secara fisik tidak nyaman misalnya kepanasan, lapar, sakit. Karena anak belum mengerti cara mengungkapkan dan mengatasi hal tersebut ia jadi tantrum.

Buatan maksudnya penyebab tantrum adalah stimulus luar hasil belajar anak dari pola asuh orangtua.

Misalnya, anak tergoda beli permen dan ia tahu sulit untuk mendapatkannya.

 Awalnya anak hanya coba coba nangis dan teriak, eh ternyata mempan orangtua luluh memberi permen.

Anak belajar bahwa ia hanya perlu menangis dan berteriak lebih kencang, kalau masih gagal mengamuk dengan lebih dramatis agar ortu mengabulkan keinginannya.

Bisa juga anak hanya ingin mencari perhatian karena merasa bosan dan tak diperhatikan.

๐Ÿฃ2. baik alami maupun buatan, hadapi tantrum dengan tetap TENANG.
jangan sampai ortu terpancing tantrum juga.

Biasanya di tempat umum karena malu, ortu merespon dengan ekstrem: mengabulkan keinginan, atau malah membentak anak. Menunjukkan bahwa tantrum harus dilawan dengan tantrum.

Anak bisa tahu ortu tenang dari intonasi suara yang datar, tubuh yang menjaga jarak, dan ekspresi wajah yang lurus (tanpa kerutan di sana sini).

๐Ÿฃ3. Beri anak pilihan dengan bahasa sesingkat mungkin.

Kakak mau dipeluk atau dibiarkan?
Kamu mau tidur di kamar atau di ruang tengah?

Kalimat pertama biasa terucap di rumah saya saat anak tantrum.
Kalau anak minta dipeluk, saya peluk.

 Kalau mau dibiarkan saya tinggalkan sambil berpesan, kalau sudah bisa tenang dan mau bicara panggil ibu.

๐Ÿฃ4. Jauhkan dari benda berbahaya.

 Sebagian anak mengamuk dengan melempar barang, menendang dan sebagainya yang bisa jadi berbahaya jika tidak diawasi.

๐Ÿฃ5. Beri timeout.
Beri batas waktu penanda untuk anak menenangkan diri.

Misalnya dengan hitungan angka atau menit.
Oke silakan kakak teriak sampai 5 menit. Nanti ibu lihat setelah 5 menit apa kakak sudah tenang.
Ibu hitung sampai 5, kamu bicara pelan pelan.

๐Ÿฃ6. Laksanakan apa yang kita ucapkan.

 Jangan ajarkan anak ingkar janji.
Oleh karena itu, katakan HANYA apa.yang BISA kita lakukan.

Jika kita mengancam dengan nanti mama tinggal, nanti papa panggil polisi. Oke, mungkin kah kita melakukannya?

Jika tidak, anak akan semakin yakin bahwa ortunya tidak serius dengan apa yang dibicarakan.

 Akibatnya, anak tidak percaya lagi dengan ucapan orangtua. Akibat lebih Parahnya, anak belajar bahwa ingkar janji itu bolehsekali.

๐Ÿฃ7. Jangan bicara panjang lebar sampai anak tenang. Tidak ada gunanya.

Setelah anak reda, misalnya malam hari atau besok paginya, bantu anak berefleksi dengan cerita, membaca buku, main peran, atau apapun yang melibatkan pesan tentang cara mengungkapkan keinginan yang tepat.

๐Ÿฃ 8. Lakukan pencegahan tantrum di tempat umum dengan memberikan informasi pada anak tentang tempat yang akan dikunjungi dan perilaku seperti apa yang diharapkan.

Misal kita mau pergi ke toko buku, nanti kakak boleh pilih 3 buku tapi ibu lihat harga dan isinya dulu ya.

Kalau mau ikut kerja, boleh. Tapi nanti jawab ya kalau ada yang tanya tanya kamu.

Jadilah orangtua konsisten agar anak paham perilaku apa yang diharapkan.

Jika orangtua merespon dengan pola yang berbeda, anak gagal paham apa yang diinginkan orangtua.

Misal satu waktu ketika anak tantrum ortu tegas, lain waktu ternyata lepas, menuruti keinginan anak. Anak akan belajar bahwa ada peluang untuk mendapatkan keinginan dengan tantrum.

Wallahualam alam bish shawab, semoga bermanfaat.

Referensi
LAce Rader, Attachment Parenting
Yeti Widiati, Senyaring Tawa Ananda
Www.bidanku.com
[10/11 20.44] Yunda Fitrian: Sharing sedikit..anak saya yg tengah termasuk tipe yg suka tantrum di rumah.

