Wednesday 22 November 2017

Resume Kulwap Manajemen Stres-Keputrian Tangerang

[21/10 20.05] Yunda Fitrian: BERDAMAI DENGAN STRES-Yunda Fitrian

“Sebelumnya dia aktif Mbak, di kampus. Memang setelah kegiatan A yang dia dapat teguran dari teman itu dia mulai mundur. Sekarang sudah 6 bulan lebih dia gak mau keluar kamar”, curhatan seorang  sahabat masih terngiang di kepala saya.


Sedih rasanya mendengar seorang perempuan di usia yang seharusnya produktif, dengan potensi kebaikan begitu banyak, kini mengalami depresi.

Ukhti shalihah, kita adalah jamaah manusia.

Fitrah manusia adalah lemah, butuh sandaran yang kuat.

Ibarat sebuah neraca yang punya sisi kanan dan kiri, kita harus memiliki KESEIMBANGAN untuk bisa berdiri tegak. ⚖๐Ÿ‹๐Ÿป

Sangat manusiawi manakala kita merasa tertekan, baper, galau, dan hopeless dalam episode hidup yang dijalani.

Menjadi tidak wajar manakala episode itu MENETAP dalam kehidupan kita.

 Ibarat memakai kacamata hitam, hari senantiasa mendung dalam pandangan kita.

 Inilah yang perlu kita ubah agar kewarasan tetap terjaga๐Ÿ˜Š

So, mari kita mulai kulwap ini dengan membaca basmalah, tahmid, dan sholawat ๐Ÿ•Œ๐Ÿ•‹

Selanjutnya, sesuai request, kita akan bahas manajemen stres pada perempuan.

Sebelum diskusi panjang lebar tentang stress, yuk samakan persepsi APA itu stress sebenarnya? Karena kalau persepsinya beda, kita jadi STRES ikut kulwap ini๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ

Oh iya, karena latarbelakang saya sarjana psikologi, saya berusaha mengutip dari sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, insyaallah.

*Definisi Stres☹๐Ÿคข๐Ÿ˜“

Stres merupakan kondisi di mana seseorang MERASA TIDAK MAMPU memenuhi tuntutan pada situasi tertentu secara EFEKTIF ditunjukkan dalam bentuk FISIK maupun PSIKIS (Lazarus & Folkman, dalam Sarafino & Smith, 2012).

Sementara stressor merupakan hal yang memicu seseorang berada dalam kondisi stres.
Nah dari definisi ini kita tekankan kata MERASA.

 Artinya, stress adalah sesuatu yang sangat subjektif๐Ÿ˜Ž

Bergantung pada PERSEPSI (pandangan) masing-masing pribadi.

Sesuatu yang membuat Anna stress, belum tentu membuat Elsa stress juga.

 Makanya sering denger kan komentar (nyebelin) dari orang, “Ah gitu doang ditangisin!” “yaelah…gitu ajaa seteres!”

Ya, karena selain dia tidak berada di posisi kita, apa yang dihayati pun berbeda. Ada orang yang amanahnya bejibun, tapi santai2 aja. Di tempat lain, ukhti Fulanah dikasih 1 amanah aja mukanya galaaau terus. Kayak mikul segunung galon.

Kalau kita menemukan fenomena seperti itu, ya maklum sajalah. Tidak perlu ikut menghakimi. Karena stress memang subjektif sekali.

Stress juga akan tampak dalam kondisi fisik dan psikis seseorang.

 Ada yang sering mules saat ketemu pelajaran matematika (saya banget), pusing kepala saat jadi ketua panitia, atau jadi jerawatan karena sering baper sama postingan si dia…#eeaaa.

Lewat kulwap ini yuk kita kenali supaya kita yang pegang KENDALI. Gak mau kan dikendaliin sama stress?

*Stressor pada perempuan ๐Ÿ“ฑ๐Ÿ’ฐ๐Ÿ“ฟ๐Ÿ‘จ‍๐Ÿ‘ฉ‍๐Ÿ‘ง‍๐Ÿ‘ฆ

Allah menciptakan setiap manusia istimewa. Apalagi kaum Hawa. Buktinya, Adam bahagia setelah diciptakannya Hawa.

