berbagi inspirasi : September 2018

Thursday 27 September 2018

Resume Kajian Parenting Ust Bendri, copas dari WA

Rangkuman Forum Usroh
Ahad, 23 September 2018
Masjid Al Falah, Cipayung dan Masjid Nurul Amal, Pasar Minggu

Tema: Dunia Ini Keras, Nak! (Kiat dampingi anak agar tidak cengeng)

Fasilitator: Ustadz Bendri Jaisyurrahman
Notulis: Aldiles Delta Asmara

Perseteruan antara haq dan bathil memang diciptakan untuk manusia. Karena haq dan bathil merupakan pertentangan, jangan sampai kita menjadi manusia yang lemah dan menjadi generasi cengeng. Maka konsep dasar pengasuhan mendidik anak menjadi tangguh merupakan hal mutlak agar anak tidak cengeng.

Cengeng bukan berarti suka menangis. Sebab menangis adalah kelembutan hati. Anak-anak usia di bawah 7 tahun sering menangis bukan karena mereka cengeng tetapi karena memang hati mereka lembut. Seperti halnya Abu Bakar yang selalu menangis tiap mendengar ayat Al Qur'an. Begitupun dengan Umar bin Khatab, mudah menangis bahkan hingga pingsan saat mendengar surat At-Thur. Dan para shalafus sholeh lainnya yang digambarkan sebagai orang yang mudah menangis. Hal ini menunjukkan jiwa yang lembut.

Lalu apa yang membedakan dengan cengeng? Cengeng adalah bentuk kelemahan jiwa. Cirinya ketika anak putus asa, kabur dari masalah, tidak bertanggung jawab, memilih zona nyaman. Maka tugas kita adalah membedakan antara hati yang lembut dengan jiwa yang lemah atau cengeng ini. Sebab saat anak menangis dan kita langsung memberi cap cengeng, maka kita merusak salah satu potensi dasar yang merupakan fitrah anak, yaitu sifat empati. Anak-anak yang sejak kecil dilarang menangis karena dianggap cengeng, saat menikah akan menjadi suami yang tidak peka terhadap perasaan istrinya.

Bagaimana mendidik anak menjadi tangguh? Syarat ketangguhan yang utama adalah ketika bisa melewati segala kesulitan. Allah memberi contoh dalam surat Yusuf. Para ibu hamil sering diminta untuk membaca surat Yusuf, menurut beberapa ulama karena kita diminta membaca kisah terbaik. Yaitu kisah Yusuf, kisah seorang hamba yang Allah uji dengan ketangguhan saat melewati masa sulit.

Masa sulit yang Yusuf alami terjadi di usia pubertas. Usia 7 tahun dijatuhkan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya yang hasad. Kemudian ditolong dan menjadi seorang budak. Namun setelah menjadi budak Yusuf dijebloskan ke dalam penjara.

Usia penderitaan Yusuf yaitu di rentang usia 7 -19 tahun. Dalam rentang usia tersebut hidup Yusuf amat diuji. Namun ujian ini tak membuat Yusuf stres. Inilah bentuk ketangguhan Yusuf, ujian paling berat bagi anak yang tangguh adalah melewati fase kesulitan dengan sabar.

Menciptakan seorang anak tangguh seperti Yusuf membutuhkan proses. Maka orang tua harus mencetak anak yang tangguh melewati ujian kesulitan dengan kesabaran.

Apa yang harus orangtua lakukan di usia 0-7 tahun anak?

3 unsur asupan agar anak tangguh versi nabi Yaqub:

1. Akal, fasilitasi anak agar banyak berpikir. Akal harus diberi asupan agar tidak mengalami kelumpuhan. Asupan otak berupa, membaca, berpikir, diskusi, dan lain-lain.
2. Jasad. Asupan jasad seperti makanan, minuman, dan suplemen tubuh (jika dibutuhkan) tidur yang cukup dan olahraga.
3. Ruh

3 unsur inilah yang wajib dipenuhi orangtua untuk mencetak generasi tangguh. Dua unsur pertama selalu orangtua berikan dengan maksimal, namun banyak orangtua lupa memenuhi asupan untuk unsur terakhir. Padahal ruhani adalah sumber kekuatan asli dari seorang anak.

Yang membuat Yusuf kuat menghadapi segala ujian Allah adalah ruh yang kuat. Maka anak kita harus memiliki ruh yang kuat.

Pola mendidik anak tangguh adalah seimbangnya 3 unsur tersebut sejak kecil. Ruh hanya bisa hidup jika diberi unsur tauhid. Cirinya ketika anak mampu berkata "Sesungguhnya aku mengadukan keluh kesahku hanya kepada Allah." Q.S Yusuf:86

Sebab menggantungkan segala kehidupan kepada manusia adalah bentuk kerapuhan, dan jangan ajarkan anak bergantung pada kita sebagai orangtua, tetapi ajak anak agar bergantung hanya pada Allah.

Terpenuhinya asupan ruhiyah akan menanamkan tauhid, berujung pada anak-anak yang bergantung pada Allah.

Cara yang bisa orang tua lakukan:

1. Saat anak menangis, ajak anak untuk menceritakannya pada Allah.

2. Orang tua membiasakan berdoa di depan anak, hal ini juga dapat menguatkan tauhid anak. Seperti dicontohkan oleh Rosulullah yang berdoa di depan anak. Berdoa di depan anak merupakan ajaran tauhid. Memintalah hanya pada Allah.

3. Latih anak merasakan fase challenge zone, dimulai ketika masa penyapihan sang anak.
Pada 0-2 tahun anak berada di usia comfort zone. Cirinya orang tua harus menjaga zona nyamannya. Segera menyambut ketika anak menangis, memeluknya, dan lain-lain. Bahkan Rosulullah mempercepat sholat wajib ketika mendengar bayi menangis sebab Rosulullah tahu bahwa bayi tidak bisa menunggu.

Melewati 2 tahun anak sudah memasuki usia challenge zone, yaitu fase tangisan yang dibiarkan. Diawali oleh proses penyapihan. Kenalkan bahwa ASI setelah dua tahun bukan lagi kebutuhan tetapi hanya keinginan, maka ia akan belajar bahwa tidak semua keinginan bisa terpenuhi. Latihan ini akan membentuk otot sabar di masa depan.

Yang utama kenalkan tauhid saat proses penyapihan, bahwa ini adalah perintah Allah. Biarkan anak menangis agar ia tidak melulu berada dalam zona nyaman, yaitu ketika semua keinginannya terpenuhi.

Fasilitasi challenge zone ini lewat kehadiran ayah, sebab ayah adalah sosok yang mewakili dunia ketangguhan karena ayah mengetahui dunia luar. Harus ada figur lelaki dalam melatih anak agar tidak cengeng, maka peran ayah amat penting. Jika tidak ada ayah, sosok lelaki bisa digantikan oleh kakek, atau paman, atau guru laki-laki.

4. Latih anak untuk mengurus dirinya sendiri. Seperti nabi Yaqub yang memberi tugas kepada masing-masing anaknya termasuk Yusuf. Di usia Yusuf yang masih 5 tahun, ia sudah bertugas untuk melayani ayahnya, menyiapkan makan untuknya dan membersihkan rumah.

Bersambung...

Instagram: @langkahkitaid
Grup Facebook: Forum Usroh (For Us)
www.langkahkita.id
#forumusroh

Tetap Romantis Saat Krisis-FB Yunda Fitrian

Tetap Romantis Saat Krisis

Ada kalanya sepasang suami istri diterjang badai krisis dalam rumahtangga. Baik itu krisis keuangan (kantong kempes), maupun krisis waktu (sibuk semua atau gak memungkinkan buat keluar berdua aja karena harus jaga anak).

Kondisi boleh krisis, tapi cinta jangan sampai tiris. Momen-momen romantis ibarat oksigen yang membuat api cinta mampu terus membara. Ini penting untuk saling menguatkan saat melewati krisis itu sendiri.

Maka momen romantis itu layak diusahakan. Jangan kalah sama yang masih pacar-pacaran.
Secara ini cinta-cintaannya udah halal mak, masak dianggurin😛

Tetap romantis di saat krisis, bisa banget. Coba deh yang di bawah ini:

❤ nonton film favorit

Ga ada waktu ke bioskop? Nonton di laptop atau hape pun jadi!
Kalo adanya cuma tipi jadul ya gapapa, nonton aja tayangan seru sesuai selera bersama.

Karena dalam kamus orang jatuh cinta yang penting bukan dimana atau apa yang ditonton, tapi *siapa* yang nemenin nonton 😍😍

❤ makan jajanan bareng

Lagi bokek tanggal tua? Seduh ind*mie aja nikmatnya luar biasa😋😋

Makan berdua tengah malem nunggu bocah pules, matiin lampu nyalain lilin biar berasa candle light dinner😝

❤ lihat-lihat album foto

Saya selalu ketawa lihat foto masa single suami. Kok bisa ya cowok cungkring berambut jigrak gini jadi jodoh saya 🤣🤣

Lihat foto-foto akad nikah, atau foto apapun pasti bikin kita mengenang banyak kisah, tersadar sudah banyak suka duka yang berhasil dilalui bersama😘

❤ main congklak, kartu, bulutangkis, atau mainan bocah yg seru.

Rasakan sensasi riang ala anak-anak dalam bermain. Nikmatilah tawa bersama selagi bisa.

Karena bagi orang yang jatuh cinta, tidak penting apapun kegiatannya, yang penting *siapa* yang berada bersamanya #eeeaa.

❤ masak bareng

Inget gak adegan Rangga n Cinta masak bareng di AADC jaman old? So swit bingit😘

Coba donk di rumah..masak nasgor bareng gitu. Pasti deh api cinta membara kembali bagaikan api di kompor dapur #lebay😂

Abis itu makannya suap-suapan, jangan lupa nyuci piringnya juga barengan 😛

❤ berkebun bareng

Bagi yang punya tanaman di rumah, ngurus tanaman berdua bisa jadi sarana rekreasi lho. Tuh lihat, bunga-bunga cinta bermekaran lagi deeh😝🌹🌺🌸💐

Bagi yang gak punya tanaman, nyabut rumput bersama pun jadi. Daripada mantengin rumput tetangga #ehh.

❤ beberes bareng

Percaya deh, suami bisa lebih terlihat ganteng dan keker saat sedang bantu istri cuci piring atau ngepel! Buktikan sendiri, lihat mata istri berbinar menyaksikan super hero beraksi😍

Beberes bareng bikin percik-percik cinta menyala melihat pasangan kita mau capek sama-sama demi rumah nyaman untuk semua.


❤ Karaokean berdua

Gak perlu ke tempat karaoke di luar kok. Pake earphone, pantengin laptop terus nyanyi bareng lagu-lagu kesukaan berdua. Uhuuuy😋

❤ bobo pegangan tangan sambil nostalgia masa bahagia

Kenang deh gimana kita pertama kenal pasangan, atau momen malam pertama yang serba kikuk. Omongin apapun yang bikin ketawa bareng mengenang masa lugu berdua. Obat ampuh untuk merasakan cinta menghangat kembali dalam jiwa❤❤

Baiklah, sekian berbagi ide tetap romantis di saat krisis, semoga bisa mencerahkan akhir pekan bersama bagi yg sedang krisis💪🏻💪🏻😍😍

*Tulisan lainnya tentang perbuatan kecil yang bikin cinta makin besar ada di http://jejakyundafitrian.blogspot.com/2018/04/kecil-kecil-cabe-rawit.html?m=1

http://jejakyundafitrian.blogspot.com/2018/03/malas-ngobrol-dengan-pasangan-ini-6.html?m=1

Wednesday 26 September 2018

Resume Kelompok 3 Presentasi Fitrah Seksualitas

Inilah kelompok kami. Presentasinya hampir sama dengan kelompok dua. Hanya ada sedikit tambahan. Selain itu di sesi presentasi kami terjadi chaos karena anak-anak gagal fokus mendekati laptop yang memutar video presentasi bergambar kartun. Emak-emak pun gagal fokus karena beredarnya makanan enak : D

Berikut rangkuman presentasi kelompok kami:

Fitrah Seksualitas


What?

Bagaimana seseorang merasa, berpikir, berperilaku sebagai lelaki sejati atau perempuan sejati sesuai *jenis kelamin* yang diciptakan Tuhan.


Why?
Fitrah Seksualitas yang sudah Allah instalkan harus berjalan sesuai kehendakNya agar kehidupan di muka bumi harmoni dan lestari

When?

Fitrah Seksualitas dikembangkan sedini mungkin. Sejak usia 3 th anak sudah harus mampu mengidentifikasi diri sesuai jenis kelaminnya.

Who?
Pihak yang bertanggungJawab penuh untuk mengembangkan Fitrah Seksualitas pertama dan utama adalah orangtua.


Where?

Dilakukan sejak dini dalam keluarga

How?

💎 membangun kelekatan dengan anak sejak dalam kandungan

💎 mengenalkan konsep aurat, mahram, dan adab bergaul dengan lawan jenis

💎membangun komunikasi positif dalam keluarga

💎orangtua lebih banyak mendengarkan dan menjadi tempat curhat pertama anak

Tantangan kekinian:

✖Propaganda lgbt
✖Fenomena fatherless country

Tahapan pengembangan fitrah seksualitas berdasarkan usia:

0-2 tahun melalui proses menyusui

2-6 tahun melalui bermain peran, cerita, imaji positif tentang peran lelaki dan perempuan. Sudah mulai juga dikenalkan konsep aurat (sentuhan boleh dan tidak boleh).

7-10 tahun latihan menjalankan syariat adab bergaul dg lawan jenis, masih dalam bimbingan ortu utk mengeksplorasi diri

11-14 penguatan prinsip dan praktek syariat di masa baligh, anak sudah paham serta menjalankan kewajiban penuh sesuai syariat dalam hal menjaga aurat, bergaul dengan lawan jenis (konsep mahram)

Tidak ada diskusi lanjutan di presentasi kami karena semua sudah galfok :D Anyway terimakasih Mbak Fifi yang sudah memberdayakan anaknya untuk buat video presentasi kelompok kami ;)

#bunsay
#ibu profesional
#level 11

Resume Kelompok 2 Fitrah Seksualitas

Resume Kelompok 2 Fitrah Seksualitas

Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati. Menumbuhkan Fitrah ini banyak tergantung pada kehadiran dan kedekatan pada Ayah dan Ibu.


Usia 0-2 tahun, anak lelaki dan perempuan didekatkan pada ibunya karena ada menyusui, di usia 3 - 6 tahun anak lelaki dan anak perempuan harus dekat dengan ayah ibunya dan sudah harus memastikan identitas seksualitasnya di usia 3 tahun.

Usia 7 - 10 tahun, anak lelaki lebih didekatkan kepada ayah, anak perempuan pada ibunya.

Usia 10 - 14 tahap kritikal, usia dimana puncak fitrah seksualitas masuk masa baligh, untuk menuju kedewasaan dan pepersiapan pernikahan. Anak didekatkan dengan orangtua yang berbeda jenis kelaminnya.

Usia di atas 15 tahun anak sudah siap menjalankan peran sebagai khalifah di bumi dengan potensi uniknya masing-masing.