Alhamdulillah ga ada yg tantrum di depan umum.

Nah kalau tantrumnya lagi kumat, saya biasa pakai tips2 d atas.

Plus pesan sponsor: maaf ya Ayah sama Ibu gak akan kasih permintaan anak yg ngamuk
[10/11 20.47] ‪+‬: Udh boleh nnya blum ya?
[10/11 20.49] ‪+‬: Mangga teh dewii...
[10/11 20.50] ‪+‬: MasyaAlloh, singkat tp jelas ya ka yunda..
[10/11 20.50] ‪+‬: Ada 8 tips yg bs kita praktekan
[10/11 20.53] ‪+‬: Sdikit sharing jg nih ka, sy jg saat ini jd pengajar d sebuah sekolah tingkat kanak2. Luar biasa pernah saya temukan anak tantrum. Tantrumnya sdh ekstrim, sampai guling2 d tanah, bahkan hampir jedotkan kepalanya. Lalu sebisa mungkin kami cegah tindakan berbahayanya.
Ada jg yg sampai menggigit tangannya sendiri sampai luka krn ingin sesuatu.
[10/11 20.54] ‪+‬: Tp bagi kami para guru sprtinya akan nihil jk hal2 yg kita terapkan utk meminimalisir tantrumnya tp d keluarga tdk d terapkan
[10/11 20.54] Yunda Fitrian: Ini pe er pengelolaan emosi di rumahnya banyak๐Ÿ˜ง๐Ÿค•
[10/11 20.55] ‪+‬: Masih d marahi atau selalu d turuti mamahnya.
Sekaligus mengawali pertanyaan yah ka, agar guru dan ortu sinergi utk membentuk karakter anak yg jauh dr tantrum kiatnya bgmn??
[10/11 20.56] Yunda Fitrian: Betul sekali.
Makanya sekarang orangtuanya mesti disekolahin dulu..bikin acara parenting wajib utk ortu๐Ÿ‘จ๐Ÿป๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป
Ini yg aku ajukan d tempat kerja dan juga sudah banyak dilakukan sekolah2 bagus
[10/11 20.56] ‪+: Penanya:nurrita dewi
Angakatn:2006
Pertanyaan: yang agak susah itu kalau anak tantrum di tempat umum ya mbak, kadang karena faktor gak enak sama orang lain ortu jadi ikutan esmosi. Seperti kemarin ketika saya tahsin bawa si sulung, mungkin karena dia bosan, dia jadi ngambek ngajak pulang, saya lagi setoran. Jadi deh seisi kelas heboh. Sayanya jadi gak enak sama teman walau mereka memaklumi. kalau begitu gimana ya ngatasin nya, apa saya harus keluar saja dr kelas tahsin?menitipkan anak juga nggak mungkin. Jadi galau galau gimana gtu

[10/11 20.57] Yunda Fitrian: Sudah terjawab ya mba sri..bikin forum parenting dg ortu.
Di awal masuk sekolah buat surat pernyataan komitmen dan kesediaan ikut parenting dr sekolah
[10/11 20.58] ‪+‬: Hehe.. galauers ya teh dewi..
Mangga ka yunda..
[10/11 20.58] ‪+‬: Info, pertanyaan sesi 1, 3 penanya ya ukhties..
[10/11 20.59] ‪+‬: Siapa lagi ayok... acungkan tangan dulu ☝๐Ÿป Sambil menunggu ka yunda menjawab. Mangga acungkan tangan yg ingin bertanya. Dtampung dulu ☺
[10/11 21.00] Yunda Fitrian: Semangat mba dewi๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ’ช๐Ÿป
Perjuangan seorang ibu pembelajar ya๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป

Utk preventif k depannya bisa ikuti saran saya ya mba,  jelaskan anak situasi yg akan dihadapi dan perilaku yg diharapkan di tempat tahsin.
Jgn lupa bawakan amunisi berupa mainan dan snack.

Sebaiknya memang anaknya dibawa keluar ditenangkan dulu.

Krn selain anak makin ga nyaman krn dipaksa, teman2 juga walaupun maklum tp bisa jadi terganggu.
[10/11 21.01] ‪‬: Bgmn teh dewi? Ada yg masih mengganjal?
[10/11 21.02] ‪+‬: Sudah bu moderator
Mksh mba yunda jawabannya
[10/11 21.02] ‪+‬: Alhandulillah. Silahkan selanjutnya teh rasmi. ๐Ÿ˜Š
[10/11 21.06] ‪+‬: D belakang teh rasmi, ada yg ingin bertanya?
Anak tantrum itu pasti akan terjadi pada siapapun ya ka yunda.. tp mmg anak yg sdh dbiasakan mengelola emosinya akan menempatkan tempat yg sesuai ya.. ini pe er ya bund dan calon bunda..
[10/11 21.06] ‪+‬: Penanya : Rasminah
Angkatan : 2006
Pertanyaan :
Saya punya 3 orang anak,
Anak yang pertama usia 8 th.
suka marah, mbentak dan menggertak2an kakinya jika permintaan nya tidak dituruti, sulit utk diajak berbicara baik2.

