Saturday 15 September 2018

Resumu Diswap Nikah: Butuh atau Ingin? Ini 5 Tanda Kamu Siap Nikah



Nikah: Butuh Atau Ingin? Ini 5 Tanda Kamu Siap Nikah


"Begitu anak gue lahir, dunia gue runtuh. Gue iri sama temen-temen yang masih bebas hang out kemana-mana sampe malem. Ngejalanin kuliah sambil hepi-hepi. Gue jadi benci sama anak gue", ujar seorang teman.


Ia menikah di usia 18 tahun dan melahirkan anak pertama setahun setelahnya. Seorang cucu lelaki kebanggan dua keluarga, karena merupakan cucu pertama.


Teman saya ini tak pikir panjang ketika menikah. Sebab calon suaminya datang dengan kekayaan 7 turunan, wajah tampan, plus perilaku yang sopan.


Saat teman saya bercerita, anaknya sudah berusia 9 tahun. Tumbuh menjadi anak yang demotivasi, super manja, dan tak mau dekat dengan ibunya.


Teman saya ini tidak sendirian. Ada banyak perempuan yang mengalami kisah serupa. Menikah ketika INGIN, tetapi belum BUTUH.

Menikah ketika ada KESEMPATAN tanpa menghiraukan KESIAPAN.

Adalah wajar ketika keinginan menikah muncul. Sebab berpasangan adalah fitrah manusia. Sebagaimana Allah pun menciptakan Adam dan Hawa sebagai pasangan.

Manusia diciptakan Allah dengan kebutuhan akan kasih sayang dan penerimaan orang lain. Kedua hal itu akan terpenuhi manakala manusia menemukan pasangan hidupnya.

Tidak ada yang lebih indah selain menjemput kesempatan berpasangan itu dengan penuh kesiapan. Sebab kehidupan berpasangan memiliki konsekuensi yang beragam. Tanpa kesiapan, dua manusia yang saling cinta bisa dengan mudah kehilangan hasrat untuk bersama.

Jadi apa sajakah tanda siap menikah?

Sebetulnya sudah saya tulis lengkap di buku Yakin Dia Jodohmu? Saya hanya akan membahas singkat saja di sini😇

Bagi yang belum punya bukunya silakan langsung pesan yaa😄

5 Tanda Kamu Siap Nikah:

🐋 Mengenal Diri

Bisa menyebutkan 5 kekuatan dan kelemahan diri dalam 5 detik?

Itu salah satu tanda kamu sudah mengenal diri.

Selain itu, kamu juga TAHU apa yang kamu MAU.

🐋 Punya Visi

Visi artinya pandangan tentang masa depan.

Ibarat menaiki sebuah kapal, maukah kamu terombang ambing di tengah laut bersama nakhoda yang tak punya tujuan?

Mau kemana pernikahan ini dibawa, rencana seperti apa yang ingin dilakukan di keluarga? Adalah beberapa pertanyaan yang bisa memandu kamu menciptakan visi.

Sebab pernikahan tanpa tujuan hanya akan berakhir diantara dua pilihan: bertahan dalam kejenuhan atau berpisah dalam kegamangan.


🐋 Bisa Mengelola Emosi

Kalau kamu tipe sumbu pendek, atau hobi obral emosi di medsos, marah sama satu orang tapi ngamuk ke semua orang...sepertinya kamu belum siap untuk hidup bersama dengan orang lain.

Ada banyak kasus pernikahan kandas karena dua manusia tak mampu mengendalikan emosi ketika berkonflik.

Masalah yang sebetulnya bisa dibicarakan baik-baik, justru disiram dengan bensin amarah sehingga berakhir dengan keputusan pisah.

Di Buku Yakin Dia Jodohmu? Saya sudah menuliskan judul khusus tentang mengelola emosi. Silakan dibaca kembali🍨🍦



🐋 Siap dengan Peran Baru dalam Rumah Tangga

Suami siapkah gajinya habis untuk kebutuhan rumahtangga?

Siapkah menjadi tameng keluarga dari api neraka?

Istri sudah siapkah urusan hidupnya menunggu SIM (Surat Izin Misua)?

Sudah siapkah menjadi orangtua?

Semua sudah saya jelaskan lengkap di buku Yakin Dia Jodohmu? #kuy order sekarang#

🐋 Siap Menghadapi Badai Rumah Tangga

Ada perbedaan karakter yang akan jadi peluang konflik.

Ada perbedaan latar belakang dua keluarga besar yang akan berpotensi membawa masalah.