Diskusi di sesi ini cukup panjang dan seru, ketika Mbak Sari dari kelompok satu bertanya bagaimana sikap kita jika di usia 15 tahun anak kita merasa siap lahir batin dan minta menikah?
Setelah mengungkapkan pendapat pribadi kelompok dua yang sepertinya belum dapat tersetujui oleh kelompok satu, Mbak Nani menengahi. Menurut beliau, jika kembali pada tahapan fitrah based education, di usia tersebut anak memang seharusnya sudah siap menjalankan peran sebagai orang dewasa termasuk menikah.

Kesimpulan ini didukung oleh Mbak Sari dari kelompok satu dengan penjelasan yang cukup membuka mata saya pribadi. Beliau menyatakan bahwa kita selama ini berkiblat ke barat, sehingga melihat anak usia belasan sebagai manusia labil. Padahal itu karena di dunia barat anak memang sejak awal hanya dibebaskan tanpa diberi pijakan kokoh untuk pengembangan firrahnya. Sementara dalam Islam, kita sebetulnya sudah diberi tuntunan lengkap untuk mendidik anak hingga ia siap lepas landas di usia 15 tahun sesuai tahapan FBE.Menurut Mbak Sari ia pun termasuk yang menunda pernikahan karena merasa mental belum siap padahal usia sudah cukup.
Mbak Widhya dari kelompok satu juga menyebutkan fenomena baligh yang jauh dari akil kar ena bentukan budaya terjadi pula di Indonesia. Contohnya kami para emak yang usia sudah entah berapa tapi masih suka ngambek sama suami :D Begitulah, jadi memang cukup seru diskusi setelah presentasi kelompok dua ini.

Saya pribadi setuju memang masyarakat kita masih memperpanjang ketidakmatangan seseorang. Misalnya dengan kebiasaan menyuplai finansial anak hingga selesai pendidikan tinggi bahkan hingga menikah. Mungkin Itu bentuk kasih sayang tapi sejatinya kurang memandirikan. Masih banyak memang pr agar generasi kita kembali terdidik fitrahnya. Mari terus belajar, beramal, dan berdoa mohon pertolonganNya :)

#bunsay
#level11
#ibu profesional

Tuesday 25 September 2018

Resume Presentasi Kelompok 1 Fitrah Seksualitas

Resume Presentasi Kelompok 1 Fitrah Seksualitas

Bicara Fitrah Seksualitas di Masa Puber dan Kaitannya dengan Budaya.

Presentasi kelompok ini unik, sebab sebelum melakukan presentasi, kelompok 1 melakukan roleplay. Kreatif :D

Roleplay ini menunjukkan dialog antara seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dengan ibunya. Anak ini bertanya ttg mimpi basah.

Saat anak bertanya, sang ibu terlihat berusaha menanggapi dengan wajar. Tidak menunjukkan kekagetan atau kecurigaan mengapa anaknya bertanya sesuatu yang biasanya dianggap tabu. Memang seperti ini yang semestinya terjadi dalam dialog menyangkut fitrah seksualitas. Tidak dijadikan hal yang seolah harus dihindari untuk dijelaskan dengan gamblang.

Sang ibu kemudian menjelaskan dg bahasa yg mudah dimengerti. Ibu berkata bahwa mimpi basah adalah keadaan ketika seorang anak lelaki bermimpi berdekatan dengan perempuan lalu saat bangun mengeluarkan cairan dari penisnya.

Tak lupa Ibu bertanya apakah si anak sudah mengalami seperti yang dijelaskan oleh ibunya tentang mimpi basah. Ibu juga menjelaskan konsekuensi mimpi basah artinya anak beranjak dewasa, sudah wajib melakukan kewajiban agama. Ibu menyarankan anak agar lebih banyak bicara dengan ayah tentang apa yang harus dilakukan lelaki  saat sudah beranjak dewasa.

Selanjutnya kelompok mempresentasikan materi bahasan dimulai dari pengertian dan dampak masa pra remaja.

Usia pubertas perempuan dan laki2 berbeda. Perempuan mulai 8 th, lelaki 10 th.

Pada usia ini muncul keinginan untuk tampil beda, menunjukkan jati diri.

Pokok pendidikan seksualitas yg perlu ditumbuhkan antara lain:

Rasa malu terhadap aurat

Energi maskulinitas dan feminitas atau memahami peran lelaki dan perempuan sesuai syariat agama

Adab izin masuk ke kamar orangtua

Menjaga kebersihan alat kelamin

Adab bergaul dengan lawan jenis (menghindari ikhtilat, menjauhi khalwat)

Saat diskusi, tambahan dari peserta lain (yaitu saya) menyampaikan tentang konsep Fitrah Based Education yang mengoreksi istilah remaja menjadi pra baligh. Menurut FBE, dalam Islam tidak ada konsep remaja, yang ada hanya anak ( sebelum baligh) dan dewasa (setelah baligh). Masa transisi atau pra baligh tidak harus menjadi masa labil seperti yang digambarkan dalam konsep remaja ala Barat. Hal ini disepakati dan dijelaskan kembali oleh kelompok satu.

Salah satu isu dalam masyarakat kita saat ini adalah ketimpangan antara usia biologis dengan usia mental. Anak yang sudah baligh belum tumbuh menjadi akil. Bahkan fenomena yang sering dialami adalah orang dewasa masih berperilaku seperti anak-anak. Ini adalah PR kita semua di keluarga masing-masing dan lingkungan terdekat.

Kurang lebih itu yang saya tangkap dari presentasi kelompok satu. Kelompok emak kreatif nan cerdas :D

#bunsay
#ibuprofesional
#level11
#tantangan hari ke-1

Friday 21 September 2018

Mengikat Hati dengan Kisah Bermakna (Aliran Rasa T10)


Ada kalanya saya malas, gak mood, capek memenuhi permintaan anak-anak untuk mendongeng. Saya tolak permintaan mereka dengan berbagai alasan. Ada pula saatnya saya ogah-ogahan menceritakan dongeng yang sudah berulangkali mereka minta.

Saya menyesal tidak selalu sedia memenuhi permintaan mereka. Saya baru sadar menolak permintaan anak untuk bercerita sama artinya dengan membuang kesempatan untuk mengikat hati membangun kelekatan.

Saya lupa bahwa masa pertumbuhan mereka begitu cepat. Si Kakak yang sekarang berusia 8 tahun sudah sering ingin punya privasi tanpa keterlibatan saya. Barulah terasa bahwa kesempatan untuk didengarkan oleh anak sebetulnya tidak lama. Benar-benar singkat dan semestinya digunakan sebaik-baiknya.

Mengerjakan tantangan 10 hari ini membuat saya sadar akan kesempatan emas mengikat hati lewat bercerita. Kembali bersemangat berusaha meraih kesempatan itu dengan kisah-kisah bermakna. Semoga bisa istiqomah menderaskan makna lewat cerita.

#ibuprofesional
#bunsay
#level10

Tuesday 18 September 2018

P3KG ((Pertolongan Pertama Pada Kecanduan Gadget))

P3KG

((Pertolongan Pertama Pada Kecanduan Gadget))

Ciri anak kecanduan gadget:

📱lama waktu *main gadget* tiap harinya *bertambah* terus-menerus

📱marah, mengamuk saat gadget dikurangi porsinya atau diambil

📱hampir setiap saat minta gagdet, terutama saat bosan, kesal, sedih, bangun tidur, mau tidur, dan berbagai kesempatan lainnya

P3K untuk Kecanduan Gadget:

💊 Pengganti Kegiatan:

Siapkan *banyak pilihan* kegiatan lain saat kita menghentikan anak main gadget.

Pilih kegiatan pengganti yang *seru* buat anak. Tentu, seru bagi tiap anak itu berbeda. Bagi anak A main bola itu seru, bagi anak B belum tentu.

Di sinilah penting bagi orangtua untuk teliti mencermati anaknya sendiri. Meskipun demikian, umumnya anak merasa sebuah kegiatan itu seru jika:

🎉 melibatkan gerak tubuh dan seluruh indera untuk bekerja, misalnya main taplak gunung/ dompu, main lompat tali, main petak umpet, dll.

🎉 mengajak anak berimajinasi/  berkhayal, misalnya menonton pertunjukan dongeng dengan boneka tangan, bermain peran, bermain boneka kertas, dsb.

🎉membuat anak merasakan sensasi di tubuh, contohnya dengan bermain air, berayun-ayun, menginjak rumput tanpa alas kaki, dll.

🎉membuat anak mengeluarkan ide kreatifnya, misal dengan membuat prakarya mainan dari barang bekas, menggambar di atas pasir, membuat bentuk dari lilin mainan, dsb.

🎉 membangkitkan rasa bangga dan percaya pada kemampuan diri, contoh dengan mengajak anak menyiram bunga, mencuci piring, menjemur pakaian, dst.

Ciri anak merasakan keseruan dari sebuah kegiatan adalah *mata berbinar, tawa terdengar*.

Jadi, jika gadget menawarkan 101 keseruan di dunia maya, gantilah dengan 1001 keseruan di dunia nyata.

💊 Kurangi perlahan

Untuk menghindari amukan berlebihan karena kaget dengan peralihan dari gadget, ada baiknya orangtua *bermain cantik*. Caranya, lakukan pengalihan dengan *perlahan-lahan*.

Jika anak setiap hari bermain gadget, maka sebagai awalan *kurangi durasi* tiap bermain. Tadinya tiap pegang hp setengah jam, kurangi hanya boleh 15 menit.

Jika sudah lancar dilakukan selama sepekan, berikutnya buat *hari khusus* untuk main gadget. Misal hanya sabtu dan minggu, masing-masing 1 jam.

Berikan anak *penjelasan*  mengapa waktu main gadget dikurangi. Beri tahu dampak negatif gadget untuk kesehatan mata, tubuh, dan otak.

💊 KONSISTEN

Ini kunci. Katakan *tidak* dan terima konsekuensi. Anak teriak, ngamuk, kejer, apapun *biarkan dan tetap tenang*.

Pastikan anak tidak menyakiti diri sendiri atau orang lain ketika tantrum.

Berikan saja ia waktu untuk ngamuk, kalau sudah lelah ia akan berhenti.

Jangan tunggu kerusakan parah pada tubuh dan perilaku anak akibat kecanduan gadget. Mari kendalikan gadget bukan DIKENDALIKAN gadget.

Saturday 15 September 2018

Resume Kulwap MEMPERSIAPKAN ANAK MASUK SEKOLAH🧒🏻👨🏻‍💼👩🏻‍🏫

👨🏻‍🏫🧕🏻👧🏻MEMPERSIAPKAN ANAK MASUK SEKOLAH🧒🏻👨🏻‍💼👩🏻‍🏫
Oleh Yunda Fitrian
Diswap WAG Belajar Parenting, Jumat, 14 Juli 2018

Apa yang Anda rasakan jika suatu pagi tiba-tiba Anda berada di tempat yang tidak Anda kenal sama sekali? Anda tidak tahu mengapa bisa berada di situ, untuk berapa lama, dan akan bertemu siapa saja. Semua terasa asing dan penuh ketidakpastian.

Anda mungkin akan berusaha sekuat tenaga mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi. Jika usaha itu berhasil, Anda selamat. Jika tidak, Anda akan selalu dibayangi kecemasan.

Itulah perasaan yang akan dialami seorang anak di hari pertama masuk sekolah. Jika Anda sebagai orangtua tidak memberikan pendampingan yang tepat sebelumnya, anak bisa stress menghadapi lingkungan barunya. Apalagi jika ternyata anak Anda *belum matang* untuk memasuki dunia sekolah.

Kematangan anak masuk sekolah (dasar) tidak cukup diukur dengan kemampuan calistung. Begitu pula kebutuhan anak untuk masuk dunia sekolah (kelompok bermain, taman kanak-kanak dan sejenisnya) tidak cukup ditentukan hanya dengan rengekan berulang minta masuk sekolah.

Pada dasarnya, usia 0-7 tahun adalah masa pra latih yang menjadi tanggungjawab penuh orangtua di rumah. Ayah dan Ibu sebagai guru pertama yang menjadi perantara kelahiran mereka ke dunia membawa fitrah kebaikan dan amanah penciptaan.

Sekolah, terlebih di usia dini, hanyalah sarana tambahan yang kehadirannya membutuhkan berbagai pertimbangan. Bukan hanya kemampuan intelektual anak yang menjadi pertimbangannya, tetapi juga kemampuan fisik, bahasa, emosi, dan psikososial.

Kulwap kali ini tidak akan membahas kematangan anak masuk sekolah, karena bahasan tersebut membutuhkan waktu khusus. Kita akan fokus membahas cara _mempersiapkan anak masuk sekolah_. Tanpa berpanjang kata lagi, mari kita kunyah pelan-pelan hidangan inti menu kali ini 🍙🌮🥛🍯🥄🍌🥕🍅

*Tujuh Cara Mudah Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah*

1. Briefing is The King. 🤴🏻👸🏻


Briefing artinya penjelasan singkat. Dalam konteks anak, kata singkat ini maksudnya menyesuaikan dengan kemampuan anak mencerna.

Semua kecemasan berawal dari ketidakpastian. Begitu pula kesulitan, seringkali berasal dari ketidaktahuan. Karena itulah, memberi pengetahuan pada anak tentang situasi yang akan dihadapi di sekolah adalah hal paling penting.

Jelaskan situasi yang akan anak hadapi di sekolah serealistis mungkin, dengan kalimat-kalimat singkat. Sampaikan berulang tapi tidak beruntun atau terlalu banyak di satu waktu.

Apa saja yang harus ada dalam briefing?

Kegiatan apa yang akan dilakukan di sekolah? “Besok Kakak akan mama antar ke sekolah baru. Nanti di sana Kakak masuk kelas, Mama pulang dan jemput Kakak saat kelasnya sudah selesai. Kira-kira saat jarum pendek dan jarum panjang beradu, Kak. ”

Siapa yang akan ditemui? “Kakak akan ditemani Bapak Ibu Guru, nanti Bu Gurunya kenalan sama semua anak di kelas. Banyak teman-teman baru, Kakak boleh kenalan kalau mau.”


Perilaku apa yang diharapkan? “Kakak ikuti yang disuruh Bapak atau Ibu Guru ya, dengarkan baik-baik. Kalau ditanya, jawab yang jelas suaranya. Kalau sudah waktu main, Kakak boleh main sama teman baru. Main yang akur ya. Kalau sudah waktu makan, Kakak habiskan bekalnya.”

Apa yang harus dilakukan jika merasa tidak nyaman, ingin ke toilet, dan sebagainya? “Kalau Kakak mau pipis atau pup, dekati Bu Guru, bilang minta tunjukkan toilet ya.” “Kalau Kakak bosan, atau kesal sama teman, Kakak coba dengar dan ikuti Bu Guru, supaya Kakak bisa hilang perasaan  gak enaknya”

Jelaskan dengan realistis, jangan hanya yang manis-manis. Misalnya, “Kak, nanti teman kakak banyak sekali, gak seperti waktu TK. Nanti ada 20 teman di kelas Kakak. Jadi Bu Guru mungkin gak selalu lihat Kakak. Kalau Kakak ada perlu sama Bu Guru, Kakak angkat tangan atau dekati Bu Guru ya” 

Anak perlu tahu risiko dari suatu kondisi. Barengi dengan alternatif solusi agar anak tidak cemas dengan kemungkinan terburuk, melainkan siap mengantisipasi segala situasi. Persilakan anak bertanya tentang apa yang ingin ia tahu. Jawablah sejujur mungkin.