Yang kedua usia 4 the jika bangun tidur siang pasti menangis dan sulit didiamkan. Harus digendong2 dulu, dan itu membutuhkan waktu yg agak lama. Sedangkan adiknya pasti pgn digendong juga, jika lihat si kakak digendong

Anak ke 3 terkadang menangis tdk mau digendong, dan blm dimengerti maunya spt apa. Jika ditinggalkan akan tambah menangis sejadi2 nya.

Apakah ada penyebab anak2 saya bisa spt  d itu? Mohon solusi dr kejadian2 anak2 saya tersebut.

Terimakasih sebelumnya.
Sambil curhat ๐Ÿ˜€
[10/11 21.08] ‪+‬: MasyaAlloh teh rasmi.. super... ๐Ÿ’ช๐Ÿผ

[10/11 21.08] Yunda Fitrian: Betul mba rizki
[10/11 21.08] ‪+‬: Ishbir ya teh..
Mangga ka yundaa
[10/11 21.09] Yunda Fitrian: Toss dulu ya mba, sama2 emak beranak 3
[10/11 21.09] Yunda Fitrian: Anak yg ke 2 dan 3 usia berapa mba?
[10/11 21.10] Yunda Fitrian: Utk yg sulung sudah bisa diajak bicara banyak mba.

Jadi kemungkinan ada miss dalam pengenalan dan pengelolaan emosi.

Masih sangat bisa diubah dr sekarang.
[10/11 21.12] Yunda Fitrian: Jadi utk si sulung, mba rasmi temukan 1 waktu yg santai dan nyaman, ajak bicara ttg tantrumnya.

Lewat cerita dan main peran, ajak anak mengelola emosinya.

Ketika tantrum terjadi, ingatkan dg tenang dan singkat:
Kakak maaf bunda tdk akan penuhi mau kakak jika belum tenang.

Dan selanjutnya gunakan tips di atas
[10/11 21.14] ‪+‬: Semuanya berbicara dg hati ya ka yunda.. ๐Ÿ‘๐Ÿป
[10/11 21.14] ‪+‬: Bgmn teh rasmi, ada yg masih mengganjal hati?
[10/11 21.14] ‪+‬: Ada titipan pertanyaan (akhir dari sesi 1 ya)

Penanya: ririn rahayu
Angkatan: 2006
Pertanyaan:
1. Bagaimana cara yg baik untuk mengingatkan anak supaya mengerti kalau yang dilakukan itu hal yang berbahaya. Kadang seusia 2 tahun lebih 3 bulan masih belum paham apa yg disampaikan orangtuanya malah cenderung penasaran dan ingin dilakukan/dicoba.

2. Apa yg dilakukan orangtua saat anak sedang tantrum? Apakah dibiarkan saja atau bagaimana?

3. Bagaimana caranya agar menjadi orangtua yg sabar dalam menghadapi anak yg masih balita. Kadang disaat capek suka terbawa emosi.

4. Apa yang dilakukan orangtua saat si kaka cemburu dengan adiknya?
[10/11 21.15] Yunda Fitrian: Si sulung sudah bisa dikasih konsekuensi juga jika masih berulang tantrum.

Misalnya jika tantrum maka tidak dapat nonton kartun, dsb
[10/11 21.15] Yunda Fitrian: Utk yg usia 4 thn bisa diajarkan lwt cerita dan main peran juga mba
[10/11 21.18] Yunda Fitrian: 1. Pakai bahasa yg pas dg seusianya mba, pendek dan sederhana.
Usia 2 thn biasanya sudah cukup ngerti banyak kosakata.
Misal: de, ini kompor apinya panas. Ade bisa luka. Main di tempat lain ya.