Mengapa keberadaan Hawa membawa kebahagiaan bagi Adam? Karena Hawa diciptakan BERBEDA.

 Naluri manusiawi kita memang akan TERTARIK manakala ada yang BERBEDA. Masih ingat pelajaran Fisika tentang magnet kaaan? Ehh jangan ada yang langsung mules yaa denger kata fisika ๐Ÿ˜œ

Otak kaum Adam dan kaum Hawa diciptakan dengan struktur yang berbeda untuk saling melengkapi.

 Perbedaan itu membuat stressor pada lelaki dan perempuan pun berbeda.

Cowok mungkin bisa santai saat emak bapaknya marah-marah, sementara cewek langsung baper nangis siang malem.

Cowok diem seribu bahasa ketika marah, sementara cewek maunya ngomel sepuasnya.
Dan banyak lagi perbedaan khas perempuan dan laki-laki. Meskipun, pada tiap individu kekhasan otak itu tetap tampil dengan keunikannya masing-masing.

 Jadi bisa saja ada cowok yang sukanya curhat dan cewek yang milih diem saat marah.

Secara umum, stressor pada perempuan dan laki-laki sama, hanya cara menanggapinya berbeda.

 Stressor yang khusus perempuan biasanya berhubungan dengan kondisi menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui.

 Di grup ini kayaknya baru ngalamin yang kondisi pertama aja kan yaa.. jadi kita gak perlu bahas yang selainnya, entar jadi saya yang curhat ๐Ÿ˜† #dilemaemakberanak3๐Ÿ‘ถ๐Ÿป๐Ÿ‘ง๐Ÿป๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป

Intinya, stressor pada perempuan melibatkan hormon khusus perempuan seperti progesteron, estrogen, LH dan FSH. Saya gak jelasin di sini yak, sok tanya mbah gugel aja biar lengkap ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿš€

Apapun bisa menjadi stressor manakala kita tidak mampu pegang KENDALI atas diri kita.

Tugas sekolah dan amanah banyak, stress. Dibully temen, stress. Dimarahin ortu, stress.

Gak punya kuota, STRES BANGET!!! Hehehe…kids jaman now banget kaan ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿ’ป

Supaya hemat kuota, ehh hemat waktu, kita langsung bahas manajemen stresnya yaw, cekidot.

*Manajemen Stres๐Ÿ‹๐Ÿป

Pada saat menghadapi stress, kita hanya punya DUA pilihan.

Satu, UBAH SITUASI.๐Ÿน

Dua, UBAH CARA PANDANG.๐Ÿ‘

Mana yang lebih mudah dilakukan, itulah yang akan memampukan kita keluar dari episode stress.

Cara pertama artinya kita yang harus mengubah KEADAAN agar SESUAI dengan keinginan kita.

 Amanah dakwah banyak, tugas banyak. Supaya gak stress, kita minta kurangin amanah dakwah, masalah selesai.

 Coba, beneran selesai gak masalahnya?

Kalau beneran selesai, berarti kamu sudah berhasil menggunakan cara satu untuk mengatasi masalahmu.

Tetapi jika ternyata amanah sudah berkurang, stress tetap datang, coba cara dua. UBAH CARA PANDANG.

Ketika waktu terasa begitu cepat karena dari bangun tidur hingga tidur lagi aktivitas sangat padat sehingga kamu merasa penat,
Daripada tidur dengan kepala penuh keluhan,  coba lakukan pilihan kedua: UBAH CARA PANDANG.

Tutuplah hari dengan BERSYUKUR. Karena dengan kondisi sekarang, artinya kamu SEHAT dan BERMANFAAT. Dua kata ini luar biasa nikmatnya.

 Sebab semua kondisi tidak berdaya dan putus asa berawal dari ketiadaan salah satu atau kedua kata.

Ilmu psikologi memberikan istilah REFRAMING pada cara ini. Dalam Islam, kita mengenalnya dengan istilah HUSNUZHAN, berprasangka baik, positive thinking.

Apa yang kita niatkan, itu yang kita dapatkan. Apa yang kita sangka kepada Allah, itu yang akan diberikanNya pada kita.