2. Survey sangat menolong. 🛵🚗

Saat briefing, anak hanya membayangkan situasi sesuai persepsinya. Jika kenyataan yang dihadapi berbeda jauh dari bayangan, anak bisa bingung. Survey lokasi sekolah langsung akan sangat membantu anak menghadapi situasi. Tunjukkan dimana kelasnya nanti, jalan ke kamar kecil, halaman bermainnya, batas antar jemput, dan sebagainya.


3. Siapkan keperluan sesuai instruksi sekolah. ✏📔
Sebagian anak menjadi bad mood karena keperluan sekolahnya tertinggal. Untuk mengatasinya, ajak anak menyiapkan keperluan sekolah bersama-sama. Bacakan instruksinya di depan anak. Siapkan juga mental anak jika ada sesuatu yang di luar perencanaan, misalnya alat yang dibawa tertinggal atau berbeda dengan yang dibawa teman-teman.

4. Bawakan keperluan yang familiar dan memudahkan anak.🎒👟

Misalnya botol minum yang sudah bisa ia buka sendiri, sepatu yang mudah dilepas dan dipakai sendiri, celana dalam yang mudah kering, tas sekolah berbahan ringan dan mampu dibawa sendiri. Jangan sampai semua baru dan bagus, tapi belum bisa ia gunakan dengan mudah. Hal ini bisa memicu kecemasan tersendiri.


5. Ulangi sugesti positif.🧚🏻‍♀🧠

Selesai sholat, bacakan doa yang dapat didengar anak. Sebelum tidur, hadirkan sugesti positif di telinga anak. Bangun tidur, sambut dengan wajah ceria dan doa bernada gembira. “Ibu sayang Kakak, Kakak akan bersenang-senang di sekolah baru!”


6. Pra kegiatan yang menyenangkan. 😴💪🏻

Agar persiapan jauh-jauh hari berjalan mulus, pastikan malam hari semua sudah terkondisi. Anak bisa tidur cepat, tidak terlalu lelah sebelumnya.
Semua perlengkapan sudah siap, sarapan esok pagi pun sudah siap dimasak. Antar anak tidur dengan cerita menyenangkan tentang esok hari. Jaga suasana hati anak sebaik mungkin tetap stabil hingga lepas dari pandangan orangtua.


7. Ikhlaskan, doakan.🕋🕌

Ada kalanya kecemasan yang terlalu berlebihan dari orangtua terhubung dengan emosi anak. Oleh karena itu, orangtua lah yang lebih dulu harus yakin bahwa anak sudah siap dilepas.

Setelah ikhtiar optimal, sempurnakan dengan doa. Percayakan anak pada guru-guru di sekolah. Bukankah kita memilih sekolah tersebut karena percaya guru-gurunya mampu mengemban amanah bersinergi mendidik putra putri kita? Ikhlaskan, niscaya energi positif keikhlasan sampai kepada semua yang berinteraksi dengan anak-anak kita. InsyaAllah.

Wallahu’alam bish shawab. Selamat mendampingi putra putri tercinta, semoga Allah kuatkan langkah menuntut ilmu menjadi jalan pembuka pintu surga. Aamiin 🛤⛲
[13/7 20.12] Yunda Fitrian: Pertanyaan 1:
Bunda Tri:
Anak yang belum bisa ditinggal orangtuanya, apa blm bisa dikatakan siap mental untuk sekolah. apa justru harus disekolahkan agar bisa belajar "ditinggal"?

Jawab:

Berpisah dengan pengasuh utama (ibu, atau lainnya) adalah salah 1 isu utama dalam perkembangan anak usia 5 tahun.

Jadi utk di bawah 5 tahun baiknya tidak dipaksakan. Namun sudah boleh dilatih di usia 3 tahun.

Misalnya dengan mengatakan pd anak berapa lama akan pergi (sesuaikan dg patokan waktu yg anak sudah tau, misal selesai berdoa pulang, bunda jemput kaka).

Usahakan selalu pamit pada anak ketika akan pergi agar anak merasa aman.

Di atas 5 tahun, sebaiknya sudah mulai bisa dilatih utk mau ditinggal saat sekolah karena sudah sesuai dengan tahap perkembangannya.
[13/7 20.13] Yunda Fitrian: Pertanyaan 2:
Bunda Lis Nurliyani
Anak sy sebelumnya sekolah di TK dg metode sentra. InsyaAllah thn ajaran ini masuk sekolah SD dg metode yg konvensional. Mungkin agak lebih byk "beban akademisnya". Kira-kira, apa yg mesti dipersiapkan agar anak tidak kaget dgn metode pembelajaran yg terkesan lebih berat?

Karena sebelumnya sy sudah pernah sounding ke anak, bahwa nanti di sekolah SD beda dengan TK. Dan anaknya agak sedikit takut. 😅

Jawab:

Alhamdulillah kalau Kakak Shabreen sudah bisa mengungkapkan perasaan ke ibunya😊

Tinggal Bunda Lies meyakinkan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Bahasa sederhananya utk anak, nanti mungkin ada pelajaran yg buat Ka shabreen harus belajar lebih banyak, tapi InsyaAllah akan lebih banyak pelajaran yg udah kakak bisa
[13/7 20.35] ‪+62 857-1641-1124‬: Terimakasih sudah diizinkan bergabung. Assalamualaikum Mba Yunda.. anakku 3 thn udh mau masuk playgroup metode sentra. Memang msh kecil banget ya utk usia ini masuk sekolah. Tp ini pilihan kami saat ini. Alasanku masukkan dia ke PG krn diriku kerja dan dia sdh terbiasa kutinggal di daycare sjk setahun lalu.

 Tp dia kyk ada kekhawatiran klo di sekolahnya yg baru ini nanti abi/ uminya hrs ninggalin dia setelah mengantar. Krn lingkungan baru yg blm dia terlalu kenal. Setiap bahas sekolah dia akan bilang "abi jgn ke toko" " umi jangan kerja" dan sejenisnya..

Gmn baiknya ya utk menenangkan dia?
[13/7 20.39] Yunda Fitrian: Waalaikumsalam wrb Mba Mutri, dilihat dari usia masih sangat wajar kecemasan anandanya ya mba.

Utk menenangkan bisa coba beri alternatif solusi.
Misalnya kalau kakak kangen, ingat sama abi dan ummi, kaka boleh telpon atau WA.

Bekerjasama dg daycareagar si kakak boleh menelepon/ terima telpon dr abi uminya.

Selain itu bekali dg mainan dan makanan kesukaannya. Semoga berhasil ya mba

Resume Kulwap Pernikahan Sehat, Bahagia Lahir dan Batin: Ciri dan Cara Ciptakan Rumahtangga Harmonis Nurindah Fitria

[8/9 19.08] Vina Syafril: Bagian 1

💐💐💐❤❤❤
Pernikahan Sehat, Bahagia Lahir dan Batin:
Ciri dan Cara Ciptakan Rumahtangga Harmonis
Nurindah Fitria

Pernikahan bahagia adalah dambaan setiap orang, bak dongeng yang banyak diceritakan kepada anak-anak semasa kecil. Kebahagiaan pernikahan mampu menghasilkan banyak energi positif bagi tiap individu yang ada dalam pernikahan itu sendiri, baik itu istri, suami, bahkan anak-anak yang akan lahir dan tumbuh dalam keluarga. Energi positif ini penting untuk membuat kesejahteraan setiap individu dalam sebuah keluarga menjadi lebih baik. Energi positif ini pula menjadikan pasangan mampu untuk bertahan dalam banyaknya permasalahan pernikahan yang dapat terjadi.

Sayangnya, pernikahan yang bahagia mengharuskan kita untuk berjuang dalam mendapatkannya. Itu semua bisa kita dapatkan dengan mengenali terlebih dahulu apa ciri-ciri dari sebuah pernikahan yang sehat. Pernikahan sehat artinya terjalin relasi yang sehat di antara orang-orang yang terlibat dalam pernikahan itu, suami dan istri. Relasi sehat muncul karena adanya kesetimbangan kekuatan antar individu di dalam pernikahan. Setimbang maknanya tidak ada individu yang merasa lebih berkuasa dibandingkan yang lain. Atau tidak ada pihak yang merasa diperlakukan secara tidak baik dan adil oleh pihak lain.

Ada empat elemen yang harus dipenuhi untuk mengindikasikan sebuah relasi terjalin dalam hubungan yang setimbang. Hal itu mencakup status dalam hubungan, perhatian terhadap yang lain, pola akomodasi yang diberikan, dan kesejahteraan yang dirasakan tiap individu.
             
Setimbang artinya saling menghargai, harkat dan martabat masing-masing, meskipun apa yang dilakukan tidaklah sama.

Menyeimbangkan peran dan fungsi memanglah sulit namun bukan berarti tidaklah mungkin. Satu hal yang ditekankan, jangan pernah merasa lebih berkuasa dibandingkan yang lain.
[8/9 19.08] Vina Syafril: Bagian 2


Ada empat elemen yang harus dipenuhi untuk mengindikasikan sebuah relasi terjalin dalam hubungan yang setimbang. Hal itu mencakup status dalam hubungan, perhatian terhadap yang lain, pola akomodasi yang diberikan, dan kesejahteraan yang dirasakan tiap individu.


💐Status dalam Hubungan
Menunjukkan tiap pihak yang ada dalam relasi itu memiliki status yang sama di dalam hubungan. Tidak ada pihak yang lebih mendominasi dalam membuat keputusan atau lebih banyak melakukan sesuatu demi keberlangsungan relasinya.

Tidaklah setimbang apabila sampai istri merasa telah banyak berkorban untuk keluarga dengan mengurus semua keperluan rumah tangga, tetapi suami tampaknya hanya bersantai dan sibuk dengan dunianya sendiri. Atau di sisi lain, suami yang mendominasi seluruh keputusan dalam keluarga, tanpa memberikan kesempatan kepada istri untuk bersuara. Bukankah keputusan dalam pernikahan seharusnya menjadi keputusan bersama?


💐Perhatian Terhadap yang Lain
Individu harus mengenali dan menyadari kebutuhan serta perasaan yang dimiliki pasangannya, yang ditunjukkan dalam bentuk kepeduliannya kepada pasangan. Ini haruslah berlangsung secara timbal balik. Memang tiap orang akan menunjukkan kepeduliannya dalam bentuk berbeda. Jadi, jangan samakan standar antara suami dan istri, yang penting munculkan perasaan berharga dan terpenuhi kebutuhannya.


💐 Pola Akomodasi
Pemenuhan kebutuhan itu haruslah diakomodasikan dengan baik oleh pasangan. Jangan sampai ada pikiran untung/rugi dalam hubungan. Sekali ada perasaan hubungannya merugikan maka ada yang salah dalam hubungan itu.

💐Kesejahteraan Fisik dan Psikologis
Jika sudah terakomodasikan dengan baik, bukan tidak mungkin individu akan merasa sejahtera secara fisik maupun psikologis.

 Kesejahteraan fisik artinya tidak ada masalah dalam kesehatan dan pemenuhan kebutuhan fisik, seperti makan dan minum. Sedangkan kesejahteraan psikologis berarti individu merasa damai dan tenteram di dalam relasi itu. Termasuk juga tidak adanya ekploitasi dari sisi ekonomi.

Intinya, keempat elemen ini haruslah mampu mewujudkan porsi setimbang dalam peran dan tugas suami maupun istri.

 Bukan berarti suami dan istri harus mengerjakan pekerjaan yang sama di dalam rumah tangga. Namun adanya perasaan dan pemikiran bahwa suami dan istri memiliki peran penting untuk menjaga keutuhan pernikahan adalah apa yang diharapkan.

 Setimbang artinya saling menghargai, harkat dan martabat masing-masing, meskipun apa yang dilakukan tidaklah sama.

Sebab suami tetap memiliki peran penting dalam mencari nafkah. Oleh karena itu, sebagai istri kita menghargai berapapun rezeki yang didapatkan suami. Tak perlu membanding-bandingkan pendapatannya dengan tetangga sebelah karena itu hanya akan mematahkan hati suami. Sebaliknya, suami jangan pernah merendahkan apa yang dilakukan istri di rumah.

 Menghargai setiap usaha yang dilakukan istri dan tidak memperlakukannya sebagai orang yang tidak memiliki harganya merupakan kebaikan yang sangat diharapkan oleh istri.

Menyeimbangkan peran dan fungsi memanglah sulit namun bukan berarti tidaklah mungkin.

 Satu hal yang butuh ditekankan, jangan pernah merasa lebih berkuasa dibandingkan yang lain, merasa lebih penting dibandingkan yang lain, merasa yang lain tidak melakukan apa apa, tidak menghargai apa yang dilakukan pihak, serta semua perilaku yang merendahkan harkat dan martabat pasangan. Karena semua persepsi mengenai kesetimbangan itu bersifat subjektif, maka lakukan semua upaya agar kesetimbangan selalu dapat terpenuhi.

Jika setimbang, pernikahan yang sehat bukanlah mimpi. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pernikahan sehat, yaitu:

Menghargai setiap usaha yang sudah dilakukan oleh suami maupun istri.

Penghargaan adalah bentuk apresiasi tertinggi yang dapat kita berikan terhadap pasangan kita. Jika kita menghargai, tentu pasangan akan lebih bersemangat dalam menjaga keutuhan pernikahan.

Penghargaan tidak perlu sebuah benda, dengan mengucapkan sekedar “terima kasih” kepada pasangan sudah merupakan bentuk penghargaan.

Misal, sebagai istri kita mengucapkan “terima kasih” atas semua rezeki yang telah susah payah diupayakan suami.

 Atau sebagai suami, mengucapkan “terima kasih” kepada istri di penghujung harinya yang lelah telah menyediakan semua kebutuhan Anda, adalah cara-cara memberikan penghargaan yang sederhana.

❤ Bekerja sama dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Bukankah Rasulullah saw pun membantu pekerjaan rumah tangga? Karena sesungguhnya tidak ada batasan dalam mengerjakan pekerjaan di rumah tanga. Sebagai lelaki, tanamkan bahwa tidak perlu malu melakukan pekerjaan rumah tangga.

Lelaki yang mencintai istrinya tak akan pernah tega membiarkan istri kelelahan sepanjang hari hanya demi terpuaskan kebutuhannya.

Sesekali memberikan kesempatan kepada istri untuk beristirahat juga bisa menjadi alternatif agar kesejahteraan psikologis
[8/9 19.08] Vina Syafril: Bagian 3

❤ Belajar cara memecahkan masalah yang solutif, bukan agresif.


Tidak sehatnya sebuah pernikahan ditandai dengan pelibatan kekerasan dalam setiap konflik yang terjadi.

 Kekerasan yang terjadi berulang bahkan intensitasnya meningkat menandakan pernikahan itu sudah berada dalam relasi yang tidak sehat. Oleh karena itu, mencoba belajar cara untuk memecahkan masalah secara solutif/positif adalah langkah untuk mendapatkan pernikahan yang lebih membahagiakan.

Pada akhirnya, pernikahan yang sehat adalah pernikahan yang mampu menumbuhkan perasaan positif pada setiap individunya. Apabila sebuah pernikahan hanya bisa menciptakan ketakutan, kesedihan, dan ketidakadilan, maka harus dipertanyakan kembali, sudah sehatkah relasi yang terjalin di dalamnya? Butuh usaha dan kerja keras untuk mewujudkan relasi sehat namun percayalah buah yang didapat dengan menciptakan pernikahan sehat akan manis di penghujung jalan.