Atau,

De ini gunting tajam, bisa luka jari ade kalau kurang hati hati.
Boleh pakai kalau dilihatin ibu ya
[10/11 21.18] Yunda Fitrian: 2. Lihat tips n trik di atas ya mba.
Tanya anak dg tenang, mau dipeluk atau dibiarkan?
Lalu kasih waktu, pilihan singkat, dst
[10/11 21.19] ‪+‬: Wah jd seru nih... kalau yg biasa membacakan buku kpd anak, sprtinya udah jd kegiatan yg sering dlakukan ya utk bermain peran.
betul sekali ketika bermain peran keceriaan anak semakin bertambah dan kalau sdh nyaman dg kita krn kita buat anak ceria mrk akan mendengarkan dg baik apa yg kita katakan.
Pengalaman d sekolah ๐Ÿ˜„๐Ÿ™๐Ÿป
[10/11 21.20] Yunda Fitrian: 3. Pasti mba, kan ortu manusia biasa ๐Ÿ˜‡

Yg pasti ketika kita emosi, jaga jarak dg anak.
Ngilang dulu sebentar drpd merespon dg emosi trus ujung2nya nyesel krn nyakitin anak
[10/11 21.21] Yunda Fitrian: 4. Ini pernah dibahas di kulwap kita sibling rivalry mba.
Tapi singkatnya, apresiasi si kakak lebih banyak, adil ketika ada konflik, sering2 main dg anak
[10/11 21.23] ‪+‬: Hmm... masyaAlloh banyak ilmu yg bisa d ambil. Smg jawabannya pas ya utk teh ririn..
[10/11 21.24] ‪+‬: Baiklaaahhh...
[10/11 21.30] ‪+‬: Titip pertanyaan

Pertanyaan:
Mba, kalau anak saya malah beda, (umur 3 th) anak sy suka bgt nonton video d hp/laptop, ketika lg d stop penggunaannya dia lgsg "iiiihhhh.... bunda" terus nangis. kalau lg ngambek pgn sesuatu kalau g dturuti nangis kejer, kalau d lembutin jadi manja makin kejer. ga mempan. Jadi mau g mau lama nangisnya g berhenti2 saya kasih apa yg dia mau.
Gmn ya? Apalagi skrg udah ketergantungan gandget.
[10/11 21.31] ‪+‬: Mangga ka yunda diantos
[10/11 21.35] Yunda Fitrian: Harus tegas dan tega mba๐Ÿ˜Š

Kasih batasan yg jelas utk gadget.

Anak balita maksimal 1 jam mba sehari.

Banyak mudharatnya kasih gadget ke anak.

Mba tegasin dg nada datar, maaf main hp harus izin bunda. Kalau sudah izin kasih waktu, misal 10 menit.
Habis itu mau nangis kejerr sampe tetangga pada dateng, tetep mba harus umpetin gagdetnya๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ•ต๐Ÿป๐Ÿ•ต๐Ÿป‍♀

Kalau ngga, ya kecanduan dan tinggal tunggu efek negatifnya baik fisik maupun psikis.

Saya d sekolah udah bnyk nemu korban gadget mba, sedih deh๐Ÿค•
[10/11 21.35] ‪+‬: Masih ditunggu 1 pertanyaan lagi ukhties... teulangkung ๐Ÿ˜˜
[10/11 21.37] Yunda Fitrian: Ohiya, utk mengalihkan gagdet memang kita harus kasih alternatif mainan.

Bisa mainan edukatif, clay, pasir ajaib, boneka, buku pop up, atau mainan tradisional spt congklak juga bisa..