Dalam bahasa psikologi, reframing diartikan sebagai upaya membingkai ulang suatu kejadian dengan mengubah sudut pandang, tanpa mengubah kejadiannya itu sendiri.

 Framing digunakan sebagai alat untuk membingkai kembali masa lalu yang dianggap sebagai penyebab dari keadaan mental saat ini.

 Reframing berarti menggunakan teknik mengubah cara pandang untuk mempengaruhi, membantu menolong meyakinkan seseorang melihat beberapa gambaran atau ide dari pandangan yang berbeda.

Kalau kita baca Alquran dan hadits, baaanyaaak sekali pesan reframing yang Allah sampaikan pada manusia. Lewat kisah, perumpamaan, sampai kalimat-kalimat indah yang to the point.

Salah satu yang sering kita baca ada di surat Al Insyirah. Ketika Allah berfirman, bersama kesulitan ada kemudahan. Maka sungguh, benar, bersama kesulitan ada kemudahan.

Kalau kita resapi ayat ini, dalam sekali lho maknanya.

Tiap kesulitan yang kita alami, sudah Allah iringkan dengan kemudahan, supaya kita gak stress.

Masalahnya, kita mau gak berusaha menemukan sudut pandang itu? Supaya yang sulit terlihat mudah. That’s our challenge, girls ๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿซ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿ’ป๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿ”ฌ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿณ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐Ÿš€๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍๐ŸŽจ๐Ÿ‘ฉ๐Ÿป‍✈๐Ÿ‘ฎ๐Ÿป‍♀

Kita bisa coba ya latihan reframing sekarang?

Siapa yang mau coba reframing dari kondisi ini:
Elsa sedih teman-temannya seolah mengucilkannya. Apa daya, Elsa bukan kalangan sosialita. Ia sering tak punya paket data. Sering ketinggalan berita yang ngehits di dunia maya. Tidak nyambung diajak bicara. Elsa merasa tidak diterima…

Ayo silakan yang mau coba reframing boleh..

Terakhir, saya akan berikan beberapa tips untuk menghadapi stress supaya tidak berkelanjutan.

๐Ÿ‰ Beri JEDA terhadap stimulus. Ada orang yang komen negatif di WA atau IG, coba beri jeda waktu sebelum balas. Jeda waktu ini memungkinkan kita untuk BERPIKIR sebelum bertindak.

๐Ÿ‰Tenangkan diri. Sebagai Muslim, Allah sudah memberikan kita cara terbaik untuk menenangkan diri: mengingat Allah.

 Setidaknya 17 kali dalam 24 jam kita diajak Allah untuk mengingat bahwa Dia Maha Pengasih, Penyayang, Penolong hambaNya.

Dan ratusan kali sehari kita dituntunNya untuk ingat bahwa Allah Mahabesar, sehingga kecil-lah semua masalah jika kita yakin akan kebesaran dan kasih sayangNya.

๐Ÿ‰Cari pertolongan. Manusiawi untuk berbagi lewat curhatan. Hanya, pastikan kita curhat di tempat yang TEPAT. Sebab salah tempat saat curhat bisa membuat stress kamu tambah berat

๐Ÿ‰Lakukan kedua solusi tadi, bisa cara SATU, DUA atau kombinasi keduanya.

๐Ÿ‰Tetaplah bersama orang orang baik. Dengan berinteraksi dalam komunitas kebaikan, insyaallah keberkahan hadir lewat inspirasi yang menjadi solusi.


Finally, inilah akhir dari narasi saya. Semoga bermanfaat, silakan bertanya mumpung kita bersua meski hanya di dunia maya ๐Ÿ˜†๐Ÿ™๐Ÿป

wallahu a’lam bishshawab, yang benar datang dari Allah, kesalahan dari saya pribadi.

Referensi:
http://digilib.uinsby.ac.id/15155/5/Bab%202.pdf

https://www.theguardian.com/science/2015/nov/30/brain-sex-men-from-mars-women-venus-not-so-says-new-study

http://repository.unpad.ac.id/20611/1/Jurnal-Tesis-Susy.pdf

http://www.alodokter.com/mengenal-macam-macam-hormon-pada-wanita-dan-fungsinya

naskah buku yakin dia jodohmu?