Resume Kulwap Mengenal Kepribadian Diri untuk Keharmonisan Pernikahan* Nurindah Fitria, M.Psi., Psikolog

[13/7 10.02] Yunda Fitrian: BAGIAN 1


*Mengenal Kepribadian Diri untuk Keharmonisan Pernikahan*
Nurindah Fitria, M.Psi., Psikolog

Mengapa harus mengenal kepribadian diri sebelum menikah?

 Bukankah setiap pasangan tidak akan memiliki kepribadian yang sama. Jadi, apa tujuannya? Apakah untuk menemukan yang kepribadiannya yang sama persis dengan kita atau malah menghindari orang-orang yang sangat bertolak belakang dengan kita untuk dijadikan pasangan? Sepenuhnya bukan.

Mengenal kepribadian diri sebelum pernikahan terjadi bermanfaat untuk membantu keharmonisan pernikahan.

 Seringkali permasalahan dalam pernikahan bersumber dari kurangnya pemahaman antar pasangan atau komunikasi yang tidak sesuai. Permasalahan ini jika ditilik akan berujung pada kepribadian yang dimiliki oleh setiap orang.

Setelah mengetahui kepribadian diri, kita pun dapat mengenali seperti apa kepribadian dari (calon) pasangan kita.

 Dengan demikian, kita dapat belajar untuk mewaspadai apa saja potensi konflik yang dapat terjadi dalam pernikahan. Sehingga dapat dicari solusinya agar pernikahan menjadi tetap harmonis.
[13/7 10.03] Yunda Fitrian: BAGIAN 2

*Mengapa Butuh Tahu Kepribadian?*
Kepribadian terdiri dari berbagai macam sifat yang membentuk pribadi seseorang dan menjadi sumber dari semua yang muncul dari diri kita.

Perilaku, sikap, pola komunikasi, reaksi emosional, sampai cara membangun relasi, semua ditentukan oleh kepribadian kita. Misalnya, sebagai seorang dengan sifat pemalu akan muncul dalam perilaku kita yang sulit untuk mengungkapkan ide di tengah khalayak ramai, lebih memilih untuk lebih banyak mengamati ketika sedang berada dalam pembicaraan kelompok, kurang mampu mengekspresikan emosi, dan cenderung sulit untuk duluan menyapa orang baru.

Ingat, bukan sebaliknya ya. Jadi, bukan karena kita menampilkan perilaku tertentu yang membuat kita memiliki kepribadian tertentu. Malahan kepribadian kitalah yang menentukan bagaimana kita mengekspresikan diri di lingkungan kita. Sederhananya kepribadian merupakan cikal bakal bagaimana seseorang itu menampilkan dirinya kepada orang lain. Dengan demikian, orang lain akan mengenal kita seperti apa dan akan membalas bagaimana memperlakukan kita.

Begitu pula dalam pernikahan. Pernikahan dibangun melalui serangkaian interaksi yang melibatkan semua aspek psikologis dalam diri kita, baik cara berpikir/bersikap, emosi, maupun perilaku. Interaksi yang terjalin akan menjadi baik jika setiap individu mampu memahami pola-pola seperti apa yang harusnya diterapkan untuk mengokohkan interaksi itu. Pola-pola interaksi yang muncul tentunya berasal dari kepribadian, bukan yang lain.
[13/7 10.04] Yunda Fitrian: BAGIAN 3

*Apa Saja Tipe Kepribadian?*

Orang-orang seringkali salah mengira kalau sifat pemalu, supel, dsb. sebagai sebuah kepribadian. Memang tidak sepenuhnya salah karena kepribadian memang terdiri dari sekumpulan sifat-sifat yang menetap dalam diri kita.

 Kepribadian awal sekali dibentuk saat kita masih kecil dan berkembang seiring bertambahnya usia. Kemudian cenderung menetap ketika sudah memasuki usia dewasa.

 Kepribadian dapat saja berubah saat kita telah dewasa karena sebuah peristiwa besar yang dialami. Namun hal ini jarang sekali terjadi kecuali peristiwa itu mengubah keseluruhan hidup seseorang, misalnya penyakit atau pengalaman traumatis.

Cukup banyak ahli yang menyusun sejumlah kepribadian untuk menjelaskan seseorang dan mengelompokkannya ke dalam tipe tertentu. Perlu dipahami tidak ada ahli yang mampu menjelaskan kepribadian secara sempurna. Ibarat berlian yang memiliki banyak faset, maka demikianlah kepribadian. Jadi, setiap ahli akan menjelaskan kepribadian dari faset yang berbeda-beda tetapi tetap mampu menjelaskan sebagian besar dari diri seseorang.

Kali ini kita akan menggunakan teori yang diutarakan oleh C. G. Jung. Ia adalah seorang tokoh psikologi yang memperkenalkan tentang tipe kepribadian Introvert dan Ekstrovert.

 Cukup banyak ilmuan psikologi yang mengembangkan teori dari Jung ini dan membuat penurunannya, salah satunya adalah MBTI (Myers-Briggs Type Indicator). MBTI dikembangkan oleh Ketharine Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers.
[13/7 10.06] Yunda Fitrian: BAGIAN 4

*Mengenal Kepribadian Melalui MBTI*


Mungkin ada yang sudah pernah mendengar istilah MBTI ini. Bagi yang belum, MBTI adalah sebuah inventori kepribadian yang cukup mudah dipahami untuk menjelaskan kepribadian seseorang. Jika kita mencarinya di mesin pencari Google maka akan banyak artikel yang membahasnya.

MBTI membagi kepribadian individu berdasarkan tipologi-tipologi (tipe kepribadian) yang dikombinasikan dari empat dikotomi yang secara implisit terdapat dalam Teori Jung.

Tipe kepribadian yang muncul merupakan interaksi dari serangkaian preferensi yang dimiliki seseorang. Preferensi yang menjadi dasar dari minat, reaksi, nilai, motivasi, dan keterampilan yang dimiliki seseorang.

 Perlu diingat karena ini merupakan preferensi maka bisa saja keduanya ada di diri kita, tetap pada akhirnya kita cenderung mengarah pada satu tipe.
[13/7 10.11] Yunda Fitrian: BAGIAN 5

*Mengenal Kepribadian Melalui MBTI (2)*

Preferensi 1: Arah Pemusatan Perhatian (Source of Energy)
Preferensi ini membahas mengenai fokus utama dari kehidupan kita, apakah tehadap dunia di luar sana atau terhadap diri sendiri.

 Preferensinya terbagi dua, yaitu Extraversion (E) dan Introversion (I). Jika kita adalah seorang E maka energi utama kita dalah lingkungan atau dunia di luar kita.

 Perilaku yang muncul biasanya seperti mampu mengungkapkan dengan mudah keadaan emosi kita dan membutuhkan banyak hubungan interpersonal.

 Sebaliknya ketika kita seorang I maka energi utama kita berasal dari dalam diri sendiri, berupa pikiran atau refleksi (perenungan). Perilaku yang ditampilkan seperti menyendiri, diam, sulit akrab, dan bahkan terkesan “menarik diri” bagi orang E.

Preferensi 2: Cara Memperoleh Informasi (Way of Gathering Information)
Yaitu bagaimana kita mengelola informasi yang masuk, apakah kita menerima data yang masuk secara apa adanya atau langsung memaknai dan menginterpretasi informasi yang diberikan.

Terbagi menjadi Sensing (S) dan Intuiting (N). S adalah seorang yang mengumpulkan informasi melalui panca indranya. Artinya jika kita tidak mendapatkan informasi yang jelas mengenai sesuatu hal maka kita tidak akan mempercayai keberadaan sesuatu itu.

 S menjadi orang yang lebih suka menangani hal-hal praktis dan menyukai sesuatu yang terukur. Sebaliknya, N mengumpulkan informasinya melalui firasat atau dugaan-dugaan.

 Orang N akan menyukai kemungkinan-kemungkinan yang bersifat imajinatif, melihat sesuatu dalam bentuk pola-pola dan ada hubungannya. Orang yang suka berimajinasi biasanya adalah orang N.
[13/7 10.13] Yunda Fitrian: ((Lanjutan))

Preferensi 3: Cara Membuat Keputusan (Decison Making)
Preferensi ini menekankan pada apa yang menjadi pertimbangan ketika mengambil keputusan, apakah menggunakan logika dan konsistensi ataukah mempertimbangkan situasi serta kondisi terlebih dahulu sebelum keputusan dilakukan.

Terbagi menjadi Thinking (T) dan Feeling (F). Orang T akan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan logis dan objektif, mementingkan kebenaran dan keadilan, serta kuat dalam perencanaan dan analisis.

 Sebaliknya orang F akan mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan nilai-nilai pribadi yang subjektif, lebih mementingkan hubungan dan keharmonisan, sehingga terkesan berpikir tidak jelas dan emosional bagi orang T.

Preferensi 4: Orientasi Terhadap Dunia Luar (How You Relate to The External World)
Preferensi terakhir memperlihatkan tentang apa yang dilakukan ketika kita berurusan dengan dunia luar, apakah kita melakukan perencaaan yang pasti atau membuka diri pada informasi dan kesempatan yang baru. Terbagi menjadi Judging (J) dan Perceiving (P).

 Orang J memiliki perencaan yang pasti dan teratur, menyukai batasan yang jelas, sehingga terkadang terlihat kaku terhadap batasan-batasan yang ada.

 Sebaliknya, orang P adalah orang yang luwes, mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan, dan lebih terkesan sebagai orang yang spontan serta tanpa perencanaan.
[13/7 10.15] Yunda Fitrian: BAGIAN 6

*Temukan Tipe Kepribadian Kamu dan Si Dia!*

Nah, berdasarkan keempat kelompok preferensi itu, kita memilih mana yang menjadi kecenderungan kita untuk masing-masing preferensi. Kombinasi dari empat preferensi yang telah kita pilih dari tiap dikotomi akan membentuk satu tipe kepribadian tertentu. Penjelasan singkat mengenai setiap kepribadian ada di gambar bawah.

Jika kamu sudah siap untuk mengetahui seperti apa tipe kepribadian yang kamu miliki, maka kamu bisa mencobanya melalui situs www.16personalities.com. Jawablah setiap pertanyaan secara spontan dan tanpa banyak berpikir.

Jangan lupa, sebelum mengerjakan ubah modenya menjadi Bahasa Indonesia, kecuali kalau kamu yakin bisa memahami dengan baik pernyataan yang diberikan dalam Bahasa Inggris.

Sekali lagi, tak ada yang salah dengan pilihan kita. Tidak ada pilihan yang lebih jelek dibanding pilihan lain. Kita mempelajari ini dengan tujuan untuk memahami diri dan mencoba mengenali seperti apa pasangan kita.

 Pada akhirnya, dengan mengenali dan memahami kepribadian ini maka tidak ada lagi alasan bahwa pasangan tidak memahami kita atau tidak seperti yang kita harapkan. Karena jelas setiap orang memiliki kepribadian berbeda, yang bisa jadi kontradiktif satu sama lainnya.

Sumber Bacaan:
https://www.myersbriggs.org/my-mbti-personality-type/mbti-basics/home.htm?bhcp=1

Resume Diswap Mempesona Tanpa Tebar Pesona: Lima Cara Kerenkan Diri untuk Menjemput Jodoh Terbaik

Mempesona Tanpa Tebar Pesona: Lima Cara Kerenkan Diri untuk Menjemput Jodoh Terbaik oleh Yunda Fitrian, penulis Buku Yakin Dia Jodohmu?

Bagian 1
Laki-laki baik untuk wanita yang baik.  Wanita hebat untuk laki-laki sukses. Pria jahat untuk wanita nakal.

Rumus di atas adalah Rumus Jodoh Terbaik yang Allah sampaikan di QS AnNuur: 26. Tak heran, kalau sekarang ada cewek cabe-cabean yang berpasangan dengan cowok terong-terongan #ups.

Tanyalah pada teman yang kamu anggap paling nyeleneh. Teman yang kelakuannya paling menyebalkan, atau yang paling kriminal: jika menikah kelak, pasangan seperti apa yang ia mau?

Percaya deh, selama masih waras, pasti dia mau punya pendamping hidup yang baik. Pasangan yang bisa membimbing dalam kebaikan.

Serusak apapun seseorang, selama masih waras, pasti ingin dapat pasangan yang baik. Sebab tak bisa dibohongi, hati kecil dan pikiran sehat manusia selalu ingin memperbaiki hidup yang dijalani.

Sekarang gantian. Temukan teman yang menurut kamu paling keren. Baik hatinya, rupawan, berprestasi pula. Tanya jodoh seperti apa yang dia mau.

Bisa ditebak kan jawabannya? Pasti dia mencari yang selevel. Ingin yang sama baiknya, kalau bisa sama hebatnya.

Rasulullah Muhammad Shallallahu Alayhi Wasallam bersabda:
"Ruh-ruh bagaikan tentara yang tersusun. Jika saling mengenal maka akan bersatu, dan jika saling mengingkari maka akan berpisah". [HR. Bukhori-Muslim].

Para ulama menjelaskan bahwa hadits ini mengandung makna tentang kecenderungan manusia untuk berkumpul, saling mencintai, dan merindukan manusia lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya.

Orang yang gemar berbuat baik akan terhubung dengan sesama orang baik. Orang yang kasar akan selingkaran dengan sesama orang kasar.

Maka jika ingin menjemput jodoh terbaik yang KEREN solusinya adalah MENGKERENKAN diri. Agar frekuensi yang sama ini bertemu dalam ikatan suci. ((Ayoo singlemulia AAMIIN yang kenceengg)).

Mengkerenkan diri beda dengan tebar pesona. Mengkerenkan diri itu mempesona TANPA tebar pesona. Tanpa pencitraan. Apalagi oplosan.

Mengkerenkan diri adalah sebuah PROSES berkelanjutan. Bukan tempelan sesaat atau perubahan instan.

Maka para Singlemulia yang ingin mengkerenkan diri harus mengawali proses belajarnya dengan KOMITMEN.  Komitmen pada kesungguhan untuk mengarahkan langkah lurus hanya kepada kebaikan.

Hambatan dan godaan di tengah jalan bisa jadi sesekali melemahkan, namun TIDAK akan pernah membuatnya berbelok lupa tujuan. WAG Singlemulia ini adalah salah satu sarana kita untuk saling menguatkan 😇💪🏻

Terus gimana cara mengkerenkan diri? Saya membuat singkatan SETANGGUH BADAI. Apaan tuh? Kuy kita simak, latih, dan rasakan perbedaan kala berproses menjadi SETANGGUH BADAI 🇮🇩🤩✊🏻💪🏻💍😎😇
[10/4 06.08] Vina Syafril: Mempesona Tanpa Tebar Pesona: Lima Cara Kerenkan Diri untuk Menjemput Jodoh Terbaik oleh Yunda Fitrian, penulis Buku Yakin Dia Jodohmu?
Bagian 2
1. SEmangat Belajar

SEmangat mengkerenkan diri bermakna semangat belajar mencari ilmu dan hikmah untuk meningkatkan kualitas diri, dimana dan kapan saja, dari siapapun juga.

