Friday 19 June 2015

Memelihara Hewan Kesayangan Tanpa Repot


Memelihara hewan bisa menjadi sebuah kegiatan pengembangan karakter untuk anak. Tanggung jawab, kasih sayang, kepedulian, serta disiplin dapat dikembangkan selama anak merawat hewan kesayangannya.
Memelihara hewan memang membutuhkan energi dan waktu ekstra. Mulai dari memberi makan, membersihkan kandang, menjaga kebersihan dan kesehatan hewan, sampai berurusan dengan kotoran hewan kesayangan. Karenanya, sebagian orang tua tidak mengizinkan anaknya memelihara hewan. Terlebih jika anak dirasa masih belum dapat bertanggung jawab penuh secara mandiri terhadap hewan kesayangannya. Saya termasuk dalam tipe orang tua seperti ini. Berbeda dengan suami yang selalu mendambakan punya kelinci, ayam, bahkan kambing di rumah sendiri. Semua hewan yang disebut barusan tidak mendapat SIM (surat izin memelihara) dari saya. Dasar memang pecinta hewan, suami tetap bisa membujuk rayu untuk punya hewan peliharaan. Pilihan itu jatuh pada ikan.
Sejak menikah 6 tahun lalu, suami jatuh bangun memelihara ikan koi. Sempat di tahun pertama pernikahan, ia kehilangan 20 ekor koi bersamaan karena kecelakaan teknis pompa air akuarium. Saat itu ia terlihat sangat terpukul.  Namun ternyata tidak ada kata kapok, karena beberapa bulan kemudian ia kembali asyik dengan koi koi baru. Begitu pula setahun yang lalu saat kaca dasar akuarium pecah dan koi terpaksa diungsikan ke orang tua dan tetangga. Atau beberapa bulan lalu saat 15 koi lagi lagi mati karena kecelakaan pompa air. Semua tak pernah memutus kecintaan suami untuk memelihara ikan koi.
Nah, jika ingin mengembangkan karakter anak lewat memelihara hewan tapi tak mau direpotkan dengan urusan kebersihan, ada alternatif hewan yang pas dengan pertimbangan ini: kelomang. Ya, hewan imut bercangkang ini ternyata sangat mudah untuk dipelihara. Awalnya suami saya berkata bahwa kelomang tidak akan hidup lama, paling 3 hari. Waktu kami membelinya, anak anak senang bukan main. Mereka tak henti memperhatikan dan merawat dua ekor kelomangnya. Tiap bangun pagi, mereka rutin menengok kelomang cilik yang kami beri sebuah rumah dari wadah plastik. Supaya tidak cepat mati, kami berikan pasir, batu karang, serta cangkang kerang (asli dari laut). Tiap wadah itu kering, kami isi dengan sedikit air agar tetap basah. Kami juga memberi makan sesuai saran si abang penjual, yakni irisan mentimun. Alhamdulillah, sudah hampir 2 bulan kelomang menemani kami. Saya lihat, anak anak pun belajar bertanggung jawab dengan hewan kesayangan mereka. Mereka mengamati kapan harus buang sisa timun, menambah air, mengawasi kelomang berjalan di lantai, dan lain lain.
Saya yang biasa anti hewan peliharaan, sekarang kepincut dengan duo kelomang tersebut. Ternyata oh ternyata, semua ada alternatifnya jika kita mau mencoba :)




No comments:

Post a Comment