Saturday 15 September 2018

Resume Kulwap Pernikahan Sehat, Bahagia Lahir dan Batin: Ciri dan Cara Ciptakan Rumahtangga Harmonis Nurindah Fitria

[8/9 19.08] Vina Syafril: Bagian 1

💐💐💐❤❤❤
Pernikahan Sehat, Bahagia Lahir dan Batin:
Ciri dan Cara Ciptakan Rumahtangga Harmonis
Nurindah Fitria

Pernikahan bahagia adalah dambaan setiap orang, bak dongeng yang banyak diceritakan kepada anak-anak semasa kecil. Kebahagiaan pernikahan mampu menghasilkan banyak energi positif bagi tiap individu yang ada dalam pernikahan itu sendiri, baik itu istri, suami, bahkan anak-anak yang akan lahir dan tumbuh dalam keluarga. Energi positif ini penting untuk membuat kesejahteraan setiap individu dalam sebuah keluarga menjadi lebih baik. Energi positif ini pula menjadikan pasangan mampu untuk bertahan dalam banyaknya permasalahan pernikahan yang dapat terjadi.

Sayangnya, pernikahan yang bahagia mengharuskan kita untuk berjuang dalam mendapatkannya. Itu semua bisa kita dapatkan dengan mengenali terlebih dahulu apa ciri-ciri dari sebuah pernikahan yang sehat. Pernikahan sehat artinya terjalin relasi yang sehat di antara orang-orang yang terlibat dalam pernikahan itu, suami dan istri. Relasi sehat muncul karena adanya kesetimbangan kekuatan antar individu di dalam pernikahan. Setimbang maknanya tidak ada individu yang merasa lebih berkuasa dibandingkan yang lain. Atau tidak ada pihak yang merasa diperlakukan secara tidak baik dan adil oleh pihak lain.

Ada empat elemen yang harus dipenuhi untuk mengindikasikan sebuah relasi terjalin dalam hubungan yang setimbang. Hal itu mencakup status dalam hubungan, perhatian terhadap yang lain, pola akomodasi yang diberikan, dan kesejahteraan yang dirasakan tiap individu.
             
Setimbang artinya saling menghargai, harkat dan martabat masing-masing, meskipun apa yang dilakukan tidaklah sama.

Menyeimbangkan peran dan fungsi memanglah sulit namun bukan berarti tidaklah mungkin. Satu hal yang ditekankan, jangan pernah merasa lebih berkuasa dibandingkan yang lain.
[8/9 19.08] Vina Syafril: Bagian 2


Ada empat elemen yang harus dipenuhi untuk mengindikasikan sebuah relasi terjalin dalam hubungan yang setimbang. Hal itu mencakup status dalam hubungan, perhatian terhadap yang lain, pola akomodasi yang diberikan, dan kesejahteraan yang dirasakan tiap individu.


💐Status dalam Hubungan
Menunjukkan tiap pihak yang ada dalam relasi itu memiliki status yang sama di dalam hubungan. Tidak ada pihak yang lebih mendominasi dalam membuat keputusan atau lebih banyak melakukan sesuatu demi keberlangsungan relasinya.

Tidaklah setimbang apabila sampai istri merasa telah banyak berkorban untuk keluarga dengan mengurus semua keperluan rumah tangga, tetapi suami tampaknya hanya bersantai dan sibuk dengan dunianya sendiri. Atau di sisi lain, suami yang mendominasi seluruh keputusan dalam keluarga, tanpa memberikan kesempatan kepada istri untuk bersuara. Bukankah keputusan dalam pernikahan seharusnya menjadi keputusan bersama?


💐Perhatian Terhadap yang Lain
Individu harus mengenali dan menyadari kebutuhan serta perasaan yang dimiliki pasangannya, yang ditunjukkan dalam bentuk kepeduliannya kepada pasangan. Ini haruslah berlangsung secara timbal balik. Memang tiap orang akan menunjukkan kepeduliannya dalam bentuk berbeda. Jadi, jangan samakan standar antara suami dan istri, yang penting munculkan perasaan berharga dan terpenuhi kebutuhannya.


💐 Pola Akomodasi
Pemenuhan kebutuhan itu haruslah diakomodasikan dengan baik oleh pasangan. Jangan sampai ada pikiran untung/rugi dalam hubungan. Sekali ada perasaan hubungannya merugikan maka ada yang salah dalam hubungan itu.

💐Kesejahteraan Fisik dan Psikologis
Jika sudah terakomodasikan dengan baik, bukan tidak mungkin individu akan merasa sejahtera secara fisik maupun psikologis.