Kualitas belajar tidak ditentukan dari seberapa tinggi pendidikan seseorang, melainkan seberapa sering ia memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah baik yang tersurat maupun tersirat, pada diri maupun alam semesta. Seberapa peka hati dan akalnya untuk menghubungkan tiap peristiwa yang ia dengar, lihat, dan rasakan menjadi hikmah menuju perbaikan diri.

Makin banyak belajar, manusia makin bijaksana. Sebab ia makin sadar bahwa dirinya begitu hina sementara Allah Maha Mulia. Dengan menerapkan ilmu yang dipelajari, pesona diri akan terpancar.

 Orang yang sama sama semangat belajar akan Allah pertemukan dalam berbagai majlis ilmu. Memancarkan pesonanya masing-masing.

Jadi, teman-teman yang ada di grup ini beruntung sekali. Sudah menjalankan langkah pertama untuk mengkerenkan diri dengan semangat belajar 

2. TANGgap
Pernah naik bus atau commuter line? Mana yang lebih mempesona: anak muda yang tanggap memberi tempat duduk pada lansia, atau yang pura-pura tidur padahal tahu peraturan kursi prioritas? Kalau saya sih yang pertama 
Betapa mempesonanya orang yang tanggap. Ia sigap mengetahui kebutuhan orang lain sehingga ringan untuk berbagi. Ia peka membaca situasi dan kondisi sehingga selalu hadir menjadi pembawa solusi.

Apapun yang bermanfaat akan ia bagi pada sekitarnya. Bukan hanya dalam bentuk materi, tapi juga non materi seperti tenaga, ilmu, akhlak yang baik, bahkan doa. 

Dimanapun berada ia menjadi perantara kebaikan yang membuat lingkaran kebaikan makin luas, menyebar tanpa putus. Pesona dirinya terpancar seluas lingkaran kebaikan yang tersebar.

Jaman now, kita bisa mengoptimalkan medsos untuk berbagi kebaikan. Share informasi kegiatan yang bermanfaat, share ilmu yang didapat, bahkan menggerakkan masyarakat untuk menolong sesama dengan menggalang dana di linimasa. Itulah salah satu ciri para singlemulia jaman now: medsosnya penuh informasi yang bermanfaat, bukan curhatan galau nan alay :D


3. Gaul

Gaul artinya mampu bersosialisasi dengan lingkungannya. Tidak sibuk dengan dunia sendiri lalu lupa tetangga. Karena siapa tahu jodohnya ada di gang sebelah rumah :D

Gaul  juga berarti bergabung di komunitas positif sesuai passion masing-masing. Kita bisa bergabung di komunitas hobi, religi, dan lain sebagainya. Intinya bersama sekelompok orang yang punya persamaan visi.

Jomblo keren biasanya ada di komunitas keren. Di sana mereka berkumpul berbagi ide-ide hebat yang bermanfaat. Bekerja dalam tim menggerakkan kebaikan di masyarakat.

Saya punya kenalan anak-anak muda yang bergabung dalam komunitas peduli panti asuhan, komunitas remaja masjid, sampai penggiat parenting. Mereka semua memancarkan pesona kebaikan yang luar biasa. Pesona yang berangkat dari ketulusan hati untuk bermanfaat pada sesama.

Teman-teman di grup ini pun pasti punya komunitas kan? SIlakan cek selama ini komunitasnya lebih banyak membawa kebaikan atau keburukan? Jika banyak membawa kebaikan Alhamdulillah, bisa jadi jodoh terbaiknya ada di komunitas tersebut.

Nah kalau komunitasnya lebih banyak membawa keburukan, lebih baik hijrah. Sebab berlama-lama dalam komunitas tersebut bisa membuat teman-teman terbawa dalam keburukan dan pada akhirnya hanya bertemu dengan orang-orang yang kurang baik.

4. tedUH
Pernahkah kamu bertemu sosok yang teduh? Bagai pohon rindang ia menaungi manusia dari rasa panas yang menyengat. Ia berbagi kesejukan di tengah tanah gersang.
Saya memilih kata teduh untuk menggambarkan orang yang hatinya terpaut pada Allah. Orang seperti ini punya pesona kebaikan yang memancar karena kedekatannya pada Sang Pemilik Hati.
Mendekat pada Allah bisa dimulai dengan memperbaiki sholat. Sebab sholat adalah cara berkomunikasi kita pada Allah.
Berusaha sholat tepat waktu, berjamaah di masjid bagi laki-laki, memahami makna bacaan sholat, menjaga kekhusyu’an, adalah ragam cara untuk meningkatkan kualitas sholat kita. Jika kualitas sholat sudah meningkat, Allah akan menjaga kita dari perbuatan keji dan munkar.
Selanjutnya Allah akan menunjukkan jalan untuk bertemu dengan hambaNya yang sama-sama menjaga sholat, insyaAllah. Dia pun akan menghiasi hati kita dengan sabar dalam penantian. Tak lupa bersyukur sehingga selalu fokus pada hal yang positif dalam kehidupan.
Selain memperbaiki sholat, pendekatan pada Allah juga dapat dilakukan dengan bersedekah, berpuasa, banyak berdoa, dan ibadah lainnya. Ibadah tidak hanya yang sifatnya ritual/ langsung berhubungan dengan Allah, tapi juga mencakup interaksi dengan manusia.
Semakin dekat pada Allah, semakin baik seseorang pada sesama manusia. Sebab Allah menerangi hatinya dengan kasih sayang.

5. BerkaryA Dan mandirI

Kalau ingin dikenal, berkaryalah. Syarat mampu berkarya adalah mengenal dan mengelola potensi diri. Kenali kepribadian, potensi, minat, dan visi yang ingin diperjuangkan dalam hidup.

Jomblo keren adalah mereka yang masa mudanya penuh prestasi karena mampu melejitkan potensi. Semua berawal dari mengenali diri.

Jangan sampai menjadi anak muda yang madesu karena serba bingung. Mau kerja bingung, mau kuliah, bingung, mau ngelamar kamu, bingung #eh.

Cara mengenali diri adalah dengan rajin merenung, bukan melamun lho, beda. Merenung itu berdialog dengan diri sendiri sampai menemukan hikmah atau kesimpulan yang baik. Sementara melamun itu tanda kurang kerjaan.

Mengenali diri juga bisa dilakukan dengan minta masukan dari orang-orang terdekat kita. Cara lainnya adalah melalui alat bantu tes psikologi. Jaman now sudah bertebaran layanan tes psikologi online baik gratis maupun berbayar.

Setelah berkarya, pastikan kamu menjadi sosok mandiri. Saya paling ilfil kalo ada anak muda yang bangga pacaran pake uang orangtua, hehe #nooffense. Ya kalau sudah mandiri, punya penghasilan sendiri bebas mau atur uang buat apa. Tapi kalau masih minta sama ortu ya malu atuh…

Mandiri secara finansial tidak harus punya penghasilan sekian digit untuk bermewah mewah. Mandiri finansial cukuplah dalam bentuk usaha nyata untuk mengongkosi kebutuhan hidup dari hasil keringat sendiri. Alhamdulillah, sejak semester 3 saya sudah bekerja sambil kuliah. Di semester 7, saya lepas landas menafkahi diri sendiri dari hasil bekerja.

Meskipun materi bukan ukuran utama dalam menjemput jodoh, namun menjadi salah satu pijakan yang sangat penting dalam membangun rumah tangga. Sebab makan cinta itu gak kenyang, yang kenyang makan cilok (sebakul) :D

Lagipula, mana yang lebih mempesona? Anak muda yang gagah mencari nafkah sendiri, atau yang masih bersandar pada pundi pundi orangtua?
Nah, bagaimana, sudah berapa poin yang dijalani selama menjomblo ini? :D
Kalau sudah semuanya, dan dijaga dengan konsisten, insyaAllah pesona diri akan memancar. Tanpa harus bersikap agresif nan alay mengejar seseorang di luar sana, yang belum tentu jodoh kita.
Dengan kita fokus mengkerenkan diri, insyaAllah nun di tempat lain, seseorang pun tengah mempersiapkan dirinya menjadi jodoh terbaikmu. Aamiin. 
Selamat berproses mejadi SETANGGUH BADAI, semoga istiqomah dan makin disayang Allah 😇😍

*Hadits dikutip dari http://www.alfawaaid.net/2015/02/ruh-ruh-itu-bagaikan-pasukan-yang_5.html

Sesi tanya jawab

[10/4 20.42] Yunda Fitrian: 1⃣

Assalamu'alaykum kaaa. Ka, mau tanya seputar jodoh. Gimana sih caranya kita tahu dia jodoh kita? Ciri-ciri yg membuat kita yakin itu jodoh kita?

Terima kasih kaaa

Jawab:

Terimakasih atas pertanyaannya.

Rasulullah saw menyuruh kita melakukan musyawarah dan istikharah dalam memutuskan hal2 penting dlm hidup, termasuk jodoh.

Jadi utk yakin atau tidak, musyawarah lah dg orangtua ataupun orang2 yg kita percaya.

Selebihnya bertanya pada Allah lewat istikharah. Jika kemantapan hati datang, jiwa tenang, keyakinan utk memutuskan dapat dijalankan.

Sebetulnya sampai kita menikah pun, kita belum tau apa dia benar2 jodoh dunia akhirat kita?

Setelah maut memisahkan kita baru tau bhw orang tsb memang jodoh dunia. Setelah bersama sama di surga, kita baru tau bahwa ia jodoh akhirat kita.

Allah telah membuatkan rambu2 yg menuntun kita utk bertemu jodoh terbaik lewat risalahNya.
[10/4 20.43] Yunda Fitrian: 2⃣

Assalamualaikum mba dwi, mohon maaf mengganggu waktunya

Saya Grand, mahasiswa FISIP Ui 2013, peserta diskusi online

Afwan mba, ana ingin mengajukan pertanyaan kepada narsum

1. Bagaimana caranya agar kita tetap istiqomah dalam hal memperbaiki diri dan melakukan kebaikan/kekerenan?

2. Sebenarnya saya melihat terdapat dua pandangan dalam hal niat melakukan kebaikan.

Ada yang memandang kebaikan harus dilakukan dengan niat ikhlas hanya karena Allah dan kita tak boleh pamrih seperti mengharap keinginan kita menjadi terwujud atas kebaikan tersebut. Dikhawatirkan harapan seperti itu akan menodai amalan kita.

Adapula yang memandang kita diperbolehkan untuk pamrih memohon balasan dari Allah atas kebaikan yang dilakukan, seperti mengabulkan keinginan kita diberikan rizki yang lebih banyak atau jodoh yang baik. Mereka memandang hal ini juga sebagai bentuk tawasul dengan amal shalih.

Bagaimana pendapat kak yunda dalam hal ini?, mungkin bisa memilih salah satu standing poin yang sudah saya jabarkan atau barangkali kak yunda ingin memberikan pandangan baru.

Terimakasih sebelum nya🙏🏻
Wassalam

Jawab:

Terimakasih atas pertanyaannya.

Masya Allah ilmunya mas Grand kapan2 bisa ya isi diswap keIslaman..aamiin.

Pertama, sangat setuju dalam beribadah harus ikhlas. Niatnya hanya utk mencari ridho Allah.

Kalaupun dg ibadah2 itu Allah pertemukan dg jodoh terbaik, maka itu adalah bonus.

Itulah kenapa saya memberi judul mempesona tanpa tebar pesona.

 Maksudnya dg poin2 setangguh badai ini kita tidak sedang tebar pesona. Tetapi memperbaiki diri agar kelak Allah ridho terhadap kita. Termasuk ridho ketika kita meminta dipertemukan dg jodoh terbaik.

Begitu kira2 mas Grand, semoga terjawab🙏🏻
[10/4 20.44] Yunda Fitrian: 3⃣

Assalammu'alaykum Vina aku mau ikut nanya di group, nanti pake nickname hambaAllah saja ya hihihi

Pertanyaanku, bismillah:

"Saya memiliki prinsip harus haus untuk memperbanyak & memperdalam ilmu untuk mempersiapkan pernikahan, baik dari segi keilmuan maupun agama. Dan saya merasa terus menerus haus akan ilmu tsb dan pasti akan terus mengejar ilmu tersebut. Saya sudah concern mempersiapkan pernikahan sejak awal kuliah dgn mengikuti berbagai komunitas/freelance pekerjaan di biro psikologi yg concern terhadap parenting & dunia anak-anak. Yang mau saya tanyakan, bagaimana kita membuat keputusan agar merasa cukup dan siap dengan ilmu pernikahan yang telah kita dalami selama ini. Saya masih terus haus akan ilmu ini, satu sisi saya mau memberikan statement terhadap diri saya sendiri bahwa saya sudah cukup memiliki ilmu dan siap, namun saya belum berani mengatakan tersebut kpd diri saya sendiri. Maksudnya adalah, bagaimana saya berani mengatakan pada diri sendiri bahwa saya memang sudah siap lahir batin untuk menikah. Bagaimana saya percaya diri dengan ilmu yang telah saya dalami sejak ini. Karena semakin mendalami ilmu menikah, jujur saya semakin deg2an. Atau, kalau dibayangkan saya akan menikah dalam waktu dekat, rasanya masih butuh waktu, tapi menurut saya itu hanya alasan2 yg hanya membuat saya semakin tdk percaya diri utk menikah muda. Intinya, saya menghadapi kegalauan antara siap dan kurang percaya diri. Mohon maaf panjang lebar. Karena saya benar-benar meniatkan in shaa Allah menikah di usia 23 tahun. Saat ini saya berusia 22 tahun. Saya deg2an kalo mikirin "sedikit lagi saya mencapai waktu target saya". Walaupun saya yakin, Allah pasti bersama hambaNya yang yakin padaNya. Semoga kakak narasumber memahami maksud curhatan dan pertanyaan saya ya😂🙏🏻 jazakallah khair katsiiran"

Jawab:

Alhamdulillah, senang ketemu teman yg sudah mendalami ilmu utk persiapan menikah.

Semua orang pnya kecemasan tersendiri jelang usia nikah. Jadi apa yg kamu alami wajar.

Nah dg sudah sering meluangkan waktu utk belajar, sudah saatnya bersiap mental utk praktek😊

Ilmu yg ada selama ini insyaallah bisa menjadi bekal. Meskipun dalam pernikahan akan selalu muncul kekagetan dan hal2 unik yg mungkin beda dg ilmu yg sudah dimiliki.