[21/10 20.16] ‪+: Silahkan teman2, adik2 semua,,

Sudah bisa japri ke saya, utk pertanyaan2nya~

Ditunggu sangat, ❤
[21/10 20.19] Yunda Fitrian: Oh iya tambahan, tadi lupa ditulis.

Menekuni hobi yang membuat kita merasa tenan, nyaman, dan senang juga bisa meminimalisir dampak stres lho.
[21/10 20.23] Yunda Fitrian: Baiklah sambil yg lain bertanya, saya coba jawab yg sudah masuk ya
[21/10 20.27] Yunda Fitrian: 1. Semua manusia pasti pernah salah.sebaik baik orang yg berusaha memperbaiki kesalahannya.

Menyesali kesalahan itu bagus, tanda taubat nasuha. Jika belum bisa memaafkan diri sendiri, fokuslah pada minta maaf langsung ke Allah dan kalau memungkinkan ke orang yg pernah kita zalimi.

2. Gagal move on namanya๐Ÿ˜…
Berarti belum nemu sudut pandang lain, belum bisa reframing krn masih suka dg cara pandang lama.

Kalau gitu, nikmati saja selama merasa tidak rugi
[21/10 20.27] Yunda Fitrian: Wening_alumnus SMAN 8 Tangerang

1⃣ Bagaimana cara reframing terhadap kesalahan diri sendiri, agar bisa lebih mudah memaafkan diri sendiri?

2⃣ Apa yang sebaiknya dilakukan, bila reframing ternyata belum berhasil membentuk sudut pandang baru dan lebih nyaman dengan sudut pandang yg dahulu?
[21/10 20.28] Yunda Fitrian: ๐Ÿ‘†๐Ÿปitu pertanyaan dan jawabannya
[21/10 20.28] Yunda Fitrian: Yeni

Gimana supaya gak kebawa ikutan stres ketika dengar curhatan teman yg sdg stres?
[21/10 20.28] Yunda Fitrian: Norma dri Sman 13 kab.tangerang

Gimana cara nya disaat stres dalam pelajaran yg bener2 ssh di pahamin, skali ny paham, nnti lupa lagi. Sdg kn dalam diri ada rasa kesel apalagi klo mw uas :v dan emg gasuka sma pljrn ny, kn jd stres๐Ÿ˜…
[21/10 20.28] Yunda Fitrian: Yeni

Wajar gak sih kalo kita ngelak "enggak kok, gw gak stres. Gw baik2 aja"
ada dampak buruknya gak bwt diri kita?
[21/10 20.28] Yunda Fitrian: Feby_MAN 1 TNG
Bagaimana cara menyikapi seseorang yang selalu bersikap mau menang sendiri atau biasa disebut egois? Kadang kalau punya temen kaya gitu suka buat stres
[21/10 20.31] Yunda Fitrian: Nah ini...
Kadang orang yg dicurhatin lebih stres dr yg curhat.

Yg curhat udah move on, atau cuma numpang ngeluh...yg dengerin malah galau n baper๐Ÿ˜…

Jadi kuncinya, setelah dengarkan, serahkan pada Allah.

Dg mendengarkan saja kita sudah membantunya.

Jika ada yg bisa dilakukan lebih dari itu, alhamdulillah.

Kebanyakan orang curhat cuma butuh didengar dan didoakan๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜‡
[21/10 20.33] Yunda Fitrian: Ga suka pelajarannya pasti jadi bad mood dan kerja otak ga optimal utk belajar.

Coba reframing, apa keuntungan kita belajar mapel ini?

Kalo ga ketemu, syukuri saja kita masih bisa belajar dibanding teman2 seusia kita yg tdk mampu sekolah di saat mereka sangat ingin.

Jadi rasa tdk suka itu yg harus diminimalisir. Good mood makes our brain works better๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ’ช๐Ÿป

[21/10 20.36] ‪+‬: Saya Salsabila dari UMT. Saya mau tanya dengan ibu, bagaimana cara mengurangi stress (banyak pikiran) untuk jenjang mahasiswa seperti saya. Saya hampir setiap hari banyak pikiran, banyak kegiatan tapi saya selalu kepikiran terus   sampai stress bahkan sampai membuang2 waktu.. Terimakasih ibu ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š
[21/10 20.36] Yunda Fitrian: Persepsi stresnya disamain dulu mungkin yen.

