Wednesday 10 October 2018

Anak Shalihah Menuju Ibu Shalihah


Rasulullah Shallallahu alayhi wasallam bersabda; "Ada tiga hak anak yang harus ditunaikan oleh orang tuanya: 1. Dipilihkan ibu yang shalihah, 2. Diberi nama yang baik, 3. Diajarkan kepadanya Al Qur'an".

Bicara fitrah seksualitas perempuan berarti menyiapkan mereka menjadi sebaik-baik pendidik dalam keluarga. Sebab peran utama seorang perempuan adalah menjadi madrasah bagi anak-anaknya. Tentu tanpa mengesampingkan peran ayah sebagai kepala sekolah, penanggung jawab utama dalam keluarga.

Saya mengutip pernyataan Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid dalam bukunya Cara Nabi Mendidik Anak:

Keberadaan seorang ibu shalihah sangat diperlukan. Seorang ayah yang shalih tidak akan mampu sendirian mengamankan bentengnya. Keduanya harus bersama-sama menjaga putra putri mereka. Sejumlah kaum lelaki dikerahkan untuk membangun masyarakat Islami akan sia-sia jika tidak mengikutsertakan wanitanya. Karena merekalah para penjaga tunas masa depan (generasi).

Peran sebagai ibu adalah kemuliaan yang membuat derajat seorang perempuan tiga kali lebih utama untuk mendapatkan bakti anak, dibandingkan peran seorang ayah.

Bahkan dipilihkan calon ibu yang baik adalah hak bagi seorang anak sejak sebelum ia dilahirkan dalam sebuah keluarga. Itulah mengapa parenting dalam Islam selalu dimulai dengan bahasan pra nikah. Dan bahasan pra nikah selalu dimulai dengan memilih pasangan yang baik agamanya.

Berdasarkan berbagai referensi  yang pernah saya dengar  dan baca, saya merumuskan beberapa poin dalam mempersiapkan anak perempuan menjalankan peran ibu dengan sebaik-baiknya. Poin-poin ini juga sudah berusaha saya jalankan terus di rumah:

1. Menumbuhkan fitrah keimanan (tauhid)
Ini adalah poin utama sesuai tujuan penciptaan manusia. Seorang ibu yang baik tentulah harus mengenal Tuhannya sedini mungkin. Proses ini sudah dimulai dalam kandungan. Di usia kehamilan empat bulan, janin sudah bisa mendengar. Memperdengarkan Alquran adalah cara terbaik untuk memulai proses menumbuhkan fitrah keimanan.

2. Mengajarkan anak mengenal kekhasannya sebagai perempuan

Bisa hamil, melahirkan, menyusui adalah tiga keajaiban istimewa yang hanya dikaruniakan Allah untuk perempuan. Melalui cerita dan pengamatan langsung, anak perempuan belajar dari ibunya tentang tiga keajaiban tersebut. Jika ibu terlihat menjalani tiga hal ini dengan sukacita, anak perempuan pun akan memiliki pandangan positif tentang peran ini. Sebaliknya, jika sang ibu menjalani dengan penuh duka, keluh kesah, bahkan kemarahan, bisa jadi anak perempuan akan memandang peran ini secara negatif.

3. Memfasilitasi rasa ingin tahu dan fitrah belajar anak

Kecerdasan seorang ibu berpengaruh dominan terhadap kecerdasan anak. Jika sejak kecil anak perempuan sudah difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya, insyaallah ia akan tumbuh menjadi ibu cerdas yang berdaya guna. Islam sangat menyadari ini sehingga mewajibkan pemeluknya baik lelaki dan perempuan, untuk menuntut ilmu.

4. Mengembangkan adab dan akhlak mulia

Sebaik-baik hamba adalah yang paling baik akhlaknya. Fitrah kebaikan sudah Allah instalkan dalam diri setiap manusia sejak lahir. Tinggal bagaimana orangtua mengaktifkan fitur tersebut.

Pada anak perempuan, adab yang utama untuk diajarkan adalah rasa malu dan kelembutan. Sebab dengan rasa malu ia akan mampu melindungi keindahan fisiknya agar tak mengundang syahwat lawan jenis. Sedangkan kelembutan adalah bekal utama untuk menjalankan peran sebagai pendidik anak-anak.

Dua adab ini tidak menghalangi anak perempuan untuk tetap tampil di depan publik sebagai sosok pemberani dan tegas. Justru akan menjadi pondasi yang kokoh agar tetap menjaga jati diri sebagai muslimah di manapun berada dan peran apapun yang sedang dijalani.

5. Memberi kesempatan anak perempuan berlatih menjalankan peran sebagai ibu

Libatkan anak sedini mungkin untuk mengurus adik dan tugas rumahtangga. Ajak anak belajar bersama untuk menjadi guru di keluarga. Bagaimana membimbing adiknya belajar makan, ganti baju, hingga membaca Alquran. Jika belum ada adik, anak dapat berlatih dengan kerabat atau teman yang lebih muda.

Selebihnya, tetaplah menjadi teman bagi anak perempuan kita. Tempat terpercaya untuk berbagi rahasia dan sosok asyik diajak seru-seruan bersama. Jangan lupa bebaskan anak menikmati masa kecilnya dengan bermain dan mengeksplorasi lingkungan seluas-luasnya, dengan tetap menjaga rambu-rambu agama.

Wallahu alam bishshawab.

#bunsay
#ibuprofesional
#tantangan10hari

No comments:

Post a Comment