Ada perbedaan pendapat dua manusia yang bisa membawa bencana.

Ada berbagai masalah tak terhindarkan dalam pernikahan.

Ketidaksiapan menghadapinya akan membuat perjanjian kokoh ini berakhir semudah membalik telapak tangan. Buktinya, negara ini menjadi juara dalam angka perceraian se-Asia Tenggara. Bahkan tahun 2012, tiap 40 jam terjadi 1 perceraian.

Maka jika belum siap memeluk pasangan saat badai menghantam, jangan buru-buru membentangkan layar biduk rumahtangga.

Selengkapnya, baca di buku Yakin Dia Jodohmu? ajaa😇




Sesi tanya jawab

[4/5 20.14] Yunda Fitrian: 1⃣

assalamu'alaikum wr wb ka yunda?
terimakasih atas share pengalaman yang selalu luar biasa keren dan kece😊 mohon izin bertanya ka.

bagaimana jika seseorang yg sudah berumur lebih lanjut dan belum menikah tapi belum bisa mengontrol emosi sedangkan jika menikah bisa saja membuat kehidupan rumah tangganya hancur akibat emosi yang ia keluarkan?

kemudian
bagaimana jika seseorang yg sedang dilamar merasa ia masih belum bisa mengontrol emosinya apakah ia harus menolak orang yg melamarnya itu?

terimakasih kaka😊

Jawab

Yg pertama, sebaiknya dilatih terus manajemen emosinya. Cari ilmu dan role model orang yg bisa mengelola emosi. Tapi jika tawaran menikah sudah datang, kembali istikharah dan musyawarah dulu.
Juga jujur kepada calon pasangan ttg kondisi diri serta minta bantuan utk sama2 mengelola emosi.

Kedua, mengelola emosi hanya salah 1 indikator kesiapan. Masih ada indikator lain yg juga harus dicek. Selebihnya kembali istikharah dan musyawarah ya jika ada pria shalih yg dtg😇
[4/5 20.14] Yunda Fitrian: 2⃣
Assalammualaikum
Kak Yunda mau nnya. Ketija kita menikah itu kan ada dua keluarga yg jadi satu. Nah gimana caranya mempersiapkan diri untuk menghadapin konflik yg mungkin akan trjadi karena keluarga besar masing2. Terimakasih

Jawab

Betul sekali Rizka. Di buku YDJ sudah aku jelaskan poin2 latarbelakang keluarga yg perlu diperhatikan.

Intinya suami istri harus mampu menjadi jembatan komunikasi bagi keluarga besarnya masing2.

Pasangan harus saling dukung dan belajar memahami keluarga besar masing2. Jangan sampai malah saling menjatuhkan di hadapan keluarga besar.😇
[4/5 20.15] Yunda Fitrian: 3⃣

Assalamualaikum
Kak yunda bagaimana cara kita menyikapi calon suami yang susah sekali untuk jujur . Klo seperti yang saya lihat dia seperti nya tidak bisa menerima dirinya atau kurang percaya diri . Apa yang mesti saya lakukan ? Sementara saya sudah sangat siap untuk menikah dengan dia . Terima kasih kak yunda

Jawab

Intan sudah baca buku YDJ kah?

Berbohong itu salah 1 perilaku yg harus disembuhkan sebelum menikah. Apapun alasannya, kebohongan sangat berpotensi menghancurkan pernikahan. Sebab bukankah kepercayaan adalah pondasi utama pernikahan?

Apakah sudah dilakukan pembicaraan tuntas kenapa ia memilih berbohong?
Ada baiknya menemui profesional/ psikolog jika memang dibutuhkan😇
[4/5 20.19] Yunda Fitrian: 4⃣

Assalamualaikum, kak yunda bagaimana menyikapi calon istri yang lebih tua 4 tahun dari saya,  saya merasa dia seperti kurang trust terhadap saya.  Apakah saya kurang percaya diri dalam membina hubungan atau dia belum membuka diri terhadap saya?  Apa yang saya dapat lakukan untuk membina hubungan atau pertanda dia bukan jodoh saya?

Jawab

Yang tau jawabannya pastilah perempuan tersebut.
Apa yg kamu persepsikan (dia kurang trust, dsb) sebaiknya dikonfirmasi. Ditanyakan baik2 dan sejelas jelasnya, apa yg kamu rasa dan mengapa respon dia seperti itu.

