berbagi inspirasi : December 2019

Sunday 15 December 2019

Telur-telur Kebahagiaan


Akhirnya kelas Bunda Cekatan yang saya tunggu selama ini tiba :) Eh Alhamdulillah ya, pas jadwal buncek pas dikasih hamil anak keempat sama Allah :D Pas juga dengan sekumpulan agenda pribadi lain yang sedang digarap. Jadilah ini beneran latihan cekatan :D

Bismillah, semoga Allah beri yang terbaik. Usaha tetep, proses dijalani dan biarkan Allah yang menentukan hasilnya.


Alhamdulillah sempat menyimak video Bu Septi dan mendapatkan pengajaran lagi. Intinya yang saya tangkap tentang memerdekakan diri untuk belajar apa yang membahagiakan sekaligus meningkatkan kualitas diri dan keluarga. Tentu dalam perjalanan ada banyak hal tidak ideal yang menantang, tapi selama kita memutuskan untuk menjalaninya dengan bahagia, insya Allah semua bisa terlaksana.

Terkait pesan tersebut, peserta buncek diberi tugas perdana berupa pengisian kuadran akitivitas.

Berikut saya lampirkan gambar yang diberikan untuk diisi




Isinya hasil observasi dan refleksi diri. Alhamdulillah saya tidak terlalu kesulitan mengisi telur telur bisa dan suka, karena sejak SMA merasa sudah tahu betul apa passion saya. Hanya saja dalam perjalanan berperan sebagai ibu, memang perlu banyak penyesuaian untuk menekuni passion ini.


Alhamdulillah lagi, saat ini saya sudah on track dalam merenda karir sesuai passion. Meski menjalani dari rumah dan dengan segala keterbatasan, dukungan suami dan anak atas izin Allah telah mengantarkan saya berkarya di bidang yang saya sukai. InsyaAllah saya sudah menemukan jalan itu dan akan terus belajar serta meningkatkan jam terbang di bidang tersebut.

Hal yang masih menjadi tantangan bagi saya adalah menjalani hal yang tidak bisa dan tidak suka padahal itu dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai ibu. Misalnya, masak serta dandan.


Seringkali saya keasyikan dengan hal yang  saya suka (nulis, baca, main sama anak) dan jadi males, lalai untuk memenuhi tugas masak dan tampil cantik.

Jadilah kerjaan saya beli masakan tetangga. Soal dandan dan perawatan, nggak pernah ada yang Istiqomah.

Terkadang merasa bersalah karena tidak bisa menyajikan masakan yang terjamin kesehatannya karena beli melulu. Begitu juga dengan urusan dandan plus perawatan. Kadang pengen tampil kinclong di hadapan suami tapi ya kemampuan make up dan motivasinya segitu gitu aja :D

Satu lagi tantangan terbesar lainnya adalah manajemen keuangan. Duh, saya tuh belum berhasil mengalahkan malas dan lalai dalam mencatat pengeluaran. Alhamdulillah kalo soal hemat, kami sekeluarga memang gak konsumtif amat sama belanja yang nggak penting. Tapi kalo jajan makanan itu, masih pe-er..doyan banget emang.


Hehehe, jadi curhat.
Semoga di kelas buncek ini saya menemukan jalan untuk mengalahkan malas dan lalai dalam hal hal tersebut serta bisa meningkatkan kualitas diri lebih baik lagi. Aamiin.

#janganlupabahagia
#jurnalminggu1
#materi1
#kelastelurtelur
#bundacekatan1
#institutibuprofesional


Monday 9 December 2019

Burn out Mom

On fire boleh, burn out jangan 🌟πŸ”₯


Mak, pernahkah kita merasa begitu lelah saat terjaga di pagi hari?
.
Merasa tak sanggup bahkan hanya untuk memikirkan apa lagi yang harus dikerjakan hari ini.
.
Menjadi begitu mudah marah karena kesalahan kecil yang dilakukan bocah tak berdosa.
.
Merasa sudah melakukan semuanya tapi tak pernah cukup baik, tak ada yang menghargai.
.
Kalau pernah, itulah saat kita diserang burn out.
.
Burn out awalnya adalah istilah psikologi organisasi untuk pekerja yang mengalami kelelahan fisik, emosional, dan mental karena tuntutan pekerjaan yang terlalu tinggi namun minim apresiasi.
.
Melihat definisinya, ternyata burn out tak hanya bisa dialami para pekerja. Namun juga para ibu baik yang berada di rumah maupun bekerja di luar rumah.
.
Banyak ibu yang kelelahan lahir batin karena status sebagai ibu tidak mengenal jam istirahat, cuti, apalagi resignπŸ˜… Tidak pula mengenal gajian, bonus tahunan, apalagi THRπŸ˜‹ (tapi insya Allah balasannya surga 😍aamiin).
.

Sejak bangun tidur hingga tidur lagi, ibu melakukan berbagai pekerjaan yang tak ada habisnya.
.
Ketika pekerjaan itu tak mendapatkan apresiasi, tak ada yang menghargai, berulang terus disertai tuntutan yang semakin tinggi, sang ibu pun mengalami burn out.
.

Di era digital ini, burn out bisa dipicu juga oleh berbagai postingan sesama emak di timeline. Melihat anak orang lebih montok, lebih pintar, lebih manis perilakunya, membuat sebagian emak merasa dirinya tidak cukup baik.
.
Apalagi kalau melihat sesama emak lebih berprestasi, suaminya lebih romantis, hidup orang lain seolah sempurna.
.
Emak pun mulai membanding-bandingkan diri. Makin lelah lahir batin rasanya.
.
Sesekali merasa lelah, sedih, tertekan, adalah hal yang wajar.
.
Menjadi tidak wajar ketika perasaan itu terus menerus ada sehingga membuat kualitas hidup menurun. Emak terjebak dalam lelah berkepanjangan tanpa bisa bergerak untuk membuat perubahan.
.
Berikut ini beberapa tips mengatasi Burn Out:

πŸ–️ jeda sesaat dari rutinitas. Cukupi kebutuhan raga dan jiwa untuk beristirahat sejenak.
πŸ–️ Heningkan diri sesaat dalam sugesti, zikir,  maupun doa
πŸ–️ keluar rumah ikut kegiatan positif, pergi ke tempat favorit
πŸ–️lakukan hobi dan temukan mood booster kecil kecilan setiap hari, sesederhana menghirup udara subuh atau minum teh manis hangat.
πŸ–️ delegasikan tugas atau berbagi peran
πŸ–️bertemu teman atau berbincang dengan sosok yang positif
.

Menjadi ibu memang tidak mudah, sebab balasannya adalah surga. Sesekali merasa sedih, kecewa, marah, dan lelah karena menganggap diri belum bisa menjalankan peran ibu dengan baik, adalah hal yang wajar.
.
Segeralah bergerak dan beri nutrisi jiwa agar semua perasaan negatif tak berlarut-larut menyedot semua energi positif dalam diri ibu. Berlarilah kepada Tuhan yang selalu ada untuk menjaga hambaNya sepanjang waktu.
.
Wallahua'lambishshawab.
.
Yunda Fitrian