Bisa jadi mengelak itu krn dipersepsinya, stres itu kayak orang2 skizofren atau psikopat๐Ÿ™€

Jadi malu kalo bilang stres..

Bisa juga itu cara orang fight dg stresnya, defense supya ga terlihat rapuh.

Dampaknya ya tergantung alasannya.

Kalo krn defense ya bisa jadi rapuh di dalam dan suatu saat meledak.
[21/10 20.38] Yunda Fitrian: Coba feby..balik lagi ke 2 cara di artikel tadi.

Ubah si dia, atau ubah cara pandang kita?
Mana yg lebih mudah?๐Ÿ˜Š

Dan kalau mau menyampaikan ttg ketidaknyamanan kita dg cara/kepribadian teman, lakukan di saat yang tepat, dg cara yg santun, personal (tdk di medsos, tdk di depan umum, menjatuhkan)
[21/10 20.38] Yeni Mybest: Hohooo..gituu yaaa

Intinya menyadari klo qt sedang stres, menerima kondisinya lalu mulai move on

Gitu kali yaa?
[21/10 20.39] Yunda Fitrian: Fani

1. Ada orang yg dia takut curhat karna khawatir melewati batas sehingga menjadi ghibah atau bahkan membuka aib keluarga misalnya, bagaimana tanggapan kaka dg hal ini, bukankah qt bisa mendapatkan sudut pandang baru ketika adanya masukan2 positif dr org lain? Atau sudut pandang itu bisa qt rubah sendiri tanpa dipicu oleh org lain?
[21/10 20.42] Yunda Fitrian: Betul fani, akhirnya ada yg sampai depresi lho krn pny anggapan begini.

Balik lagi ke artikel tadi.

Asalkan tempatnya tepat, justru itu ikhtiar utk mengatasi masalah.

Lain halnya jika masalah diumbar di medsos atau tempat umum tanpa mencari solusi.

Dalam Islam selama menceritakan aib itu tujuannya solusi,boleh kok. Syaratnya, hanya pada orang yg memiliki kewenangan/ kompetensi dlm masalah tsb.
[21/10 20.43] Yunda Fitrian: Oia di zaman Rasulullah pun para sahabat curhat sampai masalah pribadi kan
[21/10 20.43] Yunda Fitrian: ๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป
[21/10 20.43] Yunda Fitrian: Sinta_SMAN 2 Tangerang_ bagaimana cara menghadapi orang yg suka ngeremehin hobi kita, padahal hobi kita bisa membuat stres hilang .-.
[21/10 20.46] Yunda Fitrian: Reframing lagi, sinta.

Kalo ngubah orang itu biar mengapresiasi hobi kita,  bisa juga sih.
 Tunjukkan dg prestasi kita di bidang hobi tsb.

Tapi kadang cape kan kalo melakukan sesuatu hanya utk membuktikan diri ke orang lain๐Ÿ˜Š

Kalo bisa bermanfaat dan berprestasi alhamdulillah.
Jika belum bisa, yg penting Allah ridho ga dg hobi kita itu?
[21/10 20.49] Yunda Fitrian: Panggil teteh, kakak, atau mba aja biar berasa muda๐Ÿ˜†

Cara ngurangin stres krn tumpukan tugas cuma satu: KERJAKAN!๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ’ช๐Ÿป

Buat catatan apa saja yg harus dilakukan, deadline nya kapan.
Hari ini mau ngerjain apa, jam brp?

Kebanyakan kita menghabiskan waktu buat memikirkan masalah dan bukan melakukan solusi๐Ÿ˜…
[21/10 20.49] Yunda Fitrian: Airine_SMAN 8 Tangerang

Apa tanda-tanda stress yang berlebih? Apa kurang minat dengan hobi lagi juga termasuk?
[21/10 20.52] Yunda Fitrian: Betul sekali airine.

Stres yg berlebih bisa jadi depresi, ini harus ditangani oleh profesional (konselor, psikolog, psikiater).