 Kesejahteraan fisik artinya tidak ada masalah dalam kesehatan dan pemenuhan kebutuhan fisik, seperti makan dan minum. Sedangkan kesejahteraan psikologis berarti individu merasa damai dan tenteram di dalam relasi itu. Termasuk juga tidak adanya ekploitasi dari sisi ekonomi.

Intinya, keempat elemen ini haruslah mampu mewujudkan porsi setimbang dalam peran dan tugas suami maupun istri.

 Bukan berarti suami dan istri harus mengerjakan pekerjaan yang sama di dalam rumah tangga. Namun adanya perasaan dan pemikiran bahwa suami dan istri memiliki peran penting untuk menjaga keutuhan pernikahan adalah apa yang diharapkan.

 Setimbang artinya saling menghargai, harkat dan martabat masing-masing, meskipun apa yang dilakukan tidaklah sama.

Sebab suami tetap memiliki peran penting dalam mencari nafkah. Oleh karena itu, sebagai istri kita menghargai berapapun rezeki yang didapatkan suami. Tak perlu membanding-bandingkan pendapatannya dengan tetangga sebelah karena itu hanya akan mematahkan hati suami. Sebaliknya, suami jangan pernah merendahkan apa yang dilakukan istri di rumah.

 Menghargai setiap usaha yang dilakukan istri dan tidak memperlakukannya sebagai orang yang tidak memiliki harganya merupakan kebaikan yang sangat diharapkan oleh istri.

Menyeimbangkan peran dan fungsi memanglah sulit namun bukan berarti tidaklah mungkin.

 Satu hal yang butuh ditekankan, jangan pernah merasa lebih berkuasa dibandingkan yang lain, merasa lebih penting dibandingkan yang lain, merasa yang lain tidak melakukan apa apa, tidak menghargai apa yang dilakukan pihak, serta semua perilaku yang merendahkan harkat dan martabat pasangan. Karena semua persepsi mengenai kesetimbangan itu bersifat subjektif, maka lakukan semua upaya agar kesetimbangan selalu dapat terpenuhi.

Jika setimbang, pernikahan yang sehat bukanlah mimpi. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan pernikahan sehat, yaitu:

Menghargai setiap usaha yang sudah dilakukan oleh suami maupun istri.

Penghargaan adalah bentuk apresiasi tertinggi yang dapat kita berikan terhadap pasangan kita. Jika kita menghargai, tentu pasangan akan lebih bersemangat dalam menjaga keutuhan pernikahan.

Penghargaan tidak perlu sebuah benda, dengan mengucapkan sekedar “terima kasih” kepada pasangan sudah merupakan bentuk penghargaan.

Misal, sebagai istri kita mengucapkan “terima kasih” atas semua rezeki yang telah susah payah diupayakan suami.

 Atau sebagai suami, mengucapkan “terima kasih” kepada istri di penghujung harinya yang lelah telah menyediakan semua kebutuhan Anda, adalah cara-cara memberikan penghargaan yang sederhana.

❤ Bekerja sama dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Bukankah Rasulullah saw pun membantu pekerjaan rumah tangga? Karena sesungguhnya tidak ada batasan dalam mengerjakan pekerjaan di rumah tanga. Sebagai lelaki, tanamkan bahwa tidak perlu malu melakukan pekerjaan rumah tangga.

Lelaki yang mencintai istrinya tak akan pernah tega membiarkan istri kelelahan sepanjang hari hanya demi terpuaskan kebutuhannya.

Sesekali memberikan kesempatan kepada istri untuk beristirahat juga bisa menjadi alternatif agar kesejahteraan psikologis
[8/9 19.08] Vina Syafril: Bagian 3

❤ Belajar cara memecahkan masalah yang solutif, bukan agresif.


Tidak sehatnya sebuah pernikahan ditandai dengan pelibatan kekerasan dalam setiap konflik yang terjadi.

 Kekerasan yang terjadi berulang bahkan intensitasnya meningkat menandakan pernikahan itu sudah berada dalam relasi yang tidak sehat. Oleh karena itu, mencoba belajar cara untuk memecahkan masalah secara solutif/positif adalah langkah untuk mendapatkan pernikahan yang lebih membahagiakan.

Pada akhirnya, pernikahan yang sehat adalah pernikahan yang mampu menumbuhkan perasaan positif pada setiap individunya. Apabila sebuah pernikahan hanya bisa menciptakan ketakutan, kesedihan, dan ketidakadilan, maka harus dipertanyakan kembali, sudah sehatkah relasi yang terjalin di dalamnya? Butuh usaha dan kerja keras untuk mewujudkan relasi sehat namun percayalah buah yang didapat dengan menciptakan pernikahan sehat akan manis di penghujung jalan.

No comments:

Post a Comment