Sunday 3 December 2017

Tantangan hari 1 Melatih Kemandirian Anak

Tantangan Kemandirian 10 Hari

Jumat lalu kelas Bunda Sayang kembali bertemu. Kali ini kami berkumpul di Sanggar Kemuning Mbak Ventri di bilangan Kampung Sawah.

Alhamdulillah pertemuan berlangsung hangat meski di akhir acara kami sempat pindah dari kebun ke selasar karena hujan angin ringan.

Setelah mereview materi 1 dan menutupnya dengan aliran rasa masing-masing, Mbak Nani memimpin diskusi tentang materi 2 yaitu Melatih Kemandirian Anak. Kami diminta mengucapkan 1 kata yang terpikir ketika mendengar kata mandiri. Kami juga berdiskusi mengapa harus melatih kemandirian anak.

Kesimpulannya, kami sepakat bahwa melatih kemandirian anak sangat penting. Sebagai orangtua kami tidak akan hidup selamanya untuk melayani anak. Sebagai individu, anak perlu kemandirian sebagai keterampilan untuk survive dalam hidup.

Kami lalu diminta untuk menuliskan pengalaman proses melatih kemandirian anak yang sudah tercapai sejauh ini.

Tulisan dirinci menjadi tugas, usia, dan bagaimana cara melatih kemandirian tugas tersebut.
Tulisan kami dikumpulkan di papan tulis lantas kami diberikan waktu untuk membaca seluruh pengalaman tersebut. Kami diharapkan dapat mencari inspirasi untuk tantangan 10 hari berikutnya.

Kali ini tantangan 10 harinya adalah melatih kemandirian anak. Cara mengerjakannya, kami harus memilih 1 anak dan 1 skill kemandirian yang akan dilatihkan. Tantangan dilakukan 1 bulan ini, tiap skill dapat dilatih selama 1 pekan. Jadi total ada 4 skill yang dilatih selama 1 bulan.
Untuk tantangan 10 hari berarti kami akan melaporkan 2 skill.

Malam harinya, saya berdiskusi dengan si sulung dan si tengah. Saya tanya menurut mereka mandiri itu apa dan pentingnya apa untuk mereka.
Awalnya si tengah tak paham, tapi setelah si sulung menjawab, ia dapat menjawab benar dengan bahasanya sendiri.

Kata si sulung, mandiri itu mampu mengerjakan semua sendiri, penting karena ibu tidak mungkin bantu semuanya terus menerus. Si tengah berkata mandiri itu gak dibantu ibu, penting karena kita udah gede.

Saya pun mengapresiasi jawaban mereka sambil mengkonfirmasi bahwa mandiri artinya mengerjakan sendiri apa yang sudah bisa dilakukan. Penting karena usia mereka sudah besar, tidak bisa bergantung terus pada ibu. Saya tambahkan pula pertanyaan mereka lebih senang bisa sendiri atau dibantu terus? Alhamdulillah mereka menjawab lebih suka bisa sendiri.

Saya beritahu targetnya bahwa pekan ini untuk kakak saya akan melatih kemandirian membereskan mainan. Sementara si tengah kemandirian untuk istinja (cebok usai BAB) sendiri.

Dalam tantangan kali ini saya memilih melaporkan perkembangan si tengah.
Hari Sabtu lalu adalah hari pertama latihan kami. Ketika si tengah mulai mau BAB, biasanya ia minta bukakan celana.

 Nah, kali itu saya kembali jelaskan hari ini kita mulai latihan, jadi Nafsa buka celana sendiri.
Ia pun menurut dan mulai buka celana sendiri.

Ketika mau instinja, saya lupa sabun masih dalam posisi tinggi tidak terjangkau oleh Nafsa. Saya pun mengambilkannya. Lalu mulai proses istinja sambil mententir Nafsa.

“Gini ya Kak besok kalau mulai mau cebok sendiri. Ini sabunnya dibasuh dulu ke tangan. Terus tangn kiri usap bagian pantat tempat bekas BAB. Sambil diguyur pakai tangan kanan. Kalau terasa sudah bersih, cuci dua tangan pakai sabun. Bilas deh"
Saya ucapkan semua sambil melakukan proses istinja. Saya lihat ia menyimak dengan baik.

Selesai istinja saya minta ia memakai celana sendiri. Biasanya ia suka minta dipakaikan. Alhamdulillah Nafsa berhasil mengenakan celananya sendiri.

Latihan hari pertama selesai. Tugas saya berikutnya adalah meletakkan sabun pada tempat yang terjangkau oleh Nafsa.
Bersambung :)

#KuliahBunsayIIP
#Melatih Kemandirian
#Level2
#Tantangan 10 hari

No comments:

Post a Comment