Cirinya menarik diri (gak mau ketemu orang), gak minat lagi sama hobi, lebih banyak murung.
Kalau sampai berlangsung 2 bulan berturut turut, baiknya ajak langsung utk konseling.
[21/10 20.53] Yunda Fitrian: Aulia_SMAN 6

Ketika kekeluargaan yg telah lama di bangun oleh kakak2 ku di sekolahan ku... lalu pemimpin sekolah kami mendapatkan sebuah gagasan tentang pengajaran oleh yayasan baru lalu di beri kesempatan untuk mengemukakannya, hal itu membuat sebuah perubahan yg besar pada ekskulku di mulai dari perubahan pembina, murabbi2 nya, pengajarannya berubah yah menurut saya lebih seru namun banyak hal yg saya tidak suka seperti seringnya berkumpul tanpa hijab.

Semua perubahan itu membuat kakak2ku tersingkir dari sekolahanku dan dari perubahan itu buat saya males berkumpul di ekskulku namun sangat khawatir kalo adik2ku di biarkan.

Kak dari cerita itu gimana yah caraku bersikap?
[21/10 20.55] Yunda Fitrian: Menurut aulia, yg paling bisa aulia lakukan apa?

Pikirkan satu tindakan kecil yg bisa dilakukan mulai dari diri sendiri dan saat ini juga.

Baca keadaan sekitar. Baca kondisi guru,kakak2, dan teman2.

Menurut aulia, apa yg mereka butuhkan?

Apakah kebutuhan itu bisa aulia penuhi?

Apa lagi yg bisa aulia lakukan?
[21/10 20.56] Yunda Fitrian: Qurrotu_UIN jkt,

Bagaimana cara menghadapi teman yang suka meremehkan kita disaat kita pengen mendalami ilmu, kita suka dibilang sok sok an, trus dibilang sok syar'i?

Kadang bikin hati tersinggung dan bikin gk nyaman aja gitu.

Terimakasih kakak๐Ÿ˜Š
[21/10 20.57] Yunda Fitrian: Balik lagi.

Lebih mudah ngubah temen2 supaya jadi sosok yg menerima qurrotu,

Atau

Mengubah cara qurrotu melihat ejekan mereka?
[21/10 20.58] Yunda Fitrian: Berhubung sudah ada beberapa yg tanya ttg menghadapi teman yg kepribadiannya kurang menyenangkan, coba yuk buat reframing dr kondisi ini..
[21/10 20.59] Yunda Fitrian: Misal: diejek sok suci krn kebanyakan ngaji.

Reframing: alhamdulillah masih ada temen yg bisa jadi ladang pahala utk mempraktekkan ilmu di kajian2 yg aku ikuti (praktek sabar)
[21/10 21.01] Yunda Fitrian: Misal: hobi menggambar kita diremehkan oleh ortu atau saudara.

Reframing: oh mungkin menurut mereka ga ada gunanya. Kalo gitu aku jadi semangat utk nunjukkin bhw menggambar itu sangat menjanjikan buat masa depan, secara ini era digital

[21/10 21.04] ‪+: Mungkin seperti ini ya kalimat pertanyaan dee, agar todak keluar dr tema, dan mba Yunda bisa jawab dan tetap fokus dg tema

*Ada perubahan dalam sistem sekolah yang menyebabkan saya malas berkumpul dg ekskul namun mengkhawatirkan adik2 kelas jika terpengaruh dg sistem baru yg gak baik tsb. Bagaimana sebaiknya saya menyikapi permasalahan tsb agar tidak stress?*
[21/10 21.05] Yunda Fitrian: Memang tidak mudah melakukan reframing.

Apalagi kalau ketidaknyamanan itu kita hadapi setiap hari.

Kembali lagi, memang tidak mudah utk jadi orang baik yg dirindukan surga.

Ketika dada terasa sempit oleh sikap dan komentar orang lain, bukankah itu tandanya Allah sedang menunggu  kita curhat padaNya?
Agar semakin dekat dan khusyu dalam sholat.
[21/10 21.09] Yunda Fitrian: Sedikit sharing sambil nunggu yang mau tanya lagi..

Untuk membiasakan reframing, dalam Islam kita mengenal manajemen qolbu.

