Monday 14 October 2019

Trauma Healing



Trauma Healing

"Aduh, aku trauma deh belanja di XYZ antrenya puanjaaang banget!"

"Anakku trauma main sama Si JKL, soalnya dia tuh pernah mukul anakku!"

Kata trauma sering kita sertakan dalam percakapan sehari-hari. Tapi, apakah kita sudah memahami apa sih trauma itu sebenarnya?


Tulisan singkat ini adalah sedikit rangkuman (karena aslinya banyak banget yang perlu dirangkum :D)  dari dua hari workshop trauma healing yang saya ikuti beberapa bulan lalu.



Apa itu trauma?


Trauma adalah respon emosi saat peristiwa negatif berlebihan.


Peristiwa negatif berlebihan adalah kondisi yang membuat tubuh, pikiran, perasaan, tidak nyaman hingga menimbulkan perasaan tidak berdaya. Semua ini sifatnya subyektif, tergantung persepsi orang yang mengalami.


Tanda dan gejala trauma adalah sebagai berikut:


-terlalu banyak perasaan atau justru sedikit, tak berperasaan
-putus asa, merasa tak tertolong
-tak berharga
-malu, takut
-marah, dendam
-duka, sedih
-cemas, serangan panik



Kemampuan bina hubungan:
-sukar percaya
-sukar menjalani hubungan
-mengalami masalah seksual
-takut terhadap orang lain
-terkucil dan menarik diri
-tak menyadari berada dalam situasi bahaya
-tak tahu bagaimana memberi dan menerima dalam hubungan
-berulangkali mencari seseorang untuk melindunginya


Tubuh:
-ingatan tubuh dan kembali mengalami atau menginderai
-sukar tidur termasuk mimpi buruk
-Keluhan fisik seperti sakit kepala, muntah, nyeri lambung, nyeri otot, keluhan pencernaan
-kelelahan fisik


Pikiran:
-perhatian berlebihan pada situasi tertentu
-sulit konsentrasi
-bingung
-hilang ingatan


Perilaku:
-mencelakai diri sendiri
-terlibat dalam perilaku adiksi
-mencari hubungan seksual atau menghindarinya
-memanfaatkan dan melecehkan bahkan melakukan kekerasan terhadap orang lain


Banyak trauma berasal dari 5 tahun pertama kehidupan. Sebab saat itu manusia berada dalam fase kanak-kanak yang masih sangat terbatas kemampuannya dalam mengelola pikiran, perasaan, dan gerakan.


Jika memori traumatik terus membayangi hingga mengganggu kehidupan sosial setidaknya selama 2 bulan berturut-turut, membuat kita berniat mengakhiri hidup atau menyakiti orang lain, maka kita perlu mencari bantuan profesional untuk mengatasinya.


Dampak Trauma


Pak Asep Haerul Gani, narasumber workshop yang saya ikuti, dengan berkelakar mengatakan bahwa semua orang di ruangan ini korban trauma dan kita masih hidup sampai hari ini, baik-baik saja. Jadi tidak ada yang perlu ditakutkan dari trauma. Manusia punya kemampuan alamiah untuk sembuh dari trauma.


Namun yang perlu diwaspadai dari trauma adalah potensi perilaku maladaptif yang akan keluar ketika terpicu stimulus yang mirip dengan kejadian di masa lalu.


Misal, XYZ pernah mengalami bencana tsunami. Pada peristiwa tersebut, kedua orangtuanya menjadi korban.


Sampai saat ini , XYZ masih merasa gemetar, kepala pusing, keringat dingin ketika mendengar kata bencana dan tsunami. Hal ini membuat kondisinya terkadang tidak stabil.


Atau seorang istri yang pernah mengalami pelecehan seksual di masa kanak-kanak, tidak mau melayani suami karena memori traumatik yang menghantuinya.


Karena itulah, trauma perlu ditangani dengan tepat.


Bagaimana menyembuhkan trauma?


Saya ingin menekankan bahwa kesembuhan itu berasal dari Allah semata. Apa yang kita lakukan adalah semata ikhtiar, yang hasilnya menjadi kewenangan Allah.



Tema penyembuhan trauma adalah seputar merespon aspek Thinking, Feeling, Acting, dan Need yang terjadi saat seseorang mengalami peristiwa traumatik.


Penjelasannya sebagai berikut.


Thinking: mengalirkan apa yang kita pikirkan saat peristiwa itu terjadi.

Feeling: mengungkapkan apa yang kita rasakan saat peristiwa terjadi.

Acting: menyatakan yang ingin dilakukan saat peristiwa itu terjadi.

Need: menyampaikan apa yang dibutuhkan saat peristiwa itu terjadi.

Keempat hal inilah yang perlu dialirkan jika ingin menyembuhkan peristiwa traumatik.

Teknik trauma healing banyak, namun pada intinya adalah mengalirkan semua aspek di atas dalam bentuk cerita lisan, menggambar, psikodrama/bermain peran, menulis, atau mengimajinasikan kembali memori traumatik bagai menonton film dalam kepala kita.


Demikian rangkuman singkat workshop trauma healing yang pernah saya ikuti. Semoga bermanfaat ;)

No comments:

Post a Comment