Jadi anak ga mati gaya๐Ÿ‘ถ๐Ÿป๐Ÿ‘ง๐Ÿป

Dan sebaik baik mainan anak adalah ada orangtua yang mau bermain bersamanya๐Ÿ‘ง๐Ÿป๐Ÿ‘ถ๐Ÿป๐Ÿ‘จ๐Ÿป๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป๐Ÿ˜
[10/11 21.38] ‪+‬: Ya Alloh... ๐Ÿ˜ญ
Ada virus masa kini ya. Gadget.
Baiklah ummi, bubda, tth, ukhti...
Bgmn, masih ada yg ingin d diskusikan?
Akan d beri waktu utk penutupan diskusi oleh ka yunda 10 menit sebelum pkl 22.00 ya..
[10/11 21.38] ‪+‬: Masih teh 1 penanya lagi mangga
[10/11 21.41] ‪+‬: Setelah 1 pertanyaan terakhir, siap2 ya ka yunda utk closing statement ☺๐Ÿ‘๐Ÿป
[10/11 21.41] Yunda Fitrian: Mau tanya ttg tantrum orang dewasa juga boleh๐Ÿ˜…
[10/11 21.42] ‪+‬: Wah betuuuuuuuul.
[10/11 21.42] ‪+‬: Tuh kan moderatornya jd pengen nanya nih.. ๐Ÿ˜…
[10/11 21.42] Yunda Fitrian: Boleeh๐Ÿ˜†
[10/11 21.42] ‪+3‬: Kita tunggu pertanyaan dr teh nihlah yah.
[10/11 21.43] Yunda Fitrian: Hati hati yaa jangan sampai kita masih tantrum atau membesarkan orang dewasa tantrum dari rumah kita๐Ÿ˜ง๐Ÿ˜ต
[10/11 21.43] ‪+4‬: Penanya: nihlah
Angkatan; 2007
Pertanyaan:
Anak sy 2,4thn teh, mulai kenal tantrum kmrn2. Penyababnya soal2 egosentris. Kyk minta ditemenin main terus, yg ibunya gk boleh ngerjain ini itu. Kalo gk diturutin nangis gk jelas, yg ujung2nya kmna mna jd salah.nah, usia dy mungkin ya. Kalau udh ngambek diomongin gk masuk, apalgi dikasi pilihan.. Itu gmn teh, kalau gk respon ama kita? Fokusnya ama ngambeknya aja
[10/11 21.45] ‪+‬: Mangga ka yunda
[10/11 21.45] ‪+‬: Ooh tantrum dewasa juga ada yah bu?
Mau tau ciri"nya ☺
[10/11 21.45] ‪+‬: Oia, soal membingkai egosentris juga teh, bgmn itu teh? Biar gk keterusan egois ampe udah gede ๐Ÿ˜‚
[10/11 21.47] ‪+‬: Wah teh mihelvania ini pertanyaan atau sekaligus pgn djelasin jg? ๐Ÿ˜„ baiklah.. mungkin ka yunda sblm d tutup menjawab dr pertanyaan dr teh nihlah dan teh mihel (apakah sama ciri2 tantrum pd anak dan tantrum yg terjadi pada org dewasa?)
[10/11 21.48] ‪+‬: Baiklah pertanyaan d cukupkan ya..๐Ÿ˜˜๐Ÿ‘๐Ÿป
[10/11 21.48] Yunda Fitrian: Sejak usia setahun anak biasanya sudah ngerti apa yg kita sampaikan mba asal sederhana dan singkat.

Jadi utk anak mba nihlah, bisa jadi tantrumnya krn memang merasa kurang diperhatikan๐Ÿ˜Š

Coba lebih banyak main sama anak mba. Kurangin jawaban nanti ketika dia minta main.

Waktu main cuma sebentar mba, tau2 nanti udah ga mau main sama ortu.

Coba diperhatikan lebih cermat lagi sumber tantrumnya.

Semoga berhasil mba๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ•ต๐Ÿป‍♀
[10/11 21.49] ‪+‬: Hehee afwan teh.. Aku langsung keppooo.  Materinya bagus siih๐Ÿ˜ฌ
Teh namaku Helmi Elvania, hehee punten di alay"in๐Ÿ˜†
[10/11 21.49] Yunda Fitrian: Sama kayak anak kecil...
Mau ini itu tapi ga bisa dg ngobrol jelas.

Bisanya dg marah, kekerasan, atau ngambek ga jelas.
[10/11 21.51] Yunda Fitrian: Ini tugas semua ortu mba๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ‘จ๐Ÿป๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป

Sampai 7 thn masih boleh egois.

Setelah usia 7, mulai diajarkan berbagi dan empati
[10/11 21.51] ‪+‬: Kayanya... lebih sulit menangani yg sdh kolot ya ka yundaa... hehe ๐Ÿ˜…
[10/11 21.51] Yunda Fitrian: ๐Ÿ˜†pastinya
[10/11 21.51]: Mungkin tantrum org dewasa bs d diskusikan lbh lanjut d panel berikutnya yah...
[10/11 21.51]‬: Alhamdulillah... barokalloh...
Kita sdh sampai d penghujung acara diskusi malam kulwap ini.
[10/11 21.52] ‪: Oke, nuhun jawabannya teh
[10/11 21.52] ‪: Mangga ka yunda closing statement utk kamiii
[10/11 21.53] ‬: Jazakillah khoir ibu penjelasannya.. Dpt ilmu baruu๐Ÿ˜
[10/11 21.54] Yunda Fitrian: Alhamdulillah semoga bermanfaat ya diskusi malam ini.

Sbg ortu atau calon ortu, tugas kita mengenalkan dan mengajarkan anak mengelola emosi.

Sebab sebagian besar masalah berawal dari respon emosi yang tidak tepat.

Dg menjadi orang tua tegas, konsisten, kita telah menjadi ortu penyayang yang sebenarnya.

Semangat๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ‰๐Ÿ˜
Wallahualam bish shawab, jazakumullahkhairankatsir