Thursday 13 September 2018

Mengarahkan Perubahan Perilaku lewat Cerita


Saat ada yang curhat mengenai perilaku anak, saya sering menyarankan orangtua untuk meluangkan waktu bercerita pada anak. Cerita diramu sedemikian rupa sehingga membawa pesan yang tepat untuk anak. Tentu saja efek cerita ini tidak instan. Butuh waktu, pengulangan, serta cara menyampaikan yang tepat.

Saran saya ini tentunya sudah saya terapkan pada anak-anak sendiri. Salah satu contohnya pernah saya lakukan pada Si Sulung.

Saat itu Si Sulung baru berusia 4 tahun. Ia sedang  senang-senangnya beradu argumentasi. Saya merasa kesulitan meminta Si Sulung menjalankan perintah saya.


Suatu hari dongeng menjelang tidur untuknya saya selipkan sindiran halus tentang perilakunya. Tokoh utama dalam cerita itu seekor tikus, saya juga sudah lupa namanya. Si Tikus kecil ini saya gambarkan berperilaku persis Si Sulung.

Tikus kecil yang gemar membantah itu harus berpisah sementara dengan ibunya. Ia dititipkan di rumah tantenya karena sang ibu dirawat di rumah sakit.

Betapa kagetnya si anak tikus, sebab ternyata tantenya sangat galak. Sungguh berbeda dengan ibu yang selalu sabar dan lembut menghadapi pembangkangan si anak tikus.

Barulah si anak tikus sadar bahwa selama ini ia sudah berperilaku tidak baik pada ibunya. Ia berdoa sepanjang waktu agar ibunya sembuh kembali. Ia berjanji akan menjadi anak yang penurut pada sang ibu.

Si Sulung sangat terkesan dengan cerita ini. Ia terlihat berkaca-kaca ketika mendengar si anak tikus menyesali perbuatannya. Begitu berkesannya cerita ini hingga suatu ketika di usia 8 tahun Si Sulung mengingatkan saya tentang cerita ini.


#bunsay
#level10
#ibuprofesional

No comments:

Post a Comment