Perbanyak bermunajat pada Allah agar siap mental berkata 'ya' saat ada lelaki shalih yg datang😇😇
[10/4 20.45] Yunda Fitrian: 4⃣

Bismillah, pertanyaan keduaku:

"Saya sedang bingung. Ada beberapa orang yang mengatakan keseriusannya, dan ingin lebih mengenal dekat. Karena saya tidak mau PHP, jadi saya bilang kepada mereka "jika jodoh, tidak kemana, wallahu'alam". Sengaja saya jarang respon mereka. Saya masih bingung menentukan kriteria jodoh impian saya. Maksudnya, saya sudah punya kriteria nya, namun, ketika ada beberapa yang datang, pasti satu orang tidak bisa kita pungkiri hanya beberapa kriteria kita yang ada pada dirinya. Islam pun sudah memberikan 4 kriteria utama dalam memilih jodoh. Disini saya posisinya sedang bingung. Saya punya target menikah paling lama usia 23 tahun 6 bulan,  artinya paling lama Februari tahun depan. Ada yang sudah menyatakan siap, namun jujur saya kurang sreg. Ada lagi yang pernah menyatakan cintanya, tapi sekarang ngasih kode-kode tersirat, saya jadi bingung sebenarnya dia maunya apa. Dan juga dapat informasi dari om kalau saya mau dijodohkan. Saya gak mau ambil pusing. Mau serahkan semuanya ke Allah. Hanya saja, pasti Allah kasih sinyal-sinyal ke kita untuk memberitahu kalau "dia adalah jodoh dunia akhirat kita". Saya masih belum tau bagaimana mengetahui sinyal-sinyal jodoh tersebut. Masih samar-samar bagi saya. Saya tidak mau muluk2 dalam memilih jodoh, namun saya juga tetap ingin memiliki jodoh dengan kualitas tertentu, yang setara dengan saya, atau kalau bisa melebihi saya. Aamiin. Dan yang saya takutkan adalah, "yang saya harapkan, ternyata keduluan sama dia yang berani melamar saya tiba2" 😂😂 apalagi Rasul bilang kalau ada laki2 baik jgn ditolak. Satu sisi, saya mau spt Siti Khadijah, tapi gengsi & malu hehehe. Dan saya pun sejujurnya belum sepenuhnya yakin dengan dia yang sebenarnya lebih menarik perhatian hati saya. Saya mau serahin semua ke Allah. Namun saya juga mau ikhtiar dengan mengetahui ilmu sinyal jodoh ini dan sebagai wanita harus bersikap apa ketika hatinya terpaut pada laki2 yg hanya memberikan kode2, tapi ada yang lebih siap. Maaf ya kakak moderator & narasumber lagi2 pertanyaan dan curhatannya panjang😂🙏🏻 jazakallah khair katsiiran"


Jawab:

Masya Allah, sudah saatnya istikharah dan musyawarah ini😇😇

Kalau ada yg serius datang, dan latarbelakangnya baik (shalih), datang dg cara yg baik (biasanya lewat perantara orang dekat/ keluarga yg sudah menikah), maka jangan ragu utk istikharah dan musyawarah.

Jangan langsung ditolak😂

Lelaki yg serius biasanya tidak kasi kode2, tapi langsung lugas menyatakan mau menikah dg kita.

Nah kalau sudah begitu, tantang dia utk langsung bertemu ortu. Atau minta fasilitator dr keluarga/ orang terpercaya yg sudah menikah.

Jalani proses taaruf. Jangan khawatir, dalam taaruf ada pilihan lanjut atau tolak dan tidak boleh ada yg baper dg keputusan itu.


Saat taaruf ada kesempatan utk mengenal lebih dekat dan melalui orang2 dekatnya langsung. Setelah itu bisa istikharah dan musyawarah lagi.

InsyaAllah materi ttg Taaruf akan dibahas khusus di grup ini, stay tune😀


Perkara menawarkan diri, lakukan dg ahsan. Jadi tidak gengsi. Krn Bunda Khadijah wanita paling mulia dan ia menawarkan diri dg cara yg ahsan: melalui perantara.

Tapi kalau berani menawarkan diri ya harus siap bisa diterima bisa ditolak✊🏻

Jangan baper krn itu InsyaAllah terbaik dr Allah.

Pernah ada seorang akhwat yg menawarkan diri pd seorang ikhwan dan ditolak. Tapi 2 tahun kemudian ternyata mereka berjodoh dan menikah🌹
[10/4 20.52] Yunda Fitrian: Lanjut ke nomor 5⃣

Assalamualaikum kak, aku mau nanya nih ... Misalnya kita di lamar nih sama ikhwan, terus kita tolak tapi lewat ortu kita, apakah di perbolehkan kak ? Soalnya saua denger" kalau menolak lamaran itu bakalan dapat bala di hidup kita ?

Jawab:

Yg dimaksud bala itu apa? Kalau artinya semacam karma, maka Islam tidak mengenal karma.

Yang jelas, Rasulullah memerintahkan jika ada lelaki shalih yg baik akhlaknya jgn ditolak, spt hadits berikut:

"Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk meminang wanita kalian, maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.”
[HR. At-Tirmidzi]


Namun demikian fitnah yg dimaksud hadits tsb bukan diartikan bala bagi yg menolaknya.

Hikmahnya adalah hendaknya seorang wanita tdk serta merta menolak pinangan lelaki shalih tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan kecocokannya.

Wallahualam.
[10/4 20.57] Yunda Fitrian: 6⃣

Ka mau tanya, kenapa kita harus mempesona?
Dan apakah jodoh akan datang setelah kita mengkerenkan diri?

Jawab:

Ga harus sih, pilihan aja😄

Kembali ke rumus jodoh versi langit.

Lelaki yg mempesona buat yg perempuan yg penuh pesona juga.

Jadi meningkatkan kualitas diri/mempesona ini bukan buat siapa2, tetapi agar kita layak Allah jodohkan dg yg sama pesonanya⭐⭐

Apakah setelah mengkerenkan diri jodoh akan datang?

Wallahualam, waktunya hanya Allah yang Maha Mengetahui😇

Yang jelas, manusia boleh berikhtiar seoptimal mungkin utk menjemput jodohnya✊🏻💪🏻
[10/4 21.09] Vina Syafril: Assalamualaikum Kak
Mau tanya, kalau kita ingin merasa dicari boleh kah?
Soal nya kadang gini, yang ada itu orang terdekatnya Ikhwan yang pengin ngenalin, nah saya takutnya Ikhwan nya itu sebenernya engga.
Gimana itu ya Kak?
[10/4 21.15] Yunda Fitrian: 7⃣

Assalamualaikum Kak
Mau tanya, kalau kita ingin merasa dicari boleh kah?
Soal nya kadang gini, yang ada itu orang terdekatnya Ikhwan yang pengin ngenalin, nah saya takutnya Ikhwan nya itu sebenernya engga.
Gimana itu ya Kak?

Jawab:

Nah kalau ini dikonfirmasi aja ke yg menawarkan.

Biasanya yg menawarkan bisa memang atas request si ikhwan, bisa juga krn inisiatif penawarnya aja.

Boleh aja kok tanya, mohon maaf ini permintaan dari ikhwannya atau inisiatif antum? Gitu.

Apapun jawabannya, tinggal timbang2.

Menurut saya, kalau baru tahap tukar cv atau ketemuan (dg didampingi mahram yg sudah menikah), jgn terlalu mudah menolak. Krn belum banyak pertimbangannya.

Nanti setelah tanya jawab di taaruf, baru istikharah dan musyawarah lebih dalam lagi.

Dan ingat, selama taaruf prinsipnya NO HEART FEELING dan NOTHING TO LOOSE, beda sama pacaran.

Tiap proses taaruf, harus sama2 legowo atas kemungkinan tidak lanjut.
[10/4 21.19] Vina Syafril: 8⃣

Assalamualaikum. Mba saya mau bertanya. Usahanya seorang wanita itu dalam penantian jodoh sampai mana? Apakah cukup dgn mengkerenkan diri tanpa menampakkan kekerenan itu saja?
Lanjut ya mba 😊
Jika saat ini sudah ada ikhwan yang menurut kita baik utk dijadikan imam, apa sikap yang seharusnya seorang akhwat ambil? Apakah harus menyatakan duluan? Sperti siti Khadijah?
Terimakasih 😌
[10/4 21.29] Yunda Fitrian: 8⃣

Assalamualaikum. Mba saya mau bertanya. Usahanya seorang wanita itu dalam penantian jodoh sampai mana? Apakah cukup dgn mengkerenkan diri tanpa menampakkan kekerenan itu saja?
Lanjut ya mba 😊
Jika saat ini sudah ada ikhwan yang menurut kita baik utk dijadikan imam, apa sikap yang seharusnya seorang akhwat ambil? Apakah harus menyatakan duluan? Sperti siti Khadijah?
Terimakasih 😌

Jawab:

Inti pertanyaannya kurleb sama ya ka..

Seorang wanita bisa menawarkan diri dg cara yg ahsan spt Bunda Khadijah.

Ahsan artinya tidak mengumbar atau agresif ketika menawarkan diri.

Melainkan dg menjaga izzah, yaitu melalui perantara orang kepercayaan yg sudah menikah.

Tadi di pertanyaan keberapa ya saya sebut juga kisah teman yg sempat menawarkan diri.

Jangan lupa pastikan si perantara ini menyebutkan bahwa tawaran dr perempuan ini sifatnya rahasia bukan utk konsumsi selain dirinya.


InsyaAllah kalau sudah keren akan terpancar pesonanya tanpa harus memaksakan tampil agar terlihat menarik.

Dg rumus setangguh badai InsyaAllah sudah cukup mempesona⭐⭐

Resume Diswap Siap Berbagi Sisa Hidup: Berdamai dengan Diri dan Masa Lalu Menuju Pernikahan Bahagia

[25/4 08.30] Yunda Fitrian: 🌺🌺🌺🌺Siap Berbagi Sisa Hidup: Berdamai dengan Diri dan Masa Lalu Menuju Pernikahan Bahagia👰🏻🧑🏻
Oleh Yunda Fitrian, penulis buku Yakin Dia Jodohmu?
Bagian 1

Di Buku Yakin Dia Jodohmu? Saya mengutip sebuah kisah nyata pernikahan seumur jagung karena kasus CLBK, Cinta Lama Bersemi Kembali. Ceritanya saat itu ada sepasang anak muda yang memutuskan menikah meskipun sebelumnya tidak saling kenal. Mereka bertemu dengan difasilitasi oleh kenalan yang sudah menikah.

Dua pekan setelah menikah, sang suami tidak juga mau menyentuh istrinya, apalagi sampai berhubungan layaknya suami istri. Sang istri mulanya memaklumi hal itu mungkin karena mereka baru kenal sehingga masih canggung untuk bermesraan. Tetapi lama kelamaan ia mulai cemas. Khawatir ada yang salah dengan mereka.

Sang istri memutuskan mengajak bicara suaminya baik-baik tentang hubungan mereka yang tak seperti suami istri. Ketika sang istri mengkonfirmasi, jawaban sang suami membuatnya hampir mati berdiri.

Sang suami menjawab ia tidak ingin menyentuh sang istri sebelum jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi. Ia mengaku sudah menikah dengan mantan pacarnya, beberapa saat setelah melamar sang istri. Alasannya, sang mantan pacar tidak mau berpisah dengannya. Sementara untuk membatalkan lamaran dengan sang istri ia pun tak tega. 

Orang bilang, menikah itu membuka lembaran baru kehidupan. Berdamai dengan masa lalu masing-masing untuk menyongsong masa depan. Sayangnya, sebagian orang menganggap berdamai dengan masa lalu adalah sekadar melupakan atau memendamnya dalam diam.

Masa lalu dibiarkan menjadi urusan yang tak terselesaikan. Menggantung begitu saja, melayang-layang bagai virus yang siap menyerang saat daya tahan tubuh sedang kurang asupan. Suatu saat virus masa lalu pun menjadi boomerang yang membuat pernikahan tumbang.

Ada beberapa isu di masa lalu yang perlu kita selesaikan agar kelak tak membayangi kebahagiaan pernikahan, di antaranya:
🎯 Perceraian maupun ketidakharmonisan pernikahan orangtua
🎯 Perselingkuhan oleh orangtua, mantan, atau diri sendiri
🎯 Pola pengasuhan negatif yang mengandung kekerasan fisik maupun psikis
🎯 Pelecehan seksual
🎯 Bencana alam, kematian, atau kejadian traumatis lainnya
[25/4 08.30] Yunda Fitrian: Tentang Innerchild dan Unfinished Business

((Bagian 2))

Dunia psikologi mengenal istilah _inner child dan unfinished bussines_. Kedua istilah ini merujuk pada masa lalu seseorang yang mempengaruhi perilaku hari ini.

Inner child adalah sosok kanak kanak yang terbentuk dari kehidupan masa kecil seseorang. Sosok itu menetap dalam diri seseorang dan bisa muncul merespon kejadian saat ini.

Inner child tidak harus berupa anak kecil yang trauma, tetapi bisa juga sosok anak yang ceria. Tergantung pengalaman yang terpicu saat sebuah stimulus diterima.


Inner child yang trauma bisa menyebabkan orang dewasa berespon seperti kanak kanak yang egois, pemarah, manja, atau pemurung. Sebaliknya innerchild yang ceria bisa memunculkan ide kreatif, kegembiraan, dan sisi spiritual dalam diri orang dewasa.

Jika fenomena innerchild umumnya terbentuk sebelum usia 8 tahun, unfinished business bisa terjadi di atas usia tersebut. Unfinished business adalah episode kehidupan masa lalu yang belum terselesaikan sehingga terbawa menjadi respon kehidupan hari ini.

Inner child dan unfinished business seringkali hadir dalam  bentuk respon yang tidak tepat dalam menghadapi stimulus atau masalah. Mereka biasanya cenderung berlebihan dalam menanggapi stimulus yang dipersepsikan mirip dengan luka masa lalunya.

Misalnya, orang berkomentar netral, ia merasa diserang lalu marah dan defense. Karena komentar tsb ternyata memicu memori trauma dalam dirinya sehingga respon yang diberikan fight (menyerang) atau flight (menghindar).

Sebagian orang tidak menyadari kehadiran kanak kanak yang terluka dalam dirinya. Si anak kecil yang marah, butuh perlindungan, kasih sayang, perhatian, menetap dalam tubuh orang dewasa. Sosok anak kecil itu terus saja mencari kebutuhan akan cinta dan rasa aman melalui berbagai cara.


 Maka jika ada orang dewasa atau lansia yang sikapnya seperti kanak kanak, pastilah ada kanak kanak yang terluka di dalam dirinya. Ada kebutuhan dasar di masa kecilnya yang belum terpenuhi.

Pada kasus kasus tertentu, anak kecil yang terluka ini bisa merongrong hidup si badan dewasa hingga selalu memilih respon yang salah dalam berperilaku.

 Akhirnya orang lain malas berurusan dengan orang ini karena selalu mau menang sendiri-egosentris, khas anak anak. Karena itulah, urusan masa kecil ini harus diselesaikan.

Kasus yang saya ceritakan di awal dapat menjadi contoh unfinished business. Sang lelaki tidak bisa melepaskan diri dari mantan pacar, tapi juga tidak mau jujur pada perempuan yang baru dilamarnya.

Unfinished business terhadap kenangan mantan juga harus diselesaikan sebelum menikah. Caranya? Saya nunggu ada yang tanya aja ya😆


Contoh kasus innerchild misalnya sebut saja pernikahan Ari dan Tasya.


Ari dibesarkan oleh orangtua yang temperamental. Sejak kecil ia belajar bahwa teriakan, pukulan, cacian adalah cara mendidik anak yang wajar dilakukan. Ari juga mengalami beberapa kekerasan fisik yang masih menghantuinya.

Lingkungan bermain menjadi tempat Ari melampiaskan kebutuhannya akan pengakuan. Ari tampil sebagai anak yang mudah bekerja sama dan ceria.


Namun demikian, semua teman teman sangat takut membuat Ari marah. Sebab jika marah, Ari bisa berubah menjadi monster mengerikan. Ia bisa berteriak, memukul, dan mencaci tanpa ampun. 

Sementara Tasya sebaliknya. Kedua orangtua Tasya penuh kehangatan dalam mendidik anak.


Tasya mendapat limpahan kasih sayang dari keduanya. Saat Tasya membuat kesalahan, orangtuanya menegur dengan cara yang bijak.