Semakin terkelola dg baik hati kita, semakin jernih ia melihat segalanya.

Daripada merasa diri sbg korban, tingkatkan derajat menjadi penyintas/survivor.

Kasihani saja orang2 yg mengejek, egois,.dst.

Karena mereka memang patut dikasihani.

Doakan kebaikan dan hidayah bagi mereka, kelak doa terbaik dr malaikat pun sampai pada kita.
[21/10 21.10] ‪+‬: Silahkan juga, temen2 yg mau memberi tanggapannya, boleh ijin dulu sampai saya persilahkan baru posting tanggapannya ya
[21/10 21.13] Yunda Fitrian: Yeni

Ada orang yg stres tiap ketemu org yg pernah bikin kecewa.

Baiknya apa ya, yg bisa kita bantu ke dia?
[21/10 21.15] Yunda Fitrian: Kasi tau tentang 2 cara tadi yen..

Mau ubah orang yg bikin dia kecewa,

Atau ubah cara pandang biar ga stres terus?

Dan sebagian orang ada yg tipenya pengeluh. Jadi stres terus๐Ÿ˜…
[21/10 21.17] Yunda Fitrian: Indah

Ada orang yg sering berhalusinasi hewan contoh kecoa ada 100 di rumahnya. negatif thinking sm org. Sering suuzhon kl penyakit yg dia punya krn diguna2 org lain. Itu ada indikasi stres bukan?
[21/10 21.17] Yunda Fitrian: Wah..ini mirip gejala gangguan jiwa skizofrenia, indah.

Kalau sudah sampai berhalusinasi, sulit membedakan nyata dg khayal, baiknya dibawa ke psikolog.
[21/10 21.18] Yunda Fitrian: Kita tidak bisa juga langsung mendiagnosa tanpa pemeriksaan ahli๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ™๐Ÿป
[21/10 21.18] Yunda Fitrian: Itu awalnya stres juga
[21/10 21.18] ‪+6‬: Artinya, banyak ngeluh bisa jadi pemicu qt stress ya kak?

Misal, ngeluh aduuh amanah ini itu, disana dan dsitu, belum selesai satu sudah bertambah lagi,,

Atau sperti tugas kerjaan dikantor atau sekolah yg semakin menumpuk, buat qt stress krna banyak memgeluhnya ketimbang gerak bekerja utk menyelesaikannya~
[21/10 21.19] Yunda Fitrian: Bisa jadi..

Ngeluh bukannya ga boleh sih.

Sesekali wajar ngeluh.

Tapii kalau setiap saat setiap waktu yaa capcaay deeh๐Ÿ˜…๐ŸŒฝ๐Ÿฅ•๐ŸŒถ๐Ÿฅ’
[21/10 21.23] ‪+‬: Kalo halusinasinya, lebih seperti membayangkan sampai mengeluarkan kata2
"Ah,, coba saya bgini, seharusnya itu gak akan terjadi,,"

Terus dia membayangkan runut, sperti membuat cerita sendiri dg hayal dia, yg tidak sesuai dengan kenyataan itu bagaimana kak?
[21/10 21.25] ‪+‬: Silahkan mba Yeni, tanggapannya..
[21/10 21.26] Yeni Mybest: Kita nya juga mesti sabar dan banyak doa yaa buat menenangkan ybs

Baiklah..
Dicoba kalo ketemu lagi kondisi begini
[21/10 21.26] Yeni Mybest: Capcaayyy enakk MyBest๐Ÿ˜‹
[21/10 21.27] Yunda Fitrian: Halusinasi itu mempersepsi yg tidak ada menjadi ada, secara indrawi (suara, visual, dst).

Kalau yg fani contohkan itu sepertinya khayalan biasa selama dia tau kejadian sebenarnya tidak begitu.
[21/10 21.36] ‪+: Dari 2 cara utk menghadapi stress ini, antara ubah situasi dg ubah cara pandang/reframing,

Sepertinya, lebih efektif yg kedua ya kak,,

Jika dilihat scara umum dr kebanyakn pertanyaan teman2 disini,

Betapa luar biasa dampak dr reframing ini,
Apa cara merubah sudut pandang ini berkaitan erat dan berbanding lurus dg kedekatan qt dg Allah swt.?
[21/10 21.38] Yunda Fitrian: Wallahualam krn kedekatan hamba dg Allah, hanya Allah yang tau๐Ÿ˜‡

Yg jelas, d negara barat sana yg bukan Muslim pun sdg kembali pada positive psychology: memberdayakan diri lewat pola pikir yg positif
[21/10 21.40] ‪+1‬: Kak Yunda, mau nanya lagi...

