Tuesday 27 February 2018

Aliran Rasa Mengamati Gaya Belajar Anak


Alhamdulillah, tantangan kali ini dapat terselesaikan meski saya merasa kurang optimal di sana sini. Manajemen waktu perlu kembali diperketat.
Alhamdulillah lagi, Si Tengah sebagai aktris utama dalam tantangan kali ini sudah sehat kembali :)

Selama mengerjakan tantangan 10 hari tentang gaya belajar, saya cenderung apa adanya alias kurang usaha. Saya merasa gaya belajar anak saya sudah sangat jelas, dominan di auditori dan kinestetik. Ada sisi visualnya tapi tidak terlalu dominan. Selebihnya saya berpendapat bahwa di usia balita, anak masih sangat terbuka menyerap berbagai informasi dari pancaindera. Kegiatan yang melibatkan sensorimotor masih sangat dibutuhkan, tidak terbatas pada dominasi gaya belajarnya saja.

Saya juga seperti menghadapi dilema. Di satu sisi saya berpikir, harus lebih banyak membaca dan mau bersusah payah untuk membuat stimulus pembelajaran bagi anak-anak. Di sisi lain saya masih meyakini bahwa anak semestinya diberi stimulus sealami mungkin. Bukan dijejali dengan yang serba buatan. Diberikan keleluasaan memilih dan berkreasi dengan apa yang ada di sekitarnya, bukan serba difasilitasi dengan bahan yang diada-adakan.

Nah, dua hal itu yang belum sinkron buat saya sehingga bukannya bergerak saya malah freeze. Memilih diam dan cukup mengamati apa yang terjadi sehari-hari. Akhirnya malah jadi merasa kurang proaktif. Ini tantangan berikutnya bagi saya, lebih banyak menggali dan belajar lagi soal stimulasi natural bagi anak.

Selebihnya, saya kembali menghayati pesan dibalik tantangan ini, yaitu agar orangtua semakin banyak terlibat, beraktivitas bersama, mengamati anak, dan berbagi kesenangan dalam keseharian. Seperti yang sudah dicontohkan Bu Septi dan Pak Dodik. Semoga saya bisa terus belajar dan konsisten membersamai tumbuh kembang 3 bidadari.

#level 4
#kelasbunsayIIP

No comments:

Post a Comment