Tasya belajar bahwa semua masalah bisa diselesaikan baik baik. Semua kemarahan bisa disampaikan dengan tenang.

Sebelum menikah, Tasya tidak pernah melihat gelagat buruk dari Ari. Menurutnya, Ari adalah pria yang baik, mudah bergaul, dan ceria.

Setelah menikah, baru Tasya menyadari ada yang salah dengan Ari. Di sinilah sosok kanak kanak Ari mulai muncul dan menuntut untuk diakui.  Jika penat dengan pekerjaan kantor, Ari sering marah marah di rumah.

Semua yang dilakukan Tasya salah. Apapun yang dikatakan Tasya akan direspon Ari sebagai kalimat yang memojokkan, seolah Tasya menyalahkan Ari atas segala sesuatu. Tasya merasa Ari berlebihan dan bersikap seperti anak kecil.
[25/4 08.31] Yunda Fitrian: STEP BY STEP SELF HEALING

((Bagian 3))

Siap Berbagi Sisa Hidup: Berdamai dengan Diri dan Masa Lalu Menuju Pernikahan Bahagia
Oleh Yunda Fitrian, penulis buku Yakin Dia Jodohmu?
Bagian 2

Nah, sekarang masing-masing silakan bertanya pada dirinya sendiri. Cukup jawab dalam hati, sejujur mungkin.

🐚 Adakah kejadian masa lalu yang sampai saat ini masih sering menimbulkan rasa tidak nyaman saat mengingatnya?

Jika ya, mungkin kamu memiliki innerchild atau unfinished business yang perlu diselesaikan.

🐚 Jika tidak, pernahkah kamu merasa salah merespon seseorang, berlebihan dalam bersikap sehingga masalah membesar karena emosi sesaat?

Jika ya, mungkin kamu memiliki innerchild atau unfinished business yang belum kamu sadari.

Pertanyaan kedua bisa kamu ajukan pada teman baik atau orang terdekatmu, karena bisa jadi jawabanmu berbeda dengan jawaban mereka.

Setelah pertanyaan di atas terjawab, kamu bisa mengidentifikasi, apakah kamu memang perlu berdamai dengan innerchild dan unfinished business dalam diri?

Kalau perlu, kamu bisa lanjut mempraktekkan beberapa langkah berikut ini.

Kalau merasa tidak perlu, karena sepertinya semua baik-baik saja, Alhamdulillah. Mungkin bahasan ini bisa kamu gunakan untuk membantu orang yang membutuhkan.

Tips berdamai dengan innerchild dan unfinished business:

🦋 Pertama, terima. Pasti ada hikmah dibalik setiap peristiwa. Selalu ada sisi terang dari sebuah masa lalu yang kelam. Apa yang sudah terjadi kemarin, tidak bisa kita ubah. Namun kita masih punya hari esok yang bisa diubah sejak hari ini.

Tidak usah menutupi luka itu, tetapi terimalah agar ia mampu mengering seiring waktu. Jangan menolak rasa sakit itu, terimalah dan katakan padanya, aku terima rasa sakit ini karena aku manusia biasa. Seiring airmata yang mengalir, aku lepaskan rasa sakit ini dari diriku.

🦋 Kedua, cari ilmu dan inspirasi! Gimana ya bersikap tenang ketika ada yang membuat emosi jiwa? Biar gak terburu-buru berespon terus akhirnya nyesel.. ilmu tentang mengelola emosi ini perlu bahasan tersendiri sih. Tapi intinya belajarlah berjeda sebelum merespon. Ada komentar atau kejadian apapun, cerna dulu. Jangan pernah biarkan emosi mengambil kendali. Rugi, pasti.

🦋 Ketiga, cari role model.

Manusia butuh contoh. Lihat contoh dari keseharian orang baik di lingkungan kita. Jadi lebih natural dan familiar. Oh Si Fulan kalau marah itu cukup dengan diam ya..kalau gak suka bisa ngomong baik-baik ya..tiru, contek yang begitu..halal!

🦋 Keempat, latihan. Practice makes perfect.

 Terus melatih diri untuk mengaplikasikan niat baik dan pengetahuan kita. Hari ini masih gampang ngambek, sehari bisa 5 kali ngambek. Besok ngambeknya dikurangi jadi 3 kali aja sehari👶🏻


🦋 Kelima, fokus pada pencapaian yang lebih besar dalam hidup. Banyak bergaul dengan orang orang yang produktif, ikut berbagai komunitas positif.

Sampai kapan kita akan menghabiskan energi untuk terjebak di masa lalu?

Fokuslah pada apa yang bisa dilakukan hari ini untuk masa depan yang lebih baik. Itu lebih bermanfaat daripada terpenjara dalam pola pikir negatif hasil trauma masa lalu.

🦋 Keenam, undang si anak kecil dan selesaikan masalahnya.

 Seems too abstract to do, tapi ada caranya. Salah sekiannya saya pelajari di workshop healing innerchild within tahun lalu. Ini juga perlu bahasan khusus, jadi belum bisa saya detailkan di sini yaa. Kalau ada yang tanya InsyaAllah dijawab 😇

Jika kamu merasa sudah sangat terganggu dengan masa lalu, cobalah berkonsultasi pada psikolog atau konselor professional lainnya.

🦋Ketujuh, laa haula walaa quwwata illa billlah. Percayakan pada Allah. Perbanyak doa dalam sujud.

Selalu mencari hikmah dan minta bimbinganNya. Jika sudah menyerahkan semua pada Allah, biasanya timbul ketenangan hati untuk memaafkan masa lalu. Berdamai dengan diri sendiri, melepaskan harapan-harapan yang terlalu tinggi. Menggantinya dengan ikhtiar dan tawakal pada Allah semata.

Nah, setelah berdamai dengan diri sendiri, insyaAllah kamu akan lebih siap berbagi sisa hidup dengan orang lain. Konflik dalam rumahtangga akan bisa direspon dengan lebih jernih, tidak menjadi besar karena emosi sesaat  yang kurang tepat. Kamu akan menjadi orang dewasa yang sebenarnya, tanpa sosok anak kecil terluka dalam diri.


 Selamat berdamai dengan diri sendiri, memaknai masa lalu sebagai bagian dari kepingan puzzle kehidupan yang penuh warna warni. Wallahu 'alam bish shawab.

[25/4 20.07] Yunda Fitrian: 1⃣

Assalamualaikum.
Aku mau nanya.

Aku lihat mamahku kekanak-kanakan banget ka. Mudah ngeluh, dan selalu posting d fb status2 yg kaya anak abg labil gt.
Saya jadi kesel. Apa yg mesti saya lakukan

Jawab
Alhamdulillah sbg anak kamu cukup dewasa ya, bisa menilai perilaku mama dg bijak.

Memang perilaku curhat d sosmed dg cara spt itu bisa dibilang kekanakan dan cenderung memperpanjang masalah.

Sbg anak, kamu bisa ajak mama bicara baik2, dr hati ke hati. Mungkin mama spt itu krn tidak ada teman cerita yg mau tulus mendengarkan.

Selebihnya doakan mama, dan lebih sering ngobrol atau ajak mama jalan bareng. Supaya kamu bisa lebih dekat dg mama dan akhirnya bs paham kenapa mama spt itu. Mungkin sejak kecil mama dibesarkan dg keluhan.

Bonusnya, mama jadi merasa kamu lebih perhatian dan pengertian, hingga tak perlu lagi curhat d fb👍🏻👍🏻
[25/4 20.09] Yunda Fitrian: 2⃣

Salam kenal ka yunda. ka aku mau nnya, saya udh berpisah dgn mantan saya sudah lama sekali, saya sudah mencoba cleansing dan ikhlas kan dr bayang2 masa lalu bersama dia. Memang waktu tu ada luka yg membuat kita berpisah. Saya sudah sampai block no. Wa nya dan menghapus no mernya dan kenang2annya. Ka apa yg harus saya lakukan pdhal sy sudah melakukan cleansing..? Adakah cara lain ka. Terima kasih ka

Jawab

Ciri berdamai dg masa lalu adalah ketika ingat kejadian atau seseorang di masa lalu, tidak ada emosi negatif lagi yg muncul.

Yg ada hanya perasaan lapang dan netral melihat masa lalu tsb.

Kalau kamu merasa masih tersakiti saat ingat dia, berarti bisa jadi unfinished business.

Coba step by step self healing yg sudah saya tulis ya..dan terpenting tidak usah berusaha lupa. Tapi berusaha lah agar ingatan yg muncul ttg nya menjadi hikmah dlm hidupmu👍🏻👍🏻
[25/4 20.11] Yunda Fitrian: 3⃣


Jadi gini teh, saya termasuk anak pertama dari 5 bersaudara, dan dikeluarga saya itu (maaf sebelumnya) didikannya sangat keras sekali, keras dalam arti kalau misalkan sudah emosi itu pasti meledak-ledak. Alhamdulillah, tidak pernah sampai main kekerasan. Jadi, hanya karena kurang bisa menahan kesabaran aja teh.  sebenernya saya takut kalau sifat seperti nempel di saya teh, saya sempet berfikir "jodoh adalah cerminan diri" dan gimana jodoh saya nanti kalau sifat keluarga yang seperti itu ada yang nempel.😔 Untuk menghilangkan rasa takut itu dan belajar melatih kesabaran, saya sering ikut kajian-kajian keagamaan, terus banyak baca buku tentang islami-islami gitu teh.
Nah, yang mau saya tanyain itu walaupun saya sering ikut kajian-kajian keagamaan atau baca buku islami, saya masih tetep gak bisa ngilangin itu teh, kadang suka lepas kontrol gitu kalau udah emosi. 😔 Saya takut sifat itu tetep nempel sampai saya berumah tangga nanti.
Itu aja teh, makasih sebelumnya☺
Wassalamu'alaikum☺

Jawab

Alhamdulillah kalau sudah ada kesadaran utk terus memperbaiki diri.

Usaha yg sudah dilakukan juga benar. Langkah berikutnya berlatih, cari role model, dst spt step by step yg sudah saya tulis.

Masalah akan bertemu jodoh yg serupa cerminan diri, wallahualam. Terus saja meminta yg terbaik pada Allah.

Beberapa teman yg saya kenal justru spt Ary dan Tasya yg saya tulis sbg contoh. Jadi justru bertemu dg jodoh yg melengkapi kekurangannya. Orang yg berasal dari keluarga dg pola asuh negatif bertemu dg yg berasal dr pola asuh positif.
[25/4 20.12] Yunda Fitrian: 4⃣

Assalamualaikum kak dwi

Mohon maaf mengganggu waktunya. Saya ingin bertanya kak kepada kak yunda

Saya percaya setiap orang ketika berinteraksi di luar ranah domestik semisal keluarga atau persahabatan akan melakukan dramaturgi. Maksudnya, seseorang berusaha untuk menampilkan perilaku yang lebih baik ketika berada di luar rumah dibanding perilaku ketika di dalam rumah.

Kendati demikian, terkadang ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan ketika berinteraksi dengan orang lain

Yang ingin saya tanyakan
1. Saya pernah mencoba meminta maaf atas kesalahan saya pada beberapa orang. Beberapa di antara mereka tidak memaafkan saya dan masih membenci serta menjauhi saya. Apakah urusan ini sudah dinilai selesai?, jujur saja saya masih terasa terbebani karena orang lain tidak memaafkan saya

2. Salah satu keinginan saya adalah memaafkan diri saya sendiri atas kesalahan masa lalu. Tapi rasanya sulit sekali. Saya masih terngiang kesalahan saya di masa lalu baik kesalahan saya sendiri maupun kesalahan kepada orang lain.

Apa tanda kita sudah berhasil memaafkan diri sendiri dan berdamai dengan masa lalu?

Terimakasih kak atas atensinya

Jawab

1. Selama kamu masih terbebani dg ingatan itu, ada rasa tidak nyaman ketika mengingatnya, artinya belum sepenuhnya berdamai dg masa lalu tsb.

Urusan yg selesai itu lebih ke persepsi diri kita sendiri. Meskipun orang lain menganggap itu belum selesai, tapi kita sudah merasa lapang/ caseclosed, tidak ada beban ketika mengingatnya, berarti kita sudah selesai dg masa lalu tsb.

Jadi masalahnya bukan mereka mau menyatakan telah memaafkan atau tidak, tapi apakah kamu bersedia memaafkan dirimu sendiri?

Kalau kembali ke konsep Islam, setelah kita menyesal, minta maaf, memperbaiki kesalahan, mohon ampun pada Allah, maka setelahnya pasrahkan pada Allah. Semua langkah kewajiban thd sesama Muslim sudah dijalankan dg poin2 tsb.

2. Ciri berdamai adalah tidak ada lagi beban, tidak terasa sakit, marah, atau sedih berlebihan ketika mengingat episode masa lalu tsb.

Yang ada hanya melihat hikmah dan terus memperbaiki diri agar tidak mengulangi kesalahan tsb.

Maafkan diri sendiri, agar hati lebih lapang dan energi fokus pada 'membayar kesalahan' dg berbagi kebaikan.
[25/4 20.13] Yunda Fitrian: 5⃣

Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh ka Vina, saya salah satu peserta WAG single mulia, ingin bertanya
1. Bagaimana caranya berdamai dgn masa lalu? Kadang jika mengunjungi suatu tempat, bisa teringat seseorang di masa lalu, dan cukup mengganggu pikiran. Dulu sdh ingin menyelesaikan masalah dgn org tsb, namun org itu merasa tidak ada masalah yg harus d selesaikan, apa yg harus saya lakukan, padahal saya sdh mengikhlaskannya.
2. Undang anak kecil dan selesaikan masalahnya, itu bagaimana ya ka?
Terima kasih banyak, jazakillah khairan

Maaf kaa jika baru kirim pertanyaan nya

Jawab
1. Ada teknik empty chair dan terapi menulis.

Empty chair: tulis nama orang tsb dan letakkan di sebuah kursi kosong, d hadapan kita.

Bayangkan ia ada di hadapan, hadirkan sampai benar2 terasa kembali semua kenangan bersamanya.

Lalu ungkapkan dg jelas apa yg tak sempat diungkapkan.

Sampaikan semua sampai terasa lega. Pastikan kamu melakukannya tanpa dilihat orang lain ya😎

Terapi menulis: tulis surat ke orang tsb yg isinya mencurahkan apa yg kamu rasa, pikir, ingin, dan butuhkan dari orang tsb.

Setelah tulis, baca ulang, ungkapkan secara langsung kamu telah menerima dan mengizinkan semua perasaan ini untuk terlepas dari pundakmu, menjadikannya hikmah utk menjalani hari ini dan masa depan.

2. Cara undang anak kecil:

a. Innerchild dialogue:

bernapas teratur, fokus pada napas sendiri. Sambil tarik dan hembus napas, rasakan tubuh rileks, teruskan sampai terasa nyaman.

Hadirkan kenangan masa kecil yg ingin diikhlaskan. Rasakan kembali perasaan saat itu, lihat sosok kecil itu, dengar suaranya, pastikan semua yg terinderai saat kejadian itu, dirasakan kembali.

Lalu mulailah dialog dg menulis d selembar kertas.

Tangan kanan sbg diri kita saat ini.

Tangan kiri sbg si anak kecil yg ingin kita temui.

Bagi yg kidal sebaliknya.

Mulailah tangan kanan menyapa sosok kecil itu. Tuliskan seolah sedang chat.