Tanda berjodoh atau tidak, kembali lagi lakukan istikharah dan musyawarah.
InsyaAllah akan terjawab dg kemantapan hati. Jika hati mantap, InsyaAllah bisa dilanjutkan. Jika tidak, biasanya hati tak kunjung mantap. Wallahualam😇
[4/5 20.21] Yunda Fitrian: 5⃣
Assalamu'alaikum ka novi, saya ana mau tanya2 nih... Apa sih ka tanda2nya kalo si "Dia" itu memang jodoh kita? Terima kasih, 😊

Jawab

Tandanya hati menjadi tenang, yakin, mantap setelah istikharah dan musyawarah.

Tapi sejatinya, kita tidak pernah tau seseorang itu benar2 jodoh kita atau bukan sampai akhirnya berkumpul kembali di surga😇
[4/5 20.23] Nadia SM: Kak mau nnya.. tanda2 kemantapan diri pd diri kita gmna si ka?
Klo misalnya kita udh mantap tp dr pihak laki2nya blm memberi jawaban s.d hampir mau sbln gmna ka?


Ada jga cerita dr tmn klo lg istikarah tp Allah ga kasih tanda melalui mimpi.
[4/5 20.27] Yunda Fitrian: Wah harus baca buku YDJ ini😆😇

Sudah dijelaskan lengkap InsyaAllah.

Intinya kemantapan itu rasa yakin, tidak merasa berat lagi.

Kalau sudah sebulan belum menjawab sebaiknya ditanyakan lagi. Tapi ada indikasi beliau mungkin memang belum ada kemantapan hati. Karena standarnya 2 pekan utk memberi jawaban.

Kalau dr pihak perempuan sudah mantap tetapi lelakinya memutuskan tidak lanjut, mungkin memang artinya belum berjodoh.  Lapangkan hati dan berusaha mencari hikmahnya😇
[4/5 20.27] Yunda Fitrian: Ohiya istikharah memang tidak harus mimpi.
Di buku YDJ saya ceritakan pengalaman istikharah saya, juga tdk bertanda mimpi.
[4/5 20.40] Yunda Fitrian: 6⃣

Assalamualaikum ka mohon maaf boleh japri ke kkak? Hehehehe saya dipanggil hamba Allah saja ya kk, saya ingin bertanya jika kita sudah shalat istikharah dan sudah mendapat petunjuk yakni cenderung ke dia, namun kita tahu dia masih kurang dalam segi agamanya, belum bisa dikatakan org shaleh, menurut kk gimana ka?

Jawab

Kembali ke diri kita sendiri.
Kriteria shalih menurut kita spt apa?
Kemudian, kriteria itu mutlak atau tidak?

Krn bisa jadi kriteria shalih kita berbeda dgnnya. Bisa lebih tinggi atau lebih rendah.

Selain istikharah lakukan juga musyawarah. Kadang kalau kita sudah ada kecenderungan kita jadi terpengaruh perasaan dan kurang jernih melihat kenyataan😇
[4/5 20.41] ‪+62 813-3840-5096‬: Ana ingin bertanya kak

Dalam menyatukan visi, apa indikator bahwa visi itu sudah pas?

Jazakillah khair kak
[4/5 20.45] Yunda Fitrian: Biasanya kalau lewat taaruf, kita bisa saling cek visi secara langsung.

Utk kesesuaian dg syariat, tentunya visi keluarga sesuai dg  tuntutan Alquran dan sunnah; keluarga sbg sarana taqwa, saling mengingatkan pada kebaikan kesabaran dan keimanan😇
[4/5 20.46] Yunda Fitrian: Misalnya, contoh saya dan suami pny visi keluarga sbg madrasah peradaban. Ini didapat setelah menyatukan visi kami masing2 yg hampir mirip.
Kami merumuskannya dalam raker setelah 2pekan menikah
[4/5 20.51] Vina Syafril: Ka yundaa, biasa nya proses mengenal pasangan itu Akan lebih detail ketika sudah menikah, kadang ekspektasi dan realita ngga jarang beradu. 😅

Bagaimana kak menyikapi hal tsb?
[4/5 20.56] Yunda Fitrian: Betul banget ka vina.

Biasanya di 5 tahun pertama memang masanya _mengupas kulit bawang hingga ke intinya_

Aku pun baru bisa berdamai setelah tahun kelima.

Masa2 mengenal itu kuncinya hanya komunikasi dan doa.

Komunikasikan semua harapan, keingintahuan, atau apapun terkait pasangan. Agar tidak jadi api dalam sekam. Seolah tak ada apa2 ternyata menyimpan bom waktu.

Selebihnya perbanyak doa minta kelapangan hati dan cinta yg terus bersemi.







No comments:

Post a Comment