2⃣ Boleh gak sih kalau cara ngubah framing-nya gini:

'Ngarang' cerita yg cukup logis, lalu disugestikan ke diri sendiri bahwa sebenarnya itu yg terjadi... bukan seperti framing sebelumnya (yg dulu). Kasusnya, utk healing diri sendiri. Hehe
[21/10 21.41] Yeni Mybest: Ketidakmampuan kita mengungkapkan apa yg sedang kita rasakan apakah bs menyebabkan stres yg fatal?
[21/10 21.42] Yunda Fitrian: Jadinya ngarang cerita yg dimaksud di sini lebih ke reka ulang dari sudut pandang yg berbeda mungkin ya?

Boleh2 aja, selama bukan membohongi diri yaa๐Ÿ˜…

Bedanya kalo membohongi diri itu udah tau tapi ga mau ngaku
[21/10 21.43] ‪+‬: Iya, Kak. Reka ulang dari berbagai kemungkinan.
[21/10 21.44] Yunda Fitrian: Fatal tidaknya tergantung tingkat stresnya yen..

Tapi ketidakmampuan mengungkapkan itu bisa membuat orang tambah stres: iyap.

Jadi kita perlu banget ngungkapin stres kita. Bukan curhat aja kok caranya. Bisa dg olahraga, seni, bahkan berkarya.
[21/10 21.44] Yunda Fitrian: Bisaa
[21/10 21.45] Yeni Mybest: ๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ˜˜
[21/10 21.49] ‪+‬: Nah, kalo negara barat mengenalnya dg bahasa itu kan ya, positive psychology,

Sdgkan qt sebagai muslim, harus lebih meyakinkan diri bahwa segala masalah yg ada sejatinya sebagai tempaan diri, ujian lagi apakah qt sudah yakin belum bahwa disetiap kesulitan, Allah juga memberikan kemudahan..

 _berprasangka baiklah kepada Alloh_

Maka reframing akan midah qt buat, bgitu bukan kak?
[21/10 21.51] Yunda Fitrian: Betul betul betul๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜‡
[21/10 21.51] Yunda Fitrian: Airine SMAN8
Kak, maaf nanya lagi.. bagaimana kalau terus menerus merasa menjadi korban karena stress belum bisa memaafkan orang? Apa hal tsb. bisa dikategorikan sebagai orang yang sombong?
[21/10 21.54] Yunda Fitrian: Sombong itu: menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.
Apakah sampai pada definisi itu perasaannya?

Memaafkan memang sulit. Hanya bisa dilakukan oleh orang yang kuat (jiwa dan keyakinannya pada ampunan Allah).

Selama kita terus menerus merasa sbg korban, selamaitu pula kita membawa penyakit dalam hati.

Rugi sebenarnya. Coba latihan reframing, krn kesalahan orang lain pasti ada hikmahnya buat kita
[21/10 21.55] ‪+‬: Maa syaa Alloh,

Liar biasa sekali, diskusi online qt malam ini teman2,
[21/10 21.55] ‪+‬: Mungkin dari ka Yunda masih ada kalimat terakhir utk kami sbg penutup?
[21/10 21.58] Yunda Fitrian: Alhamdulillah, semoga bermanfaat.

Kembali lagi intinya,  Allah sesuai persangkaan hambaNya.

Dia Mahabaik, jika kita yakin akan kebaikanNya.

Mohon maaf atas segala khilaf.

Semoga silaturahim kita tetap terjalin๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜

Jazakillahkhairankatsir๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜๐Ÿ™๐Ÿป
[21/10 21.59] Yunda Fitrian: Ohiya mohon izin saya akan posting resume kulwap ini di blog saya, boleh sekalian intip baca2:

jejakyundafitrian.blogspot.com

No comments:

Post a Comment