Pasrahkan tangan kiri bergerak menulis jawaban, serahkan tangan tsb pada si anak kecil.

Lakukan dialog yg membuat si anak kecil mampu menyatakan *perasaan, pikiran, keinginan, kebutuhan, dan perlakuan yg diharapkan*

Setelah itu, tangan kanan sbg sosok diri saat ini menanggapinya.

Mungkin awalnya terasa canggung, tapi jika kita fokus pasti bisa dilakukan.

Alhamdulillah ketika workshop innerchild healing kami semua mampu dialog dg anak kecil dlm diri kami.

b. Innerchild drawing:

Prinsipnya sama dg atas, tangan kiri menggambar peristiwa yg tidak menyenangkan. Tangan kanan membuat gambar yg menenangkan.

Lanjutkan dg dialog spt di atas.

c. Inner child poem: lanjutkan dg membuat puisi sbg penutup dialog

Semoga bisa dipraktekkan yaa😇
[25/4 20.28] ‪+62 812-9435-1353‬: Assalamualaikum kak, saya mau bertanya.. terkait dengan berdamai dengan masa lalu. Ka, saya pernah pacaran selama 7 thn dan berakhir putus. Sdh 2 thn saya sendiri, dan skrg saya sdg berusaha untuk menerima org baru sbg calon suami saya. Tapi, entah kenapa saya secara tdk sadar suka membandingkannya dgn mantan saya. Saya takut jika terbawa sampai menikah. Mohon saran kak yunda, apa yg harus saya lakukan? Apakah saya termasuk org yg blm move on?
[25/4 20.36] Yunda Fitrian: Waalaikumsalam wrb

Betul, seringkali membandingkan ini terjadi pada orang yg punya mantan😶

Yg perlu disiapkan adalah *komitmen* utk menerima kondisi suami kelak.

Ketika pikiran membandingkan muncul, fokus pada kelebihan dan kebaikan pasangan.

Ini saya singgung juga d Buku YDJ😇

Tentu saja kenangan 7th bersama tdk bisa dihapus. Berdamailah dg menerima kenangan itu sbg sarana belajar dan mencari hikmah, bukan membandingkan. Semangat💪🏻💪🏻


Resumu Diswap Nikah: Butuh atau Ingin? Ini 5 Tanda Kamu Siap Nikah



Nikah: Butuh Atau Ingin? Ini 5 Tanda Kamu Siap Nikah


"Begitu anak gue lahir, dunia gue runtuh. Gue iri sama temen-temen yang masih bebas hang out kemana-mana sampe malem. Ngejalanin kuliah sambil hepi-hepi. Gue jadi benci sama anak gue", ujar seorang teman.


Ia menikah di usia 18 tahun dan melahirkan anak pertama setahun setelahnya. Seorang cucu lelaki kebanggan dua keluarga, karena merupakan cucu pertama.


Teman saya ini tak pikir panjang ketika menikah. Sebab calon suaminya datang dengan kekayaan 7 turunan, wajah tampan, plus perilaku yang sopan.


Saat teman saya bercerita, anaknya sudah berusia 9 tahun. Tumbuh menjadi anak yang demotivasi, super manja, dan tak mau dekat dengan ibunya.


Teman saya ini tidak sendirian. Ada banyak perempuan yang mengalami kisah serupa. Menikah ketika INGIN, tetapi belum BUTUH.

Menikah ketika ada KESEMPATAN tanpa menghiraukan KESIAPAN.

Adalah wajar ketika keinginan menikah muncul. Sebab berpasangan adalah fitrah manusia. Sebagaimana Allah pun menciptakan Adam dan Hawa sebagai pasangan.

Manusia diciptakan Allah dengan kebutuhan akan kasih sayang dan penerimaan orang lain. Kedua hal itu akan terpenuhi manakala manusia menemukan pasangan hidupnya.

Tidak ada yang lebih indah selain menjemput kesempatan berpasangan itu dengan penuh kesiapan. Sebab kehidupan berpasangan memiliki konsekuensi yang beragam. Tanpa kesiapan, dua manusia yang saling cinta bisa dengan mudah kehilangan hasrat untuk bersama.

Jadi apa sajakah tanda siap menikah?

Sebetulnya sudah saya tulis lengkap di buku Yakin Dia Jodohmu? Saya hanya akan membahas singkat saja di sini😇

Bagi yang belum punya bukunya silakan langsung pesan yaa😄

5 Tanda Kamu Siap Nikah:

🐋 Mengenal Diri

Bisa menyebutkan 5 kekuatan dan kelemahan diri dalam 5 detik?

Itu salah satu tanda kamu sudah mengenal diri.

Selain itu, kamu juga TAHU apa yang kamu MAU.

🐋 Punya Visi

Visi artinya pandangan tentang masa depan.

Ibarat menaiki sebuah kapal, maukah kamu terombang ambing di tengah laut bersama nakhoda yang tak punya tujuan?

Mau kemana pernikahan ini dibawa, rencana seperti apa yang ingin dilakukan di keluarga? Adalah beberapa pertanyaan yang bisa memandu kamu menciptakan visi.

Sebab pernikahan tanpa tujuan hanya akan berakhir diantara dua pilihan: bertahan dalam kejenuhan atau berpisah dalam kegamangan.


🐋 Bisa Mengelola Emosi

Kalau kamu tipe sumbu pendek, atau hobi obral emosi di medsos, marah sama satu orang tapi ngamuk ke semua orang...sepertinya kamu belum siap untuk hidup bersama dengan orang lain.

Ada banyak kasus pernikahan kandas karena dua manusia tak mampu mengendalikan emosi ketika berkonflik.

Masalah yang sebetulnya bisa dibicarakan baik-baik, justru disiram dengan bensin amarah sehingga berakhir dengan keputusan pisah.

Di Buku Yakin Dia Jodohmu? Saya sudah menuliskan judul khusus tentang mengelola emosi. Silakan dibaca kembali🍨🍦



🐋 Siap dengan Peran Baru dalam Rumah Tangga

Suami siapkah gajinya habis untuk kebutuhan rumahtangga?

Siapkah menjadi tameng keluarga dari api neraka?

Istri sudah siapkah urusan hidupnya menunggu SIM (Surat Izin Misua)?

Sudah siapkah menjadi orangtua?

Semua sudah saya jelaskan lengkap di buku Yakin Dia Jodohmu? #kuy order sekarang#

🐋 Siap Menghadapi Badai Rumah Tangga

Ada perbedaan karakter yang akan jadi peluang konflik.

Ada perbedaan latar belakang dua keluarga besar yang akan berpotensi membawa masalah.

Ada perbedaan pendapat dua manusia yang bisa membawa bencana.

Ada berbagai masalah tak terhindarkan dalam pernikahan.

Ketidaksiapan menghadapinya akan membuat perjanjian kokoh ini berakhir semudah membalik telapak tangan. Buktinya, negara ini menjadi juara dalam angka perceraian se-Asia Tenggara. Bahkan tahun 2012, tiap 40 jam terjadi 1 perceraian.

Maka jika belum siap memeluk pasangan saat badai menghantam, jangan buru-buru membentangkan layar biduk rumahtangga.

Selengkapnya, baca di buku Yakin Dia Jodohmu? ajaa😇




Sesi tanya jawab

[4/5 20.14] Yunda Fitrian: 1⃣

assalamu'alaikum wr wb ka yunda?
terimakasih atas share pengalaman yang selalu luar biasa keren dan kece😊 mohon izin bertanya ka.

bagaimana jika seseorang yg sudah berumur lebih lanjut dan belum menikah tapi belum bisa mengontrol emosi sedangkan jika menikah bisa saja membuat kehidupan rumah tangganya hancur akibat emosi yang ia keluarkan?

kemudian
bagaimana jika seseorang yg sedang dilamar merasa ia masih belum bisa mengontrol emosinya apakah ia harus menolak orang yg melamarnya itu?

terimakasih kaka😊

Jawab

Yg pertama, sebaiknya dilatih terus manajemen emosinya. Cari ilmu dan role model orang yg bisa mengelola emosi. Tapi jika tawaran menikah sudah datang, kembali istikharah dan musyawarah dulu.
Juga jujur kepada calon pasangan ttg kondisi diri serta minta bantuan utk sama2 mengelola emosi.

Kedua, mengelola emosi hanya salah 1 indikator kesiapan. Masih ada indikator lain yg juga harus dicek. Selebihnya kembali istikharah dan musyawarah ya jika ada pria shalih yg dtg😇
[4/5 20.14] Yunda Fitrian: 2⃣
Assalammualaikum
Kak Yunda mau nnya. Ketija kita menikah itu kan ada dua keluarga yg jadi satu. Nah gimana caranya mempersiapkan diri untuk menghadapin konflik yg mungkin akan trjadi karena keluarga besar masing2. Terimakasih

Jawab

Betul sekali Rizka. Di buku YDJ sudah aku jelaskan poin2 latarbelakang keluarga yg perlu diperhatikan.

Intinya suami istri harus mampu menjadi jembatan komunikasi bagi keluarga besarnya masing2.

Pasangan harus saling dukung dan belajar memahami keluarga besar masing2. Jangan sampai malah saling menjatuhkan di hadapan keluarga besar.😇
[4/5 20.15] Yunda Fitrian: 3⃣

Assalamualaikum
Kak yunda bagaimana cara kita menyikapi calon suami yang susah sekali untuk jujur . Klo seperti yang saya lihat dia seperti nya tidak bisa menerima dirinya atau kurang percaya diri . Apa yang mesti saya lakukan ? Sementara saya sudah sangat siap untuk menikah dengan dia . Terima kasih kak yunda

Jawab

Intan sudah baca buku YDJ kah?

Berbohong itu salah 1 perilaku yg harus disembuhkan sebelum menikah. Apapun alasannya, kebohongan sangat berpotensi menghancurkan pernikahan. Sebab bukankah kepercayaan adalah pondasi utama pernikahan?

Apakah sudah dilakukan pembicaraan tuntas kenapa ia memilih berbohong?
Ada baiknya menemui profesional/ psikolog jika memang dibutuhkan😇
[4/5 20.19] Yunda Fitrian: 4⃣

Assalamualaikum, kak yunda bagaimana menyikapi calon istri yang lebih tua 4 tahun dari saya,  saya merasa dia seperti kurang trust terhadap saya.  Apakah saya kurang percaya diri dalam membina hubungan atau dia belum membuka diri terhadap saya?  Apa yang saya dapat lakukan untuk membina hubungan atau pertanda dia bukan jodoh saya?

Jawab

Yang tau jawabannya pastilah perempuan tersebut.
Apa yg kamu persepsikan (dia kurang trust, dsb) sebaiknya dikonfirmasi. Ditanyakan baik2 dan sejelas jelasnya, apa yg kamu rasa dan mengapa respon dia seperti itu.

Tanda berjodoh atau tidak, kembali lagi lakukan istikharah dan musyawarah.
InsyaAllah akan terjawab dg kemantapan hati. Jika hati mantap, InsyaAllah bisa dilanjutkan. Jika tidak, biasanya hati tak kunjung mantap. Wallahualam😇
[4/5 20.21] Yunda Fitrian: 5⃣
Assalamu'alaikum ka novi, saya ana mau tanya2 nih... Apa sih ka tanda2nya kalo si "Dia" itu memang jodoh kita? Terima kasih, 😊

Jawab

Tandanya hati menjadi tenang, yakin, mantap setelah istikharah dan musyawarah.

Tapi sejatinya, kita tidak pernah tau seseorang itu benar2 jodoh kita atau bukan sampai akhirnya berkumpul kembali di surga😇
[4/5 20.23] Nadia SM: Kak mau nnya.. tanda2 kemantapan diri pd diri kita gmna si ka?
Klo misalnya kita udh mantap tp dr pihak laki2nya blm memberi jawaban s.d hampir mau sbln gmna ka?


Ada jga cerita dr tmn klo lg istikarah tp Allah ga kasih tanda melalui mimpi.
[4/5 20.27] Yunda Fitrian: Wah harus baca buku YDJ ini😆😇

Sudah dijelaskan lengkap InsyaAllah.

Intinya kemantapan itu rasa yakin, tidak merasa berat lagi.

Kalau sudah sebulan belum menjawab sebaiknya ditanyakan lagi. Tapi ada indikasi beliau mungkin memang belum ada kemantapan hati. Karena standarnya 2 pekan utk memberi jawaban.

Kalau dr pihak perempuan sudah mantap tetapi lelakinya memutuskan tidak lanjut, mungkin memang artinya belum berjodoh.  Lapangkan hati dan berusaha mencari hikmahnya😇
[4/5 20.27] Yunda Fitrian: Ohiya istikharah memang tidak harus mimpi.
Di buku YDJ saya ceritakan pengalaman istikharah saya, juga tdk bertanda mimpi.
[4/5 20.40] Yunda Fitrian: 6⃣

Assalamualaikum ka mohon maaf boleh japri ke kkak? Hehehehe saya dipanggil hamba Allah saja ya kk, saya ingin bertanya jika kita sudah shalat istikharah dan sudah mendapat petunjuk yakni cenderung ke dia, namun kita tahu dia masih kurang dalam segi agamanya, belum bisa dikatakan org shaleh, menurut kk gimana ka?

Jawab

Kembali ke diri kita sendiri.
Kriteria shalih menurut kita spt apa?
Kemudian, kriteria itu mutlak atau tidak?

Krn bisa jadi kriteria shalih kita berbeda dgnnya. Bisa lebih tinggi atau lebih rendah.

Selain istikharah lakukan juga musyawarah. Kadang kalau kita sudah ada kecenderungan kita jadi terpengaruh perasaan dan kurang jernih melihat kenyataan😇
[4/5 20.41] ‪+62 813-3840-5096‬: Ana ingin bertanya kak

Dalam menyatukan visi, apa indikator bahwa visi itu sudah pas?

Jazakillah khair kak
[4/5 20.45] Yunda Fitrian: Biasanya kalau lewat taaruf, kita bisa saling cek visi secara langsung.

Utk kesesuaian dg syariat, tentunya visi keluarga sesuai dg  tuntutan Alquran dan sunnah; keluarga sbg sarana taqwa, saling mengingatkan pada kebaikan kesabaran dan keimanan😇
[4/5 20.46] Yunda Fitrian: Misalnya, contoh saya dan suami pny visi keluarga sbg madrasah peradaban. Ini didapat setelah menyatukan visi kami masing2 yg hampir mirip.
Kami merumuskannya dalam raker setelah 2pekan menikah
[4/5 20.51] Vina Syafril: Ka yundaa, biasa nya proses mengenal pasangan itu Akan lebih detail ketika sudah menikah, kadang ekspektasi dan realita ngga jarang beradu. 😅

Bagaimana kak menyikapi hal tsb?
[4/5 20.56] Yunda Fitrian: Betul banget ka vina.

Biasanya di 5 tahun pertama memang masanya _mengupas kulit bawang hingga ke intinya_

Aku pun baru bisa berdamai setelah tahun kelima.

Masa2 mengenal itu kuncinya hanya komunikasi dan doa.

Komunikasikan semua harapan, keingintahuan, atau apapun terkait pasangan. Agar tidak jadi api dalam sekam. Seolah tak ada apa2 ternyata menyimpan bom waktu.

Selebihnya perbanyak doa minta kelapangan hati dan cinta yg terus bersemi.